part. 23

2.5K 135 6
                                    

Helaan nafas keluar dari mulut Sunghoon dia turun dari tempat tidurnya hati-hati bahwasanya kondisinya sudah membaik setelah kemo dua hari yang lalu. Dan sudah di perbolehkan pulang setelah satu minggu lebih dirawat.

Pukul setengah dua belas malam Sunghoon terbangun saat merasakan beban belasan ton menimpa kepalanya. Sunghoon mendudukkan dirinya di tepi ranjang berusaha untuk meredam rasa sakit di kepalanya.

"Arghhh" erangan kecil keluar dari celah bibirnya saat merasakan sakit yang berlebihan tiba-tiba menyerang kepalanya. Tangannya tak henti meremas kasar rambutnya dan kepalanya yang sedikit miring ke kiri.

Membuatnya tanpa sadar menangis tanpa suara butuh beberapa menit untuk menunggu sakit di bagian kepalanya mereda Setelah meras sedikit lebih baik Sunghoon bergegas meraih botol kecil tanpa warna di atas nakas di samping tempat tidurnya mengambil satu butir di dalamnya dengan cepat Sunghoon menelannya dengan bantuan satu gelas air yang memang selalu ada di atas nakasnya.

"Aku kenapa lagi?" Gumamnya

Setelah itu Sunghoon kembali berbaring karena tubuhnya terasa sangat lemas. Menatap langit-langit kamarnya.

Tek!

"Bangsat! Mati lampu!"
Teriak Sunghoon dia bangkit untuk segera keluar dari kamarnya Samar-samar Sunghoon mendengar suara ricuh dari luar walaupun pelan tapi telinga Sunghoon masih bisa menangkapnya namun tak lama pintu terbuka secara tiba-tiba dan-

"Selamat ulang tahun Sunghoon" sahut mereka, Heeseung, Hanna, Jungwon, Jay, Irene, Samuel dan Oma. Tidak lupa teman-temannya yang lainnya juga memberikan kejutan di belakang mereka.

Sunghoon terpaku karena terkejut dia tidak habis pikir dengan mereka Ia memegangi kepalanya dan terjatuh dengan keras ke atas lantai yang dingin itu.

Sontak membuat mereka terkejut terlebih Hanna bahkan tanpa sadar ia sudah menjatuhkan kuenya lalu menghampiri sang anak.

"Sunghoon maafin mama, tolong jangan kenapa-napa" ujarnya panik dan merasa bersalah. Seharusnya ia sadar kondisi kesehatan putranya.
Hanna menyangga kepala Sunghoon seperti memeluk kepalanya.

Sunghoon mengangguk lemas membuat yang lain pun ikut khawatir "m-mama telpon ambulans sekarang berantah ya, jangan pingsan dulu" Hanna segera meraih ponsel yang ada di saku bajunya dengan gemetar.

"Hoon!" Pekik Jake heboh dia memang suka berteriak apalagi melihat sahabatnya yang tiba-tiba terkulai lemah dengan mata terpejam yang semakin mencekam suasana.

Heeseung yang hendak menggendong tubuh Sunghoon terhenti saat melihat Samuel yang berdiri diam memperhatikannya.

Diantara kepanikan tersebut Samuel menatap malas kearah mereka. Dramatis sekali pikirannya. dengan wajah datarnya yang selalu terpampang jelas seolah semua itu tidak menarik perhatiannya.

"Akting kamu jelek, om tau kamu hanya pura-pura" katanya sarkas.

Sunghoon tidak dapat menahannya lagi dia pun terbangun dan tersenyum lebar. Kemudian memungut kue yang jatuh dan memakannya. Membuat mereka tercengang-tak habis pikir.

"Tunggu, jadi kamu bohongin mama dan yang lainnya?"

"Iya, lagian ngeselin banget, aku tuh mau istirahat malah dimatiin listriknya" Sunghoon menggeram kesal seraya memakan kue, jujur saja dia sedang kelaparan.

"Elo tuh yang ngeselin Hoon, wuuu!!"

Tanpa rasa bersalah Jake melempar telur ke baju Sunghoon dengan heboh yang kemudian di susul Jay yang melempar terigu. Heeseung dan Jungwon tak mau kalah dia membawa tomat busuk tapi tidak berniat untuk melemparkannya pada Sunghoon hanya menunjukannya saja.

DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang