8. Hanya Kecelakaan Kecil

14.8K 1.3K 64
                                    

Sekarang Aran terdiam merenung di depan pintu kamar rawat Nalya, anak itu terlihat shock akan apa yang dia lihat beberapa jam yang lalu.

"Zara, keadaan Nalya bagaimana?!"

Fia yang baru saja tiba kini berlari kecil menuju Zara, dia datang terburu-buru bersama Ikram dengan Elina yang ada di gendongan ayahnya.

"Belum sadar."

"Kenapa bisa begini?!"

Zara menarik tangan Fia agar mengikutinya berjalan menjauh dari kamar rawat Nalya, atau lebih tepatnya untuk menghindar agar Aran tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Kenapa?" Fia yang tidak paham menatap bingung pada Zara.

"Aku menemukannya tenggelam di dalam bathtub, terlambat sedikit saja nyawanya benar-benar tidak terselamatkan lagi."

"Percobaan bunuh diri lagi? Kenapa?"

"Entahlah, tapi harusnya siang tadi kami bertemu."

"Lalu?"

"Nalya tidak datang, maka dari itu aku menelpon untuk meminta izin datang ke rumahnya langsung tapi dia melarang. Karena merasa curiga aku tetap ke sana dan malah menemukannya tenggelam di bathtub dengan keadaan air yang sudah bercampur dengan darah."

"Tapi Aran ada di rumah,'kan? Seharusnya dia tahu lebih banyak tentang keadaan Nalya, aku akan tanya..."

"Jangan," Zara memegangi bahu kanan Fia menahan agar dia tidak pergi menemui Aran dan bertanya.

"Aran sangat shock melihat keadaan Nalya tadi, kasih waktu buat dia menenangkan diri dulu."

Zara tahu jelas bagaimana perasaan Aran saat ini, anak itu pasti menyalahkan dirinya atas kejadian hari ini. Zara tahu hubungan Aran dan Nalya tidak baik dan sepertinya telah terjadi perselisihan di antara mereka, melihat bagaimana respon Aran tadi dan jawaban anak itu saat Zara bertamu, Aran terlihat kesal dan bingung.

"Tapi apa cuma aku yang tahu soal ini? Kamu nggak telpon siapa-siapa kan?"

"Aku nggak telpon siapapun selain kamu, tapi kita nggak tahu kalau Aran sudah bicara dengan orang lain tentang ini..."

"Hm, ada baiknya kamu pulang. Aku yang akan jaga Nalya di sini, terimakasih sudah menolong Nalya lagi."

Zara melipat bibirnya ke dalam menatap kasihan pada Fia, dia berjalan mendekati Fia dan memberi pelukan untuk wanita ini. Zara yakin Fia ingin tahu apa yang terjadi pada sepupunya itu tapi karena alasan pekerjaan Zara tidak bisa membocorkan informasi apapun tentang pasiennya pada pihak ke tiga tanpa persetujuan dari sang pasien. Karena Nalya sudah mempercayainya dan Zara sudah berjanji pada Nalya.

Zara kenal Fia hanya karena dia bersepupu dengan Nalya, beberapa kali Fia datang menjemput Nalya di tempat Zara dan di situlah mereka mulai kenal. Awalnya Zara pikir Nalya benar-benar sendirian di Palembang tapi setelah Nalya lama tinggal di sini akhirnya Nalya menemukan kerabat dekatnya, yaitu Fia.

"Dia akan baik-baik aja, kita akan tahu setelah dia sadar. Jangan khawatir, Nalya bukan orang gila."

Zara tertawa kecil di akhir kalimatnya berharap itu akan membuat perasaan Fia lebih tenang.

"Iya."

"Kalau begitu, lebih baik kamu urus Aran. Dia jauh lebih terkejut dari kita, aku pamit pulang dulu." Fia mengangguki ucapan Zara.

Fia kembali ke depan ruang rawat inap Nalya setelah Zara pamit. Fia menatap kasihan pada Aran yang masih duduk di kursi itu tanpa mengubah posisinya, Fia langsung menghampiri Ikram untuk bicara dan meminta suaminya pulang bersama Elina sedangkan dia akan tetap di sini menjaga Nalya. Setelah Ikram setuju Fia beralih ke Aran dan menepuk bahu remaja itu.

Pak Hakim - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang