Bab 34

320 40 1
                                    

Kaluna masuk ke kamar rawat inap Suho saat lelaki itu sedang berbaring dengan tatapan kosong di atas ranjangnya.

"Ada apa dengan ekspresimu?" Tanya Kaluna dengan nada bicara dingin, matanya hanya melirik sekilas ke arah Suho.

Suho menghela nafasnya, lelaki itu bangun dari tidurnya dan duduk di atas ranjangnya.

"Aku rasa aku akan kehilangan Irene"

Kaluna yang sedang meletakkan barang-barang yang dibawanya seketika mengalihkan tatapannya ke arah Suho,

"Apa maksudmu? Kau tidak menemuinya hari ini?" Cerca Kaluna dengan tatapan bingung.

Suho menatap sedih ke arah Kaluna,

"Aku menemuinya"

"Lalu?" Kaluna terlihat penasaran dengan wajah adiknya yang sangat tidak bersemangat.

"Dia marah padaku"

Kaluna menatap bingung ke arah adiknya,

"Bagaimana bisa? Maksudku apa yang kau lakukan sampai Irene marah padamu?"

Kali ini Suho menatap ragu ke arah Kaluna yang sudah menatapnya dengan emosi. Dengan berhati-hati Suho akhirnya menceritakan alasan kemarahan Irene yang mambuat Kaluna benar-benar harus menahan emosinya karena ulah bodoh adiknya.

"Apa kau bodoh? Bagaimana bisa mulutmu mengeluarkan kalimat sebodoh itu?" 

Suho hanya bisa diam melihat Kaluna yang sangat murka dengan sikapnya saat menemui Irene tadi.

"Apa yang kau katakan padanya itu sama saja seperti menuduhnya kalau dia wanita murahan, tentu saja dia marah!" Bentak Kaluna yang benar-benar tidak bisa lagi mengendalikan emosinya.

"Aku memintamu menemuinya untuk meminta maaf dan menjelaskan semua kesalahpahaman, tetapi kenapa kau justru mengacaukan semuanya?"

"Aku hanya emosi saat itu! Dia bahkan mengatakan kalau dia mencintai calon suaminya!" Jelas Suho dengan nada yang ikut meninggi.

Kaluna hanya bisa menghela nafasnya, matanya menatap heran kepada adiknya yang  benar-benar sangat bodoh di matanya.

"Bersiaplah kehilangan Irene untuk selamanya" ucap Kaluna dengan nada kesal. Wanita itu akhirnya memilih meninggalkan kamar Suho untuk menemui Kun.

Di rumah Irene, wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi itu bergegas mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada pesan atau panggilan dari Bara. Tetapi bukannya nama Bara yang tertulis di layar ponselnya, justru nama Suho yang terlihat menelfonnya sekitar 10 kali.

Irene kembali melemparkan ponselnya ke atas ranjang, kakinya menuruni anak tangga rumahnya saat tedengar bel rumahnya dibunyikan dari arah luar. Irene melihat seorang Krystal sedang berdiri di depan pagar rumahnya melalui layar kecil di dekat pintu rumahnya. Irene akhirnya membuka pintu pagar menggunakan tombol open yang ada di dalam rumahnya. Wanita dengan balutan piyama warna navy lengkap dengan kimono itu hanya menatap tajam ke arah Krystal yang mulai memasuki halaman rumahnya dengan membawa sebuah paperbag coklat yang cukup besar.

"Ada apa?" Tanya Irene dingin ke arah Krystal. Hubungan mereka benar-benar memburuk saat Irene merasa kalau Krystal terus berusaha menyatukannya kembali dengan Suho.

"Mau minum?" Krystal menunjukkan bungkusan yang dibawanya yang ternyata sebuah wine. Irene menghela nafasnya lalu menggeleng.

"Aku jaga besok pagi. Katakan ada apa kau kemari? Kalau ingin membahas Suho silahkan keluar dari rumahku"

Melihat sikap dingin Irene, Krystal tiba-tiba memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Maafkan aku" ucapnya lirih sambil memeluk Irene yang membuat Irene sedikit terkejut karena tidak biasanya Krystal seperti ini.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang