Heeseung menatap pantulan wajahnya di cermin Jelas sekali wajahnya tampak kusut Entah kenapa pikirannya akhir akhir ini sangat kacau hanya ada satu nama yang terus terlintas benaknya 'Sunghoon'
Setelah pembicaraannya dengan Samuel beberapa hari yang lalu hatinya menjadi tidak tenang sampai saat ini Samuel memintanya untuk ikut tinggal bersamanya.
Heeseung tidak bodoh untuk sekedar tau maksud dari ajakan Samuel tentu saja untuk memisahkannya dengan Sunghoon ia juga tidak tau kenapa lebih memilih tinggal dengan adiknya daripada Samuel padahal menatap wajah Sunghoon saja dirinya enggan.
Entah kenapa kakinya membawanya ke sini, ke depan pintu kamar sang adik ia membuka pintu perlahan ia perhatikan setiap sudut kamar Sunghoon yang sangat rapi untuk kategori kamar cowok.
Kamarnya luas seperti kamar miliknya tetapi kamar Sunghoon hanya ada satu kemari pakaian, meja belajar, dan tempat tidur lebih terkesan kosong. Dapat Heeseung lihat Sunghoon sudah tidur memunggunginya kenapa tidak memakai selimut? Bukankah dia kedinginan? Kenapa Heeseung khawatir? Tidak Tidak.
Kenapa dia seperti tidak tenang dalam tidurnya? Apakah dia mimpi buruk? Heeseung berjalan perlahan menghampiri Sunghoon dan duduk di tepi kasurnya tangannya perlahan terangkat untuk mengelus rambut Sunghoon. Kenapa ini? Kenapa hatinya menghangat? Heeseung menjauhkan tubuhnya saat Sunghoon menggeliat tidak nyaman lalu membalikkan tubuhnya.
Wajahnya sangat pucat dibanjiri oleh keringat di keningnya. Ada apa dengannya? Apakah dia demam?
Terlintas di pikiran Heeseung untuk membangunnya seketika dia sadar lalu menggelengkan kepalanya Heeseung lantas berlalu pergi dari sana.***
Sunghoon menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan di atas meja serta buku ditaruh berdiri di depannya supaya tidak ketahuan pak Tian kalau dia lagi tidur.
"Psttttt.... Psttttt....."
"Pstttt... pstttt.... Hoon... Sunghoon..." Lirih Jake.
"Woiii Sunghoon!" Jake dengan sengaja menendang kursi yang ada di depannya yang membuat Sunghoon kesal.
"APA SIH!!" Kesal Sunghoon dengan suara tinggi yang membuat seisi kelas menatap ke arah mereka berdua.
"Sunghoon! Jake! Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak memperhatikan apa yang saya jelaskan?" Marah pak Tian
Sunghoon meringis lalu berbalik menatap Jake yang nyengir nyengir tidak jelas.
"Tadi ada kecoa di rambut Sunghoon pak" ucap Jake. Dan saat itu juga kelas dipenuhi dengan teriakan heboh cewek cewek dasar Jake.
"Hoon maafin gue, Lo sih gak nyaut saat gue panggil" bela Jake saat ini mereka sedang membersihkan halaman belakang.
Gara-gara ucapan ngawur Jake berakhirlah mereka dihukum pak Tian kerena buat kerusuhan di kelas
Sunghoon tidak menjawab dia hanya sibuk menyapu daun-daun kering di sana."Hoon" panggil Jake sedari tadi dia hanya duduk di bangku belakang tanpa ada niatan untuk menolong Sunghoon.
"Gua udah selesai tinggal lo nih" Sunghoon meletakkan sapunya di depan Jake lalu melangkahkan kaki ke arah kantin.
"Lah? Terus gue gimana?" Bingung Jake
"Bodo amat lah perut lebih penting daripada ginian" ucap Jake meletakkan sapu begitu saja di bangku yang didudukinya lalu berlari mengejar Sunghoon.
Jungwon menatap sebungkus roti dan air mineral yang ada di tangannya Heeseung menyuruhnya memberikan roti ini pada Sunghoon. Jungwon terkejut? Tentu Ada apa dengan kakaknya itu? Kenapa tiba tiba peduli dengan Sunghoon? Tunggu dulu bukannya itu bangus bukan.
Kalau Jungwon perhatikan sebenarnya Heeseung itu sayang sama Sunghoon dia sering memergoki Heeseung yang tengah khawatir di ruang tamu semisal Sunghoon pulang telat atau pulang malam tapi dia lebih mementingkan ego sepertinya.
