~o0o~
"Tak ada yang salah dengan ambisi, karena semua manusia punya sisi egoisme"
Hari ini adalah ambisi yang sesungguhnya hari ini adalah persaingan yang sesungguhnya dan hari ini adalah keadaan Genius class untuk pertama kali setelah diumumkan nya siswa dan siswi yang berhasil menjadi bagian dari Genius class.
Ayanha masuk kedalam kelasnya dengan perasaan sumringah dirinya tak sabar mendapatkan teman baru yah walaupun penghuni kelasnya kebanyakan laki-laki dan sudah ada beberapa yang Ia kenal.
Ayanha masuk kedalam kelasnya untuk pertama kali dengan wajah bahagia ingin melihat para temannya, tapi saat dirinya masuk yang Ia lihat hanyalah rentetan orang ambis yang sibuk membaca buku. ada juga yang sibuk mengerjakan soal serta hanya ada satu orang yang sibuk main game dan satunya lagi mungkin sibuk mendengarkan lagu.
Ayanha melangkah kedalam bunyi dari sepatu nya membuat atensi kesebelas orang itu mengarah padanya sesaat lalu kembali ke settingan awalnya.
Ayanha memilih bangku yang kosong lalu mendudukan dirinya lalu badannya berbalik mencoba mengobrol dengan Cakra di belakang nya."Cakra." panggil Ayanha.
"Cak." ulang Ayanha namun masih tak dipedulikan oleh sang empu yang asik mabar itu.
"Cakrawala Geza Frankfurt" ucap Ayanha menyebutkan nama lengkapnya dan sukses dibalas sahutan.
"Hmmm."balas Cakra yang mengalihkan fokusnya menjadi ke gadis cantik berponi itu.
"Ini serius kegiatan mereka sedari tadi seperti ini?" tanya Ayanha agak berbisik.
"memangnya harus bagaimana lagi." balas Cakra.
"Melakukan hal yang tidak membosankan." tutur Ayanha berbisik namun suaranya itu masih bisa didengar oleh pendengaran tajam milik Helena.
"Apa yang bisa di pahamin oleh seorang peringkat ke 12." ucap Helena datar.
Kalimat itu sudah jelas Ayanha mendengar nya, tapi entah kenapa ada nada meremehkan dalamnya.
"Maksudnya?" Jawab Ayanha."Kau hanya menjadi option terakhir buat Genius class." ucap gadis itu berdiri dengan angkuh seraya melipat tangannya kedada.
"Terus?" jawab Ayanha tak mau kalah come on Ayanha itu anak debat di sekolah nya dulu.
"Orang seperti mu tidak pantas berada di sini." ucap Helena datar, perdebatan orang itu tak luput dari beberapa pasang mata yang ada dikelas itu.
"Jadi menurut mu orang seperti apa yang pantas?" jawab Ayanha.
"Dia yang punya ambisi" jawab Helena dengan melangkahkan kakinya selangkah ke arah Ayanha.
Ayanha tentu saja tak mau kalah Ia juga melakukan hal yang sama.
"But in reality aku ada di Genius class ini, tidak peduli dengan tanggapan mu layak atau tidak nya aku berada disini." jawab Ayanha santai."Orang seperti mu hanya akan menjadi beban. " sentak Helena.
Ayanha hendak menjawab namun suara yang kelewat dingin menghentikan nya.
"Kalian berisik!" ucap orang itu yang tak lain adalah Angkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius High School
أدب الهواةGenius High School adalah sekolah menengah atas yang menempati posisi pertama selama 4 tahun berturut-turut dengan sekolah sebagai sistem pendidikan terbaik dan ini tentang persaingan untuk mendapatkan posisi pertama hingga suatu hal mengubah opini...