Sunghoon menatap kosong ke arah luar jendela yang ada di kamarnya pikirannya melayang pada kejadian barusan sesak bahkan sangat sesak sekali rasanya di perlakukan seperti itu oleh keluarga sendiri. Setelahnya ia tertawa miris keluarga? Apakah benar dia bagian dari keluarga ini? Sepertinya hanya dirinya saja yang berpikir demikian.
Lama dengan lamunannya kemudian pandangannya beralih pada tas yang masih tergeletak di depan pintu Tanpa pikir panjang Sunghoon lantas melangkahkan kakinya mengambil tabung yang berisi pil pil pahit penunjang hidupnya.
Tidak lama kemudian Sunghoon melempar kasar tabung obat yang berisi pil pil pahit itu sampai berceceran di atas lantai ia hanya ingin di anggap ada oleh orang-orang terkasihnya hanya ingin di perlakukan seperti keluarga pada biasanya melihat perlakuan oma pada Jungwon yang bahkan tidak sedarah dengan keluarganya membuat Sunghoon iri ia juga ingin diperlakukan seperti itu. Kenapa sulit sekali rasanya?
Rasa sakit yang tengah ia rasakan tidak dapat lagi dia tanggung sendirian Sunghoon butuh pelampiasan persetan dengan alasannya bertahan sampai saat ini ia lantas melangkahkan kakinya ke arah ranjang membuka nakas lalu mengambil benda yang selama ini tersimpan rapi tanda belum pernah di gunakan, tanpa pikir panjang Sunghoon mengarahkan silet itu ke pergelangan tangannya belum sempat benda itu beradu dengan kulit putihnya Sunghoon tersadar tidak tidak dirinya melempar asal silet yang tengah ia pegang. Sunghoon masih bisa bertahan tanpa melakukan hal bodoh itu bukan? Dia masih kuat Iya dia yakin dia bisa.
***
Pagi ini Jake sudah di buat pusing tujuh keliling oleh Sunghoon bagaimana tidak dia masih belum menampakkan batang hidungnya sedari tadi ini bahkan sudah hampir bel tapi temannya itu entah kemana Di telpon juga tidak di angkat.
Seketika pikiran buruk terlintas di benaknya apa jangan-jangan
Jake menggelengkan kepalanya kasar ia tidak boleh berpikir yang aneh-aneh sepertinya dia harus menemui Heeseung nanti.Heeseung memutar pandangannya ke seluruh penjuru kantin dimana anak itu? Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini cemas? Khawatir? Mungkin.
"Lo gak makan?" Heeseung tersentak saat Jungwon memukul pelan pundaknya.
Heeseung hanya menganggukkan kepalanya tapi ia sama sekali belum menyentuh makanannya Jungwon yang melihat itu tentu heran dengan sikap kakaknya kenapa kakaknya ini terlihat begitu tidak tenang?
"Lo kenapa sih kak?" Tanya Jungwon
Heeseung mengalihkan pandangannya ke samping "ga papa" jawabannya
"Lo nyariin Sunghoon?" Tanya Jungwon Heeseung terdiam
"Sunghoon ga masuk kata teman sekelasnya" ujar Jungwon malas ia sangat benci jika melihat Heeseung yang mulai mengkhawatirkan Sunghoon dia tidak terima lebih tepatnya kurang terima.
Heeseung masih tetap diam menatap makanannya tak lama atensinya teralihkan pada Jake teman sekelas adiknya yang kemarin tiba-tiba memukulinya terlihat dia melangkah memasuki kantin sendirian dan sepertinya kakinya melangkah ke arahnya.
"Sunghoon mana?" Tanya Jake to the poin aja di depan Heeseung
"Gue gak tau" balas Heeseung tak kalah datar
"Gue nanya baik-baik ya Sunghoon mana?" Tanya Jake sekali lagi Dia sudah mulai terpancing emosi saat ini.
"Udah gue bilang gue gak tau" jawab Heeseung masih dengan nada datarnya.
"Lo kakaknya Adek lo gak masuk dan lo gak tau?! Kakak macam apa?!" Sinis Jake pada Heeseung
Heeseung lantas berdiri singkat lalu menarik kasar kerah kemeja Jake
"Udah gue bilang gue ga tau anjing!"Jake melepaskan tangan Heeseung pada kerah kemejanya kasar merapikan kembali kerutan pada bajunya "Lu-" belum sempat Jake membalas ucapannya terhenti ketika segerombolan remaja berjalan ke arah merekanya satu remaja dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana pakaiannya urakan terlihat Jelas bukan murid baik-baik.
"Wah wah, ada apa nih?" Tanya remaja itu santai lalu mendudukkan dirinya pada bangku kantin di dekat Heeseung yang masih berdiri.
Heeseung hanya menatap malas remaja di hadapannya ini ia terlalu lelah dengannya saat ini moodnya lagi tidak baik.
"Eh, adek lo mana? Sekarat?" Dia tertawa remeh Heeseung yang mendengar kata adik dari mulut remaja itu jadi terdiam Adik? Jungwon? Heeseung memutar pandangannya menatap Jungwon yang baik-baik saja.
Seketika ingatannya beralih pada Sunghoon yang babak belur kemarin Jadi dia yang menghajar Sunghoon? Emosinya seketika meledak.
"Lo apain adek gue Jay! Bangsat!" Amuknya lalu memberi Bogeman pada pipi kiri remaja yang di ketahui namanya Jay itu sampai membuat dia terjatuh dari kursi yang tengah ia duduki. Jay masih terkekeh lalu dia bangkit berdiri sepertinya ia tau sesuatu seru nih Batinnya.
"Adek Lo lemah" ujarnya lagi dengan nada remeh "tapi dia sayang banget sama kakaknya" ucapnya
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Tiga pukulan berhasil mendarat dengan sempurna pada pipi dan perut Jay yang membuat dia meringis ia sengaja tidak membalas dirinya ingin bermain-main dengan Heeseung sebentar.
"Lo punya masalah sama gue ya anjing! Jangan bawa-bawa Sunghoon!" Murkanya lagi memberi satu pukulan lagi pada Jay
Jake yang menyaksikan perdebatan orang-orang ini ia hanya diam Jadi Jay lah yang menghajar Sunghoon kemarin? Dan itu karena Heeseung Punya masalah apa dia sama Jay? Cih Sepertinya perasaan bencinya kepada Heeseung semakin bergejolak.
Jay perlahan bangkit berdiri dan berjalan ke arah Heeseung "Cuma mau bilang lebih sedikit perhatian deh sama adek lo" ucapnya berbisik lalu berlalu pergi keluar kantin begitupun teman-temannya yang membuntutinya.
Heeseung mengepalkan tangannya kenapa hatinya terasa terbakar saat ini apa benar dia mulai perduli kepada Sunghoon? ada apa ini?
***
Sunghoon melangkahkan kakinya ke arah anak tangga ia benar benar butuh istirahat saat ini Istirahat di rumah sakit saja tidak cukup untuknya ia pergi ke rumah sakit karena hari ini adalah jadwalnya untuk melakukan cuci darah tetapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba Heeseung mencekal tangannya dan ia terdiam ia terkejut sampai sampai dia menahan nafasnya beberapa detik.
"Lo.. sakit..?"
Sementara itu Sunghoon masih belum selesai dengan rasa keterkejutannya ditambah lagi dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut sang kakak dia bertanya tentang kondisinya? apakah ini mimpi? Perlahan Sunghoon membalikkan badannya menatap Heeseung ia memberanikan diri untuk menatap mata sang kakak yang masih menatapnya dengan diam.
Kemana tatapan tajamnya? Sunghoon tidak melihat itu saat ini tatapannya di gantikan dengan tatapan khawatir? Mungkin tunggu khawatir? Sepertinya Sunghoon terlalu berharap banyak saat ini.
Heeseung memperhatikan Sunghoon yang masih belum menjawab pertanyaannya tapi tidak menjawab pun Heeseung tau anak ini tidak baik-baik saja bahkan terlihat jelas . wajahnya sangat pucat ia juga bisa melihat beberapa kali Sunghoon membasahi bibirnya.
Pandangan Heeseung beralih menatap tangannya yang masih mencekal tangan Sunghoon ia tersadar lalu melepaskan tangannya perlahan.
"Kalo sakit istirahat" ujarnya begitu saja kemudian berlalu ke arah dapur.
Sunghoon memperhatikan tangannya ia tidak tau harus bereaksi seperti apa bahagia? Tentu apakah kakaknya sudah mulai peduli? tidak terasa kini sudut bibirnya sedikit terangkat mengembangkan senyum tipisnya.
Kali ini Sunghoon sedikit menemukan cahaya yang membuat dia bangkit dari keterpurukan yang tengah ia rasakan saat ini.
Sementara itu di dapur Heeseung mendudukkan diri di depan meja makan hatinya sedikit lega setelah melontarkan pertanyaan yang selama ini melayang layang di pikirannya
Tapi melihat sendiri wajah adiknya yang seperti tidak punya semangat hidup jauh di dalam lubuk hatinya ada sedikit perasaan khawatir ingat hanya sedikit.Tbc