~ Luka ~

2.5K 184 2
                                    

~o0o~

"Nyatanya Aku hanyalah persinggahan
Dikala kau berteduh dari derasnya hujan"

Pagi ini Ayanha bangun dengan meringis mengeluhkan tentang punggung nya yang seakan patah, ini semua karena tendangan dari Selatan jika saja Ayanha tidak ingin ketahuan maka dirinya tidak akan mendapatkan tendangan maut ini.

saat sampai di gerbang Ghs Ayanha lagi lagi meringis dirinya menyentuh bagian punggung nya saat Ayanha lihat dari cermin tadi punggung nya terdapat memar sungguh ini menyakitkan pikir Ayanha.

Ayanha dapat melihat Selatan datang tatapan sinis Ia layangkan pada Selatan tapi tak kunjung merasa puas saat melihat karya seninya terukir indah di wajah Selatan sangat estetik pikir Ayanha dengan langkah tertatih karena kakinya juga terdapat luka Ayanha menepuk bahu Selatan di tengah parkiran motor itu Ayanha tertawa.

"Wajah mu semakin tampan selatan," ucap Ayanha tertawa padahal diri nya sendiri juga dalam keadaan miris.

"kenapa memangnya? " tanya Selatan menaikan satu alisnya sedangkan tawa Ayanha langsung lenyap detik itu juga.

Ayanha memajukan dirinya kearah Selatan. "Bukan apa-apa." balas Ayanha.

"Kau terlihat seperti rubah." ucap Selatan mengacak surai Ayanha sedangkan Ayanha langsung menepis tangan Selatan.

"Iya rubah berekor sembilan," ungkap Ayanha sinis sedangkan Selatan memandang Ayanha dari Atas kebawah.

"Kau kecelakaan?" tanya Selatan melihat banyak nya luka goresan di betis Ayanha, Ayanha merutuk penampilan bad girl nya saat ini kaos kaki hanya sampai mata kaki dan Almet yang tidak dipasang sehingga terpampang jelas banyak luka goresan di betisnya walaupun dirinya memakai jeans semalam tapi kekuatan dari aspal di jalan memang luar biasa.

"Biasa anak gadis," alibi Ayanha dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Belnya sudah berbunyi aku harus segera ke kelas." pamit Ayanha berjalan meninggalkan Selatan dengan langkah tertatih sesekali Selatan lihat Ayanha nampak mengusap punggung nya.

"Jadi semalam itu kamu, Ayanha." gumam Selatan tersenyum miring.

Ayanha dan Selatan sampai di kelas mereka perhatian mereka semua tertuju pada luka lebam di wajah Selatan dan Luka goresan di betis Ayanha tak lupa cara jalan Ayanha yang nampak kesakitan. Ayanha memandang mereka semua penuh tanya mengapa mereka melihat Ayanha seperti itu apa ada yang aneh dari penampilan nya.

"Kalian kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Ayanha.

"Kau ternyata sangat berandalan." komentar Athena dengan terkekeh sinis.

"Apa yang bisa dipahami oleh seorang rapunzel yang terkurung di menara?" jawab Ayanha tertawa.

______

Saat ini Genius class tengah menghadapi mapel yang terbilang paling mereka sukai apalagi jika bukan pelajaran bakat dan minat. dimana semua siswa Genius class akan melakukan kegiatan sesuai minat mereka contohnya Helena dengan balet nya lalu Vivara dengan piano serta Fernando dengan lukisannya.

Ayanha sendiri memilih panahan untuk diri nya tapi selain dirinya ada Diego yang memilih hal yang sama dengan dirinya, Ayanha melirik kearah Diego yang fokus untuk membidik target nya yaitu sebuah apel lalu dengan cepat dia meluncurkan anak panah itu yang berhasil membelah buah apel Ayanha terperangah takjub dia belum semahir itu.

Mencoba peruntungannya Ayanha dengan  fokus melihat sasaran yang ada didepannya Ayanha menarik busur panah itu dan melepaskan anak panah itu tapi dia belum seberuntung Diego anak panah nya meleset dari target san Diego yang melihat itu hanya terkekeh.

"Ingin ku ajari?" tanya San Diego.

Ayanha berbinar bahagia
"mau, aku juga ingin membuat apelnya terjatuh," ucap  Ayanha semangat.

Saat Diego hendak mengajari Ayanha sebuah suara menghentikan aktifitas mereka siapa lagi jika bukan seorang Angkara yang langsung mengambil alih tugas Diego yang harusnya mengajari Ayanha.

Angkara berdiri dibelakang Ayanha mengarah kan tangan gadis itu untuk menarik anak panah dengan tepat jangan tanya kondisi Ayanha jantung nya memompa darah dua kali lebih cepat saat Ayanha menoleh kesamping dapat ia rasakan deru nafas Angkara ayolah mengapa posisi mereka sedekat ini.

"Fokus Ay," perintah Angkara.

Angkara mengarahkan anak panah itu kearah target dan berhasil membidik target dengan tepat Ayanha tersenyum walaupun ini bukan seratus persen usahanya tapi Dia tetap bahagia, Angkara merasa gemas dengan gadis di hadapannya ini dengan gerakan cepat Angkara mencubit pipi Ayanha dan berbisik.

"Aku merindukan pipi bakpao ini," bisik Angkara deep voice yang membuat Ayanha menelan saliva kasar.

Angkara sialan  batin Ayanha.

*****

AYANHA  = PANAHAN & BIOLA

ANGKARA = PANAHAN  & TAEKWONDO

DAVID = BASKETBALL

ATHENA =  HARPA MUSIK

VIVARA = PIANO MUSIK & MODEL

HELENA = BALLET

SELATAN = TEATER

DIEGO = PANAHAN

BINTANG = GITAR

CAKRA = E-SPORT

ASTER = SING

NANDO = MELUKIS

🪷To be continued 🪷

Genius High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang