part. 10

1.5K 125 2
                                    

Heeseung berdecak kesal sudah tiga puluh menit berlalu tapi tidak ada juga taksi yang melintas sialnya ban motornya tiba-tiba bocor dan ponselnya kehabisan baterai ia melirik jam di pergelangan tangannya sudah hampir jam enam sore Sepertinya dia akan pulang terlambat berniat pulang dengan bus Heeseung berjalan tergesa ke halte dan setelahnya tidak sengaja menabrak seorang wanita dan berulang kali dirinya meminta maaf dan membantunya berdiri.

"Maaf, sekali lagi saya minta maaf Tan, saya gak hati-hati" ucap Heeseung

Wanita yang Heeseung tabrak balas tersenyum "tidak papa" sambil memakai tas nya kembali
Heeseung tersentak saat melihat senyum itu merasa familiar dengan pancaran hangat dari sorot mata wanita itu lancaran mata mirip seseorang tapi siapa?

"Yaudah saya duluan ya" ujar wanita itu kemudian berlalu pergi

Sementara itu Heeseung masih berpegang dengan pikirannya ia tidak bohong sepertinya pernah melihat sorot mata itu sebelumnya tapi dia tidak bisa mengingat itu kali ini dia  melanjutkan langkahnya ke arah halte Heeseung lantas melihat atensi adiknya disana duduk dengan pandangan kosong lurus ke depan Kenapa dia belum pulang?
Lantas Heeseung mendudukkan tubuhnya di samping Sunghoon.

"Hoon" panggilnya

Sunghoon merasa namanya terpanggil lantas mengalihkan pandangannya ke arah Heeseung ia terkejut melihat kehadiran kakaknya

Jantung Heeseung seakan berdetak kencang saat Sunghoon balik menatapnya mata itu? Sorot mata itu  terlihat sama persis dengan sorot wanita yang Heeseung temui barusan.

***

Berakhir semuanya sudah berakhir Binar kebahagiaan yang sedari tadi terpancar dari sorot matanya hilang sudah digantikan dengan tatapan kehampaan serta keputusaan

Raganya tidak mampu lagi di gerakan ringisan kesakitan tidak dapat lagi dia rasakan saat ini baru beberapa jam lalu senyum tulusnya menguar saat bertemu sang kakak tepi setelah beberapa detik menginjakan kaki di rumah tubuhnya kembali terhempas ke dasar jurang kesendirian.

Sunghoon tidak lagi mampu mencerna ucapan yang terlontar dari mulut Samuel di hadapannya hatinya benar-benar kebas akan rasa sakit
maka saat ini Sunghoon berusaha menegakkan tubuhnya dan berjalan pelan ke arah Samuel dengan pandangan kosong lagi-lagi satu tendangan kasar mendarat mulus di dadanya mengakibatkan ia haeu terdorong dan punggungnya beradu dengan tembo di belakang.

"Sudah berapa kali saya peringatkan jangan pernah bikin masalah dan memalukan keluarga ini" teriak Samuel marah.

Masalah apa? Sunghoon rasa dia tidak membuat masalah apapun kali ini masalah apa yang dibicarakan omnya ini? Sunghoon terkekeh miris menahan rasa sesak di dadanya dan ia menyadari bahwa ia bukan bagian dari keluarga ini.

Sunghoon tersentak saat seseorang membantunya berdiri dia pikir itu kakaknya ternyata Jungwon
maka tidak membutuhkan waktu lama satu tinjuan mendarat di pipi Jungwon semua orang terkejut membantu menyaksikan apa yang baru saja Sunghoon perbuat.

Ratih yang sedari tadi hanya duduk manis menyaksikan bangkit berjalan tergesa ke arah Sunghoon dan melayangkan satu tamparan yang telah menambah luka kesekian banyaknya bagi Sunghoon

"Apa yang kamu lakukan" marahnya ia tidak terima cucu kesayangannya di sentuh oleh orang yang ada di hadapannya sekarang

Tidak menghiraukan Ratih Sunghoon sudah menahan amuknya dari kemarin-kemarin dia melewati Ratih dan menghajar Jungwon dengan kesetanan Sunghoon sudah tidak sanggup ia hanya ingin melampiaskan yang sudah ia tahan selama ini.

Tidak memberikan ruang untuk Jungwon melawan Sunghoon terus melayangkan tinjunya "Lo siapa anjing! Lo siapa di sini!" Teriaknya marah

Sementara itu Heeseung berusaha memisahkan pertengkaran mereka berdua tidak disangka Sunghoon akan melakukan hal seperti ini sebelum terjadi hal yang tak di inginkan Heeseung berusaha menghalau adiknya yang tidak berhenti memberi pukulan pada Jungwon yang sudah melemah.

