Bab 9

359 43 2
                                    

Setelah kuliah selesai, Thea bergegas pulang ke rumahnya, sementara Suho bergegas menuju ke tempatnya bekerja.

"Selamat siang, saya Suho yang hari ini mulai bekerja menjadi pramusaji" ucapnya ramah saat memasuki tempatnya bekerja di sebuah restoran mewah tempat dia dahulu biasa menghabiskan waktu untuk makan malam bersama keluarganya, bersama Irene ataupun sekali waktu bersama Thea.

"Ow iya. Saya Adrian, ketua Tim sekaligus pembimbing kamu di tim 2. Kalau ada yang ingin ditanyakan, jangan sungkan tanyakan saja. Saya benci orang terlambat tanpa alasan yang jelas, saya juga benci pencuri dan penipu, jadi selama kamu bukan bagian dari 3 golongan itu, kamu aman di tim saya. Kalau ada senioritas laporkan pada saya, saya hanya ingin menciptakan tim yang menyenangkan untuk semua orang. Mengerti?"

Suho mengangguk tanda dia mengerti dengan semua penjelasan yang dijelaskan oleh Adrian selaku ketua timnya.

"Lokernya disebelah sana" Adrian menunjuk ke salah satu lorong,

"Seragam kamu sudah disana, jadi begitu datang jam 2 siang kamu langsung ke loker lalu ganti pakaian. Setelah itu gantian shift dengan yang masuk pagi. Mengerti?"

"Iya pak. Saya permisi dulu kalau begitu"

"Silahkan" 

Suho keluar dari ruang ganti sudah dengan pakaian pramusajinya, langkahnya terhenti saat pak Adrian memanggilnya untuk mendekat.

"Saya tidak asing ya dengan kamu? Apa kamu pernah melamar disini sebelumnya?"

Suho hanya terdiam, otaknya sedang berusaha mencari alasan karena tidak mungkin dia mengaku bahwa dia dulu sering sekali makan di tempat mewah ini.

"Mungkin anda pernah melihat saya di suatu tempat pak, sebelumnya saya hanya pramusaji part time"

Adrian mengangguk, "benar juga ya. Ya sudah kalau begitu mulai bekerja"

Suho segera berpamitan untuk melakukan pekerjaannya.

Jam demi jam berlalu, tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam yang berarti sudah saatnya Suho untuk pulang.

"Lho, kenapa tidak makan siang?" Tanya mas Rio, salah satu senior Suho di tempat kerja saat melihat Suho memasukkan makan siangnya ke kantong plastik yang dibawanya dari rumah.

"Buat istri saya mas, dia lagi hamil jadi makanannya harus bergizi" jawab Suho sembari tersenyum.

"Benar-benar suami idaman. Salam ya buat istrimu"

"Iya mas, terimakasih. Kalau begitu saya duluan."

Suho berjalan ke arah halte yang tidak jauh dari restoran tempatnya bekerja, belum sampai di halte, gerimis mulai turun yang membuatnya harus berlari untuk mencapai halte lebih cepat.

"Thea, buka pintunya" Teriak Suho sembari mengetuk pintu saat dia sudaha da di luar rumah.

"Ya ampun kamu kok basah kuyup begini? Sebentar aku ambilkan handuk dulu" Thea bergegas masuk ke kamarnya untuk mengambilkan handuk.

Disaat Suho berusaha mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk, Thea bergegas merebus air hangat untuk membuatkan teh hangat sekaligus menyiapkan air mandi untuk Suho.

"Kamu kenapa gak tunggu hujan reda dulu sih?" Omel Thea sambil mengeluarkan barang-barang di ransel Suho, dia takut kalau seumpama ada berkas atau tugas kuliah yang penting di dalam ransel Suho.

"Iya kalau reda, kalau nggak?" ucap Suho sambil tertawa kecil. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambut basahnya sedangkan Thea sedang menyiapkan air hangat untuk mandi.

"Mandi dulu sana, airnya sudah aku siapkan di kamar mandi"

"Baik banget sih istri aku" goda Suho yang membuat Thea bergidik jijik mendengar pujian Suho.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang