Bab. 27

8 7 0
                                    

Setelah menunggu sekitar 1 jam. Berbarengan dengan perawat yang membawa darah untuk Sam, Sky kini keluar dari ruang donor darah. Wajahnya yang pucat menghampiri Arasya. "Tante, udah jangan nangis." Sky mengusap air mata Arasya. "Kalo Tante nangis, Sam nanti akan memukuliku, dan aku akan mati karena aku tidak punya tenaga lagi untuk melawannya," ucap Sky yang membuat Arasya tertawa.

"Terimakasih ya Nak ...." Arasya tersenyum kepada Sky.

"Iya Tante cantik." Sky kini berdiri dan berjalan sempoyongan menghampiri Han.

"Om, Sam kenapa bisa begini?" tanya Sky berdiri di depan Han.

"Entah ada keributan apa di kantor. Sekitar pukul 11.00 siang, polisi menelepon kantor. Jika mereka menemukan mobil Sam menabrak trotoar jalan, dan ambulan menemukan Sam dan Bella dalam keadaan basah dan berlumuran darah di tepi sungai taman kota," jawab Han menjelaskan apa yang dia tau.

"Siapa yang tega melakukan itu?" lirih Sky prihatin.

"Pelakunya sudah di tangkap," jawab Han.

"Siapa?" Sky penasaran.

"Ervin. Dia yang memukul Sam hingga kepalanya mengalami perdarahan di kantor. Lalu, Freda yang menusuk Bella, dan juga Shasha yang membantu Freda melakukan aksinya, dan semuanya adalah karyawan kantor Hansya," jawab Han.

"Ha?" Sky terkejut. "Sam di pukul di kantor, mobilnya menabrak trotoar jalan, di temukan basah di tepi sungai?" Sky mencerna yang terjadi.

"Iya, Om juga bingung apa yang terjadi. Saat mobil Sam ditemukan, di tempat pengemudi ditemukan banyak darah, dan sepasang sepatu Sam. Di jalan dari mobil Sam ke sungai juga ada tetesan darah." Han memberitahu lebih detail.

"Apakah maksudnya setelah mengalami perdarahan, Sam masih mengemudi mobil? Lalu, darah di jalan? Dia berjalan ke sungai setelah kecelakaan? Dan masih sadar? Ditemukan di tepi sungai bersama Bella? Bella ditusuk, dia pasti tidak sadarkan diri kan? Mereka berdua dalam keadaan basah. Apakah Bella di buang di sungai, dan Sam menyelam untuk menyelamatkannya?" pikir Sky mencoba memahami yang terjadi. "Sam ... Pantas saja kamu kehilangan banyak darah." Sky menghela napas. "Tetapi, bagaimana ambulan menemukan mereka? Apakah Sam sempat menelepon mereka?" Sky bingung sendiri. Kini dia ada di depan ruang ini sendirian, karena semuanya kini pergi ke menunggu di depan ruang IGD.

~ ~ ~

Kreeek...

Dokter yang menangani Sam dan Bella kembali keluar dari ruang IGD.

Arasya dan Hera serentak berdiri menghampiri Dokter tersebut. "Bagaimana keadaan Sam?"

Dokter tersebut tersenyum lega. "Pak Sam, sudah berhasil melewati masa kritisnya. Tetapi, kemungkinan dia akan mengalami koma beberapa hari seperti Bu Bella," ucap Dokter memberitahu keadaan Sam. "Setelah ini, Pak Sam juga akan di pindahkan di ruang ICU yang sama dengan Bu Bella," lanjut Dokter, dan kini para perawat keluar mendorong brankar Sam menuju ruang ICU.

Kini kepala dan kaki Sam sudah selesai di jahit. Sedangkan Bella, setelah menerima kantong darah. Dia segera di pindahkan ke ruang ICU lebih dulu.

Han kini kembali ke kantor, dia segera mengurus surat pemecatan karyawan yang telah ditunjuk Sam. Sedangkan, Tionanta menemani Bella di ruang ICU, dan kini Hera, Arasya dan Sky pergi ke ruang ICU setelah Sam dipindahkan di sana.

.

Sky kini berjalan mendekati tempat tidur Sam. Dia pandang wajah laki-laki yang merupakan sahabatnya sewaktu SMA. Dia kini tersenyum,"Sam. Sudah lama kita tidak bertemu. 11 tahun kita lost kontak, dan sekarang aku bertemu denganmu lagi," batin Sky melihat Sam.

Wanna Be Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang