~o0o~
"Karena semuanya punya
ganjil & genap"Hujan membasahi pelataran kota siang ini suasana mendung serta hujan yang deras menjadi suasana berbeda di siang ini. ini adalah siang dengan kisah yang berbeda dan ini adalah siang dimana anak SMA saling mengerti makna dari sebuah perjuangan.
Ayanha berada di bus dapat ia lihat embun dari hujan yang menempel di kaca jendela bus itu suasana kota nampak sepi dengan guyuran hujan yang seakan tak ingin berhenti.
Ditemani headset sembari mendengarkan lagu Love in the dark yang dibawakan Adele
Sungguh menambah kesan hujan yang sempurna bagi seorang Pluviophile seperti Ayanha.Ayanha mengeratkan jaket berwarna abu-abu yang dipakainya sungguh pikiran nya berkelana mencari kedamaian dan ketenangan. Ayanha dan hujan adalah segala sesuatu yang istimewa tentang hujan yang meredam tangisnya dan tentang hujan yang meredam teriakannya semua tentang hujan.
Rasanya tak rela saat bus ini berhenti Ayanha masih ingin menikmati moment tadi lebih lama. tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat, Ayanha turun dari bus itu dengan biasa saja saat orang lain sibuk dengan payung atau jas hujan Ayanha hanya turun tanpa kedua hal itu.
Tak peduli dirinya basah kuyup hujan diakhir November ini adalah kisah dan cerita yang menarik. Ayanha menengadahkan wajahnya kelangit menikmati rintik hujan yang menerpa wajahnya menikmati hujan menembus kulit nya.
ini adalah hal yang menyenangkan untuknya sampai saat ia menunduk ada sepasang sepatu yang ia lihat Ayanha memandang orang yang berdiri didepan nya dengan payung yang membuat Ayanha tak merasakan basahnya hujan lagi.
"Ngapain main hujan Ay?" tanya Angkara dengan cemas melihat Ayanha yang sudah basah kuyup dengan bibir yang pucat nampak kedinginan.
"Seru soalnya dan menyenangkan untukku." balas Ayanha memandang Angkara yang memakai mantel tebal ah apakah cuacanya sedingin itu.
"Dingin Ay, kau bisa sakit jika seperti ini," ungkap Angkara.
"Terus bawa payung ini fungsinya apa? udah terlanjur basah juga ibarat nya nasi sudah jadi bubur." ucap Ayanha dengan santai tak mempedulikan Angkara yang khawatir setengah mati.
Angkara memandang Ayanha dengan seksama "Kalau kau sakit. itu berarti aku gagal menjagamu."
Ayanha mengernyit bingung "aku bukan anak kecil yang perlu dijaga Angkara,"
"Iya, tapi untuk ku memastikan keadaan gadis bernama Ayanha Clevalandria Denver adalah hal yang harus dilakukan." ucapnya
"Aku merasa tersanjung mendengar mu mengatakan kalimat yang panjang Angkara," ucap Ayanha terkekeh menyembunyikan rasa salting nya akibat ucapan Angkara yang terlampau manis.
Lain sisi ada seseorang yang mencengkram gagang payung nya dengan erat niat hati ingin melakukan hal yang serupa dengan Angkara namun takdir lebih memihak Angkara.
"Aku telat lagi."*****
Angkara berada dibalkon kamar nya sembari menyesap nikotin yang menjadi candunya pikiran nya berkelana ke gadis yang menjadi kesayangannya atau lebih tepatnya pura-pura menjadi kesayangannya. Suara tapak kaki terdengar memenuhi indra pendengaran Angkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius High School
Fiksi PenggemarGenius High School adalah sekolah menengah atas yang menempati posisi pertama selama 4 tahun berturut-turut dengan sekolah sebagai sistem pendidikan terbaik dan ini tentang persaingan untuk mendapatkan posisi pertama hingga suatu hal mengubah opini...