Saat masih SMP orang tua Jungwon bercerai tapi di antara ayah dan ibunya tidak ada yang ingin membawanya Orang tuanya tidak peduli dengannya dan lebih memilih menelantarkannya. Jungwon saat itu sangat tertekan dia berniat untuk bunuh diri sedikit lagi dia akan jatuh ke sungai yang ada di bawah jembatan tiba-tiba seseorang menariknya dan memarahinya dia adalah Heeseung.
Saat pertama kali menatap mata Heeseung Jungwon seperti menemukan harapan untuk kembali melanjutkan hidup ia seperti menemukan cahaya kehidupannya kembali dan saat itulah Heeseung membawanya ke keluarga ini ia di pertemukan dengan seorang wanita cantik dan baik dia adalah mamah Heeseung.
Jungwon tersentak saat seseorang menyentuh bahunya " ngapain?" tanya Sunghoon.
Jungwon memberikan roti dan air mineral yang sedari tadi dia pegang
"Kak Heeseung nyuruh gue ngasih ini buat Lo"Mendengar nama Heeseung sunghoon terkejut, Kakaknya memberikan roti untuknya? Kenapa?
"Lo gak mau? yaudah gue bawa balik" ucap Jungwon
"Makasih won" jawab Sunghoon menerima roti yang sedari tadi dia pandangi dengan heran.
"Tunggu dulu! Jangan-jangan ini udah di kasih racun!" Roti yang tadinya ada di tangan Sunghoon di ambil cepat oleh Jake.
"Gak mungkin kakak gue ngasih racun, ada ada aja Lo Jake" ujar Jungwon disertai tawa kecilnya.
"Siapa tau aja kan, Kakak lu kan emang jahat kek dakjal" seloroh Jake sambil menatap tak suka Jungwon Entah dendam apa dia sama Jungwon.
"Yaudah Hoon gua balik kelas" pamit Jungwon
Jake menatap tak suka kepergian Jungwon lalu melangkahkan kakinya masuk kelas. Sementara itu Sunghoon masih bergulat dengan pikirannya Ada apa dengan Heeseung? Apakah dia bermimpi? Apakah kakaknya itu sudah mulai peduli? Untuk saat ini bolehkah Sunghoon berharap?
Jake yang melihat Sunghoon hanya diam melamun di luar seketika ide jahil terlintas di pikirannya
Ia kembali menghampiri sahabatnya itu."Oit!!! Won young!!! Sunghoon suka Sama lu katanya!" Teriak Jake sembari menunjuk Sunghoon yang ada di sampingnya.
Won young siswi culun si kutu buku dengan kacamata bulat yang tidak pernah lupa bertengger di hidung beningnya. Cantik sih. Dia sedari dulu memang menyukai Sunghoon bahkan satu sekolah sudah tau itu tapi emang dasarnya Sunghoon triplek.
"Lo apa apaan sih!" Kesal Sunghoon.
"young Sunghoon bilang dia mau ngedate sama lo!" Teriaknya lagi yang mendapatkan tatapan tajam dari Sunghoon. Sementara won young sudah senyum senyum tidak jelas dengan wajah merahnya.
"Maksudnya si Sunghoon ngedate nya di alam mimpi aja" teriaknya lagi diakhiri dengan tawanya yang memenuhi lorong sekolah ia yang bilang dia yang ketawa dan heboh sendiri.
"Jangan bicara sembarangan Jake secara tidak langsung lo udah bikin dia sakit hati" ujar Sunghoon
"Eh Tono! Gak ada kaca di rumah lo? Yang ada lo tuh yang udah bikin dia sakit hati, lo terima kek cintanya! prihatin gue lama-lama sama
si won young bisa-bisanya suka sama triplek" ujar Jake sambil menggeleng-gelengkan kepalanyaSementara itu tak jauh dari sana ada seseorang yang tengah memperhatikan Sunghoon sedari tadi dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Siap?" Tanyanya
"Adiknya Heeseung" Jawab temannya
"Adiknya?" Tanyanya lagi yang di balas anggukan oleh temannya
"Bukannya adeknya Heeseung adalah Jungwon? Lalu? Heeseung masih punya adik?" Tanyanya lagi
Tak lama kemudian remaja dengan senyum miring dan mata tajam seperti elang itu tersenyum smirk
"Cabut" katanya lalu berlalu pergi bersama teman-temannya.Tbc.
