Bab 2

698 47 0
                                    

Suho menuruni anak tangga dengan perasaan yang entah mengapa terasa sangat bahagia bertemu dengan teman lamanya.

"Pak maaf.." panggil seseorang yang mengenakan seragam kerja Hope SHS yang sepertinya salah satu pegawai di Hope SHS.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Suho ramah kepada wanita yang sepertinya berusia baru 27 atau 28 tersebut.

"Mohon maaf, kebetulan untuk penerimaan siswa baru di akhir minggu nanti kami ada agenda rutin untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang kurang membutuhkan, mungkin papinya Kalundra ingin sedikit berbagi melalui Hope Senior High School?" Tanya wanita itu ramah sembari menyerahkan sebuah map berisi berkas tentang acara rutin tahuanan Hope SHS. Suho mengambil map itu, dia menuliskan jumlah nominal yang cukup besar lalu menyerahkannya kembali kepada wanita di hadapannya tersebut.

"Maaf, ini atas nama siapa? Atas nama anaknya atau wali muridnya?"

"Atas nama anak saya saja, Kalundra Semesta Biru." Jawab Suho ramah lalu bergegas menuruni sisa anak tangga.

Langkahnya terhenti saat menyusuri taman tempatnya dulu biasa menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya bersama teman-temannya. Di antara banyaknya sisi sekolah ini yang di renovasi, taman ini adalah salah satu yang tidak mengalami perombakan. Memori-memori indah semasa berseragam SMA kembali terlintas di bayangannya. Tempatnya tertawa, bercengkrama, jatuh cinta hingga patah hati semuanya terbuka satu per satu di memorinya.

"Mengingat masa lalu?" 

Suho mengalihkan pandangannya ke arah anak lelaki yang berdiri di sampingnya. Anak lelaki yang tingginya hampir menyamainya itu ikut menatap lurus ke arah taman yang ada di depan mereka.

Suho hanya tersenyum simpul lalu kembali menatap ke arah taman di depan mereka,

"Di masa lalu, papi pernah banyak membuat kenangan di tempat ini" ucapnya singkat yang membuat Kun menatap papinya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

"Siapa wanita tadi pi?" Kun akhirnya mengungkapkan rasa penasarannya yang membuat papinya hanya tersenyum sambil menatap putranya.

"Adik kelas papi saat SMA, teman satu organisasi di OSIS dan Ketua klub Taekwondo di sekolah."

Kun hanya mengangguk saat melihat mata papinya yang seketika berbinar saat menceritakan singkat siapa wanita yang tadi bertemu dengan mereka di lorong sekolah.

"Dia orang yang selalu mendukung keputusan papi saat masih muda, dia orang yang berani menegur saat papi salah." Lanjut Suho menjelaskan siapa sosok yang ditemui mereka tadi.

"Ceritakan lebih banyak pi."

"Di rumah saja." Ucap Suho sembari menepuk pundak putranya lalu berjalan mendului Kun menuju ke mobil.

Flashback

"Kak, aku numpang ya ke sekolahnya, kakak kuliah pagi kan hari ini?" Tanya Suho kepada Kaluna, kakak perempuannya yang memiliki selisih usia 5 tahun darinya.

"Kenapa gak sama papa aja sih dek?" protes Kaluna di meja makan saat Suho terus merengek minta ikut bersamanya untuk berangkat sekolah.

"Bawa sekalian aja lho kak adeknya, kasihan tuh wajahnya" goda ibunya yang seketika membuat Suho menunjukkan wajah memelas di hadapan Kaluna.

"Iya udah iya. Makanya cepet 17 tahun biar bisa bawa mobil sendiri" protes Kaluna kesal tetapi ucapannya seolah-olah tidak dihiraukan oleh Suho yang sedang menikmati sandwichnya.

Kaluna memacu mobilnya menuju ke SMA Suho yang masih satu lokasi dengan kampusnya.

"Kak, lihat deh cewek itu.." Ucap Suho begitu Kaluna menghentikan mobilnya untuk menurunkan Suho.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang