BAB 4

431 41 3
                                    

Masa sekolah Suho

Suho yang baru saja selesai latihan bulutangkis seketika tersenyum saat melihat sosok Irene memasuki tribun sambil tersenyum melihatnya.

"Mau kemana?" Teriak Jonathan saat Suho berlari ke tepi lapangan.

"Istirahat Jo, capek" jawabnya sambil berteriak sembari berlari kecil menuju ke atas tribun menghampiri Irene yang menunggunya di kursi penonton.

"Hei, ngapain kesini?" Tanya Suho dengan sedikit terengah-engah dan keringat yang masih mengucur deras dari keningnya.

"Ini kak, mau bahas masalah susunan panitia untuk rapat nanti sore" Ucap Irene dengan ekspresi datar sembari menyerahkan kertas yang dibawanya kepada Suho yang sudah duduk di sampingnya.

Suho mengambil kertas yang diserahkan oleh Irene, dia membaca dengan teliti satu persatu nama sekaligus jabatan dan tugasnya dalam kepanitiaan dies natalis kali ini.

"Sudah bagus, tapi untuk sie dokumentasi saranku yang sudah berpengalaman saja, karena itu sesuatu yang harus di eksekusi dengan benar" Saran Suho sembari menyerahkan kembali lembaran milik Irene.

"Ada usul?"

"Aku sama Dio saja cukup kok, nanti sisanya kami kerjasama dengan tim multimedia" ucap Suho sembari mengelap keringatnya dengan lengan kaos bulutangkisnya.

"Jorok kak, kenapa gak pakai handuk aja lapnya?" Ucap Irene dengan ekspresi jijik saat melihat Suho.

Suho melihat Irene dengan tawa kecil yang membuat gadis cantik di sampingnya itu menatap bingung ke arah Suho.

"Kamu kalau lagi Taekwondo memangnya gak pernah keringetan?" Tanya Suho penasaran sambil menatap Irene lekat yang membuat Irene mengalihkan pandangannya ke sembarang arah untuk menghindari tatapan mata Suho.

"Ya keringetan kak, tapi gak sampai yang di seka pakai baju juga." jawabnya ragu sembari mengedarkan pandangannya ke sisi lain agar tidak bertemu tatap dengan Suho.

"Masa sih? Kalau gitu kapan-kapan pas kamu tanding aku mau lihat deh biar tahu beneran di lap pakai baju apa gak" Goda Suho sambil menahan senyum saat Irene sedikit salah tingkah karena tatapannya.

"Eh mau kemana?" Tanya Suho sedikit terkejut saat Irene beranjak dari kursinya dan bersiap pergi.

"Ke ruang osis" jawab Irene dingin dan datar seperti sebelumnya.

"Kita ke ruang osis sama-sama, tunggu aku ganti baju dulu. Jangan kemana-mana" Ucapnya sembari berlari kecil kembali ke lapangan untuk mengambil peralatan bulutangkis miliknya dan bergegas masuk ke ruang ganti.

Irene tidak bisa menolak, dia bahkan belum sempat merespon saat Suho berlari meninggalkannya kembali ke lapangan.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, Suho kembali ke tempat duduk Irene dengan posisi sudah berganti pakaian dan rambut yang masih sedikit basah.

"Kakak mandi?" Tanya Irene penasaran saat melihat rambut Suho masih setengah basah.

"Iya. Biar kalau deket-deket kamu sudah wangi" jawabnya sambil tertawa kecil yang membuat Irene kembali salah tingkah karena ucapan Suho.

"Yuk. Katanya mau rapat?"

"Ow iya.. yuk kak"

Irene segera mengambil tas ranselnya yang sedari tadi dia letakkan di kursi kosong yang ada di sisinya.

Sore itu, rapat berjalan dengan cepat karena memang semua konsep sudah Irene persiapkan hanya dalam waktu semalam. Hal itu juga yang membuat Suho terkagum-kagum dengan Irene, bagaimana bisa dia menyiapkan semua hal dengan sangat tertata seperti ini hanya dalam waktu satu malam?

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang