part. 11

1.4K 136 2
                                    

Jungwon tidak bodoh untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada Heeseung akhir-akhir ini dia selalu menghindari darinya sering berkata ketus tidak seperti biasanya
Saat ini saja dia bersikeras untuk pulang naik bus tanpa di antara olehnya Jungwon menghela nafas kasar "gue aja yang anterin kak" usahanya masih membujuk Heeseung

"Gue bisa pulang sendiri!" Heeseung lantas mengambil tas nya yang sedari tadi Jungwon pegang dan berlalu keluar gerbang.

Jungwon tidak tinggal diam dia berlari mengejar Heeseung "kak! Lo ngapain sih ngehindar dari gue? Gue salah apa sama lo?" Tanya Jungwon saat sudah sampai di dekat Heeseung

"Enggak ada" jawabannya lalu melanjutkan langkahnya.

Namun beberapa detik kemudian langkahnya terhenti saat telinganya mendengar teriakkan ricuh di belakangnya ia membalikkan badannya dan nafasnya seketika tercekat melihat Jungwon sudah berlumuran darah disana.

***

Dua hari berlalu semenjak kabar kecelakaan Jungwon yang membuat seisi rumah panik tidak ada lagi gelak tawa yang menyambut Sunghoon saat baru menginjakan kaki di rumahnya Sangat aneh padahal jelas sekali bukan dia sumber tawa itu tapi dia sedikit merasa kerinduan. Entahlah melihat mereka tertawa membuat Sunghoon bahagia walaupun dia bukan bagian dari itu.

Sebenarnya keadaan Jungwon tidak begitu parah hanya saja tulang pergelangan tangannya yang sedikit bergeser dan memerlukan perawatan beberapa hari ke depan makannya anggota keluarganya lebih menghabiskan waktu menemani putra kesayangannya itu di rumah sakit.

Mungkin sedikit rasa iri yang Sunghoon rasakan saat ini melihat larut kekhawatiran itu tidak pernah ia dapatkan sekali pun bahkan saat keadaan nya jauh lebih buruk saat ia memilih bertahan atau berhenti Sunghoon membutuhkan uluran tangan dari mereka. Tapi sekali lagi itu hanya angan-angan.

Sunghoon rasa dia harus minta maaf atas tindakannya beberapa hari lalu Sunghoon terkekeh miris dan melangkahkan kakinya keluar kamar
Raut pucat serta bibir kering itu tidak akan lepas dari sosok Sunghoon saat ini mungkin itu sudah menjadi ciri khas seorang Sunghoon
Saat menuruni anak tangga keadaan rumah sangat sepi bahkan lampu masih menyala dari semalam apa mungkin tidak ada yang pulang? Sunghoon tidak tau langkah kakinya membawa Sunghoon ke arah dapur saat mendengar suara wajan yang beradu dengan spatula dan mencium wangi aroma masakan. Siap? Mamahnya kah? Atau Oma?

Dugaannya salah terlihat Heeseung yang tengah sibuk menuangkan masakannya ke atas piring tumben sekali kakaknya ini memasak pagi-pagi seperti ini melihat kehadiran adiknya Heeseung lantas menyuruh Sunghoon duduk
"Sini! Sarapan" ujarnya sambil menyodorkan sepiring nasi goreng ke arah Sunghoon.

Dilihat dari raut wajahnya Heeseung terlihat baik-baik saja

"Kak" Sunghoon membuka suara

Heeseung yang baru menyudahi makannya meletakkan sendok begitu saja dan membalas panggilin Sunghoon dengan alis yang terangkat menyempatkan minum terlebih dahulu

"Jungwon baik-baik aja kan" tanya Sunghoon

Heeseung menganggukkan kepalanya pelan "baik" ujarnya lalu membawa piringnya ke wastafel untuk dicuci

"Lo balik ke rumah sakit lagi?" Tanyanya lagi Sunghoon masih memegang sendok dengan kuat

Heeseung kembali menganggukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Sunghoon.

Sunghoon meletakkan sendok di atas piring perlahan membasahi bibirnya yang terasa kering dan ragu untuk kembali bertanya "G-gue boleh ikut?"

Heeseung terdiam bukannya ia menolak tapi melihat keadaan saat ini sepertinya bukan hal yang bagus jika mempertemukan mereka tapi melihat sorot mata tulus adiknya membuat hatinya terasa luluh Heeseung hanya bisa menghela nafas pelan.

DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang