Pagi itu, Suho kembali mengantar Kun ke sekolah. Sepanjang perjalanan Kun hanya diam, mungkin dia masih marah dengan papinya walaupun hukumannya sudah berjalan selama 2 minggu.
"Mau sampai kapan mendiamkan papi?" Suho akhirnya membuka pembicaraan dengan putranya saat menunggu lampu merah berubah menjadi hijau.
"Siapa yang mendiamkan?" ucap Kun dengan ekspresi yang masih terlihat kesal.
"Apa kau bertemu mamimu beberapa saat yang lalu?"
Kun yang sedari tadi tidak mau menatap papinya, akhirnya memandang papinya dengan tatapan terkejut.
"Tidak usah terkejut begitu." Suho yang melihat ekspresi terkejut putranya hanya tersenyum tipis.
"Jangan lupa nanti pulang sekolah kita ke makam mami, putra papi tidak lupa kan kalau hari ini ulang tahun mamimu?"
Kun hanya mengangguk sambil menunduk.
"Ada apa?" Suho melihat ekspresi Kun yang tiba-tiba berubah tentu saja langsung penasaran.
"Aku sudah mulai lupa dengan suara mami pi" jawabnya lirih yang membuat Suho hanya bisa menatap iba putranya. Benar juga, jangankan Kun, dia saja sudah mulai lupa suara istrinya itu.
Suho memarkir mobilnya di halaman parkir sekolah Kun. Lelaki itu tersenyum lalu menepuk pundak Kun lembut,
"Kau tahu, papi selalu iri denganmu"
Kun mengangkat kepalanya dan menatap ke arah papinya dengan mata yang sudah sangat merah, Suho tahu kalau putranya selalu menahan air matanya sejak kepergian maminya.
"Mami menjadi satu dalam dirimu, dia menemanimu seumur hidupmu, sedangkan papi tidak punya itu"
Kun tersenyum tipis saat papinya mengingatkan ada sesuatu dari maminya yang sudah menjadi satu dengannya dan akan terus menemaninya seumur hidup.
"Pergilah. Nanti papi jemput saat sudah jam pulang sekolah."
Anak lelaki yang minggu depan berusia 16 tahun itu segera turun dari mobil mewah papinya. Sebelum pergi, dia kembali mengetuk kaca mobil papinya.
"Ada apa?" Tanya Suho saat Kun kembali mengetuk kaca mobil mereka.
"Jangan lupa nanti belikan ice chocolate favorit mami ya Pi"
Kun segera berlari meninggalkan mobil papinya setelah dia mengingatkan tentang salah satu minuman favorit maminya.
"Putra kita akan berulang tahun minggu depan, tetapi kenapa hanya dia yang selalu kau datangi dalam mimpi? apa kau tidak mau datang ke mimpiku?" Gumam Suho pada dirinya sendiri.
Lelaki itu menghela nafasnya perlahan, ada rasa rindu yang teramat tiba-tiba menyeruak dari dalam hatinya. Walaupun pernikahan mereka di awali dengan sebuah tragedi, tetapi dia benar-benar mencintai istrinya seiring berjalannya waktu, dan 10 tahun hidup bersama bukan waktu yang singkat.
Suho memacu mobilnya dan mulai keluar dari area parkir, mobilnya dia bawa ke konstruksi bangunan W-Hospital.
"Direktur, anda disini?" Pak Kim terlihat sedikit terkejut begitu melihat Suho turun dari mobilnya. Hari ini bukan jadwalnya Suho untuk melihat ke kontruksi, itu yang menyebabkan pak Kim sedikit terkejut.
"Saya hanya ingin mampir dan melihat konstruksi"
Sesaat setelah Suho selesai memeriksa konstruksi bangunan, dia yang sudah bersiap masuk ke mobilnya seketika mengurungkan niat saat melihat mobil sport warna dark gray memasuki area kontruksi. Tanpa sadar Suho tersenyum tipis saat tahu mobil milik siapa yang sedang memasuki wilayah konstruksi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionMahardika Suho Dirgantara, lelaki tampan berusia 35 tahun yang memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang baru saja masuk SMA. Kehadirannya di acara penerimaan siswa baru di sekolah sang putra membuatnya kembali bertemu dengan sosok wanita cantik...