"dr.Irene"
Kaluna berjalan mendekat saat Irene menghentikan langkahnya.
"Bisa kita bicara berdua?"
Irene akhirnya membawa Kaluna ke ruangannya. Sebuah teh herbal hangat menjadi teman berbincang mereka pagi itu.
"Maaf kalau saya terlalu ikut campur, tapi apakah dr.Irene benar-benar sudah putus dengan Suho?"
Irene mengangguk, mengiyakan pertanyaan yang diberikan oleh Kaluna.
"Benar-benar tidak bisa kembali?"
Irene manatap Kaluna dengan tatapan tenang. Wanita cantik berusia 33 tahun itu tersenyum ramah.
"Maaf dokter, tapi saya akan menikah 3 minggu lagi" tutur Irene menjelaskan kondisinya yang memang benar-benar tidak akan bisa kembali kepada Suho.
"Apa kesalahannya begitu fatal sampai kau tidak bisa kembali?"
Irene tersenyum penuh arti,
"Saya tidak masalah kalau seumpama hanya mendapat setengah cinta dari Suho, tetapi yang saya tidak bisa adalah hidup di dalam bayang-bayang Thea" jelasnya dengan nada bicara sopan yang tidak mendapat tanggapan apapun dari Kaluna.
"Apa anda mencintai calon suami anda?"
Degggggggg
Pertanyaan Kaluna seolah-olah menamparnya dengan keras. Ada dalam dirinya yang juga ikut mempertanyakan apakah dia memang mencintai Bara atau hanya menjadikan Bara bayang-bayang dari Suho.
"Saya rasa anda masih perlu memikirkannya dr.Irene"
Kaluna membuyarkan lamunan Irene. Wanita itu akhirnya memilih pamit dari ruangan Irene sedangkan Irene masih memikirkan pertanyaan Kaluna tentang cintanya kepada Bara.
Selesai rawat jalan, Irene memutuskan untuk menemui Kun di kamar rawat inapnya. Saat dia masuk, dia sedikit terkejut karena mendapati Suho ada disana.
"Hai Rene..." Sapa Suho canggung. Lelaki dengan pakaian pasien itu melambaikan tangannya dengan kaku yang membuat suasana menjadi terasa sangat aneh.
"dr.Irene mau menemui papi?"
Irene mengalihkan pandangannya ke arah Kun, wanita cantik itu menggeleng sembari tersenyum. Kakinya melangkah mendekat ke ranjang pasien tempat Kun sedang duduk.
"Bagaimana keadaanmu?" Irene menarik satu kursi lalu duduk di samping ranjang Kun, mengabaikan seseorang yang sedang duduk di sofa dan menatapnya dengan tatapan rindu.
"Sudah lebih baik dokter. Dokter yang kemari mengatakan kalau besok saya bisa pulang"
"Syukurlah" ucap Irene dengan helaan nafas lega.
Melihat Kun yang sedang asyik berbincang dengan Irene, Suho akhirnya memilih untuk kembali ke kamar rawat inapnya, membiarkan dua orang yang di sayanginya itu berbicara dengan bebas tanpa ada dirinya.
"Dokter, bolehkah saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja" jawab Irene sambil memotongkan buah untuk Kun.
"Malam itu, setelah acara makan malam, apa anda pergi dengan marah?" tanya Kun dengan hati-hati yang membuat Irene sempat terdiam sejenak.
Irene tersenyum lalu menggeleng, tangannya menyerahkan piring kecil berisi potongan buah untuk Kun, bibirnya terus menyangkal bahwa dia baik-baik saja malam itu.
"Maaf karena malam itu saya bersikap tidak sopan, saya hanya sedikit bingung saja saat itu"
Irene kembali duduk di kursi dekat ranjang Kun, wajahnya menunjukkan ekspresi seolah-olah mempertanyakan kebingungan apa yang Kun rasakan malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
FanfictionMahardika Suho Dirgantara, lelaki tampan berusia 35 tahun yang memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang baru saja masuk SMA. Kehadirannya di acara penerimaan siswa baru di sekolah sang putra membuatnya kembali bertemu dengan sosok wanita cantik...