Samuel yang juga ikut terbawa emosi menyeret Sunghoon dan mendorong kasar tubuhnya hingga jatuh tersungkur di hadapan Ratih satu tamparan keras kembali Sunghoon rasakan.

Plak!

"Selama ini saya sudah berbaik hati menampung anak tidak tau diri seperti kamu! Tapi sekarang saya tidak akan membiarkan mu merusaknya lagi" Bentak Ratih dingin berlalu kearah Jungwon yang sudah di bantu oleh Samuel.

Sesaat setelah kepergian Ratih Sunghoon merasa ada yang membantunya agar duduk dan ia menerima sebuah pelukan kakaknya memeluknya dan membisikkan kata-kata penenang untuknya.

Heeseung yang mendengar isakan pilu itu sudut hatinya berdenyut ngilu kemana dia selama ini? adiknya kesakitan sendirian adiknya tersesat di jurang kehampaan dan tidak ada seorang pun yang membantunya keluar dari sana.

"Hiks..."

Tangannya beralih memegang tangan dingin Sunghoon yang bergetar sejak tadi ia berjanji tidak akan melepaskan genggaman ini.

***

Hanya denting jarum jam yang menemani remaja yang masih terduduk dengan pikiran yang berkecamuk sedari tadi Heeseung hanya diam menatap Sunghoon yang sudah tertidur beberapa menit lalu.

Dia dilanda kepanikan saat mendapati Sunghoon yang terus menggunakan kata mati di sela isakannya sudah sejauh mana ini? Kenapa sakit sekali melihat keadaan adiknya seperti ini? Bahkan saat tidur pun kegelisahan masih saja menghampiri adiknya.

Banyak sekali pertanyaan yang memenuhi pikiran Heeseung saat ini tidak terlepas tentang wanita yang dia temui di halte bus beberapa saat lalu
Memang benar Heeseung tidak mengetahui ibu kandung Sunghoon ataupun Keluarganya keberadaan mereka pun Heeseung juga tidak mengetahuinya

Melihat binar kekosongan dari mata Sunghoon mulai saat ini dialah yang akan membantu sunghoon bangkit dari hilangnya arah dan tujuan hidupnya memberi penerangan sebagai panduan untuk menemukan kebahagiaan yang Sunghoon dambakan selama ini.

***

"Wajah Lo kenapa won?" Tanya Jake saat mendapati Jungwon yang baru saja mendudukkan diri di kursi kantin.

"Biasalah" jawabnya seadanya sembari meminum teh Sunoo yang sudah habis setengah di atas meja.

"Berantem sama siapa lo" tanya Sunoo yang ikut terkejut melihat wajah temannya ini.

"Sama kakak kelas biasalah urusan cowok" bohong Jungwon ia berusaha mengalihkan perhatiannya dari tatapan heran dua temannya.

"Sejak kapan lo punya masalah sama kakak kelas?" Tanya Jake heran sambil memakan bakso panasnya

"Ahelah, banyak tanya lo" ujar Jungwon cuek "bakso gue mana?"

"Udah gue pesenin belum nyampe" balas sunoo bakso miliknya sudah habis ia mengusap pelan perutnya

Beralih menatap Jungwon yang duduk di sebelahnya, menepuk pelan pundaknya "Nanti ngumpul gak lo?"

Jungwon mengedikan bahunya "enggak dulu" jawabnya

"Lo Jake" tanyanya ke arah Jake

"Gue mah ayo aja" yang di balas anggukan oleh Sunoo

"Lo serius gak ikut won?" Tanya Sunoo memastikan

Jungwon menganggukkan kepalanya berterima kasih atas bakso pesannya sudah datang

"Ikut lah, nanti kita bahas tentang voli sama anak sekolah lama kita, si Niki nyolot banget nantangin main" ujar Sunoo

"Dia emang gak pernah puas" jawab Jungwon malas

"Niki siapa?" Tanya Jake

"Anak voli di sekolah kita dulu Nyari masalah Mulu sama Jungwon" jawab Sunoo. Jake hanya berohria

"Gue lagi malas berurusan sama tuh anak" ujar Jungwon meladeni Niki tidak akan menyelesaikan masalah.

"Permisi" sapa adik kelas

"Iya ada apa?" Ramah sunoo membalas

"Maaf mengganggu kak, aku mau nyampein sama kak Jungwon kalo kak Heeseung masuk UKS terus di suruh pulang sama penjaga Kak Jungwon bisa nganterin?" Ujarnya

Jungwon yang mendengar itu langsung berdiri dan berlari ke arah UKS tidak lupa mengucapkan terimakasih pada siswi tersebut.






Tbc.

DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang