"Kenapa kemari?" Suho dengan ekspresi terkejut melihat Kaluna memasuki ruang kamarnya.
"Apa aku tidak boleh menengok adikku sendiri?"
"Bukan begitu. Kakak kan baru saja shift malam, apa tidak lelah kemari?" Elak Suho menjelaskan maksud dari ucapannya agar Kaluna tidak salah paham.
"Kun dimana?" Kaluna melihat ke sekitar ruangan untuk mencari keponakan yang sangat disayanginya itu.
"Sedang makan di ruang dalam" Suho menunjuk ke salah satu sisi ruangan kamar VVIP tersebut yang memang di khususkan untuk penunggu pasien.
Kaluna meninggalkan Suho dan menyusul keponakannya yang memang sedang makan.
"Aunty baru datang?"
Kaluna mengangguk sambil tersenyum, tangannya membuka kulkas di ruangan itu untuk mencari air dingin.
"Aunty, boleh aku bertanya?"
"Tentu saja. Ada apa?" Kaluna dengan semangat duduk di dekat Kun untuk mendengarkan pertanyaan anak berusia 16 tahun tersebut.
"Apa hubungan papi dengan dokter Irene?"
Kaluna yang semula bersemangat tiba-tiba terdiam, otaknya terasa membeku saat mendapat pertanyaan dari Kun.
"Setau aunty mereka teman SMA. Ada apa?" Akhirnya hanya itu yang bisa Kaluna berikan sebagai jawaban.
"Tadi malam dr.Irene disini, aku sebenarnya semalam mau mengambil camilanku setelah mandi, tapi saat melihat papi dan dr.Irene bercengkrama akhirnya aku tidak jadi mengambil camilanku. Sepertinya aku sudah lama tidak melihat papi sebahagia itu semenjak kepergian mami"
Kaluna menghela nafasnya pelan lalu tersenyum dan meraih tangan keponakannya,
"Dia mantan kekasih papimu" ucap Kaluna yang tidak mendapat respon apapun dari Kun. Anak lelaki itu tidak terkejut ataupun menunjukkan ekspresi lain, dia hanya bersikap biasa saja mendengar penjelasan auntynya.
"Kau tidak terkejut?" Telisik Kaluna yang penasaran dengan ekspresi datar Kun. Anak lelaki itu menggeleng sambil tersenyum tipis,
"Sepertinya sudah saatnya papi menikah lagi aunty" ucapnya kemudian yang membuat Kaluna menatap tidak tega ke arah Kun.
"Tenang saja, papimu tidak akan menikah lagi" Ucap Kaluna coba menenangkan keponakannya, tetapi anak lelaki itu justru tidak setuju dengan ucapan bibinya.
"Papi harus menikah lagi aunty, papi juga harus bahagia"
Kaluna menghela nafasnya dengan berat, matanya menatap sentimental ke arah Kun yang sedang menikmati makanannya. Kaluna menggenggam tangan Kun,
"Kebahagiaan papimu adalah dirimu" ucap Kaluna lirih sambil menatap intens ke arah Kun.
Anak lelaki itu meletakkan sendoknya, matanya balik menatap ke arah bibinya yang masih memegang tangannya,
"Dan kebahagiaan papi adalah kebahagiaanku. 6 tahun yang lalu aku masih belum mengerti kalau papi harus mendapatkan kembali kebahagiaannya, aku hanya berfikir tidak mau posisi mami tergantikan." Kun menjeda kalimatnya, ingatannya menerawang jauh kejadian menyakitkan yang terjadi sekitar 6 tahun yang lalu.
"Tapi setelah kejadian papi pingsan kemarin, sekarang aku mengerti kalau aku tidak bisa menjaga papi sebaik mami menjaganya, jadi aku berharap papi akan memiliki kebahagiaannya lagi setelah inu" Lanjutnya sambil tersenyum ke arah Kaluna.
Kaluna tersenyum sambil mengusap pundak Kun,
"Terimakasih ya karena sudah selalu menjadi anak baik"
"Seharusnya Kun yang berterimakasih aunty. Semenjak kepergian mami, aunty dan papi bahkan uncle merawatku dengan sangat baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
أدب الهواةMahardika Suho Dirgantara, lelaki tampan berusia 35 tahun yang memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang baru saja masuk SMA. Kehadirannya di acara penerimaan siswa baru di sekolah sang putra membuatnya kembali bertemu dengan sosok wanita cantik...