part. 9

1.4K 141 10
                                    

Sudah satu minggu lebih sejak Hanna kembali suasana rumah kembali menghangat seketika keharmonisan sangat tergambar jelas saat semua berkumpul bersama. Ratih juga memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Hanna ia masih ingin merasakan kehangatan keluarga yang sudah lama tidak ia rasakan.

Saat ini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga menghabiskan waktu walau hanya sekedar menonton TV Heeseung masih belum pulang dari latihan basketnya. Sementara itu di lantai atas tepatnya di depan kamar Sunghoon Hanna masih termenung memperhatikan seisi kamar yang jarang sekali ia singgahi Bahkan mungkin tidak pernah.

Dia juga tidak tau kenapa kakinya membawanya ke sana semenjak ia  kembali pulang ke rumah dirinya sangat jarang melihat kehadiran Sunghoon putranya itu hanya akan turun saat pergi ke sekolah Oh tunggu putranya? Mungkin Hanna sudah menerima Sunghoon? Hanna berjalan perlahan kearah meja belajar Sunghoon ia terkejut saat melihat tisu yang di penuhi darah berserakan di atas meja Apa itu? Darah? Kenapa banyak sekali?

Mengedarkan pandangannya saat melihat tempat Sampah di dekat meja belajar juga dipenuhi dengan tisu yang warnanya sudah memerah
Jantungnya tiba-tiba berdetak cepat Entah kenapa ketakutan mulai menghantuinya ia berjalan mundur perlahan dan kembali berbalik keluar kamar tapi langkahnya terhenti saat melihat pemilik kamar tengah berdiri mematung di depan pintu.

"Mama..."

"Mamah sedang apa?" Ucap Sunghoon dia di landa kecemasan dan takut akan luka baru saat ini tidak mendapatkan jawaban lantas Sunghoon melangkahkan kakinya perlahan masuk ke dalam kamar Berdiri di depan Hanna yang masih belum bersuara.

Sunghoon mendapati tatapan berbeda dari Hanna bukan tatapan tajam yang biasa dia terima melainkan Hanna hanya menatapnya kosong tidak ada emosi yang sunghoon rasakan entah apa yang ada di pikirannya saat ini ia berjalan lebih dekat dan dalam waktu sepersekian detik Hanna terlonjak kaget saat mendapatkan pelukan tiba tiba dari putranya, Sunghoon memeluknya erat tapi tunggu kenapa hatinya seperti ini? terasa menghangat menerima pelukan seperti ini? Masih dalam keadaan terkejut Hanna tidak membalas pelukan yang Sunghoon berikan satu tetes air mata tiba tiba meluncur di pipinya.

Sementara itu Sunghoon berusaha menahan tangisnya katakanlah sunghoon sudah bodoh bertindak seperti itu ia hanya ingin merasakan bagaimana pelukan seorang ibu makannya untuk pertama dan terakhir dia egois untuk saat ini.

Walaupun tidak terbalaskan tidak apa Hangat Itu yang Sunghoon rasakan ternyata ini yang di rasakan Heeseung dan Jungwon selama ini dia suka apakah dia boleh lebih lama seperti ini ? Tidak, tidak ia tidak boleh egois sudah bisa memeluk Hanna saja ia  sangat bersyukur.

Terlalu asik dengan pikirannya sendiri Sunghoon terkejut saat Hanna melepaskan pelukannya dan mendorong kuat tubuhnya hingga Sunghoon mundur beberapa langkah
Setelahnya Hanna pergi melewatinya Sunghoon menundukkan kepalanya tersenyum miris ternyata masih sama rasa sakitnya masih sama.

"Jangan terlalu berharap lebih! Keluarga ini baru akan memulai kebahagiaan tanpamu! Jangan mengacau seperti yang sudah kamu lakukan sebelumnya" ucap Oma setelahnya ia pergi begitu saja tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya.

Sunghoon mengunci pintu tubuhnya langsung jatuh tertunduk Menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan di atas lutut yang ditekuk Sakit sekali dia sudah sering mendapatkan kalimat seperti itu tapi kenapa malam ini rasanya berkali kali lipat air mata yang ia tahan sejak tadi tumpah sudah hatinya terasa terlalu sakit ia tidak bisa untuk baik-baik saja saat ini hanya Isak tangis yang terdengar di dalam kamar pemuda itu.

***

Sesampainya di sekolah yang Sunghoon lakukan hanya duduk di bangkunya dengan pandangan kosong akhir-akhir ini memang sering sekali melamun entah itu di rumah ataupun di sekolah Sunghoon menatap tangannya yang di letakkan di atas paha punggung tangannya lecet karena sempat diserempet motor tadi memang salah Sunghoon karena tidak hati hati menyebrang dengan pandangan kosong.

Mungkin hari ini adalah hari terakhir Sunghoon menginjakan kakinya di sekolah ini sejak tadi ia menunggu kedatangan Jake dia akan meluruskan kesalahpahaman antara mereka
Semenjak beberapa hari yang lalu perlakuan Jake berubah kepadanya entah apa itu alasannya.

Saat yang di tunggu sudah memasuki kelas Sunghoon lantas berdiri melihat kedatangan Jake terlihat dia meletakan tas nya sembarang di atas meja dan berniat bangkit dan kembali keluar lantas Sunghoon buru-buru memanggil "Jake" panggilnya

Jake menghentikan langkahnya dan berbalik menatap malas Sunghoon.

"Gue mau ngomong"sambungnya lagi

Jake menghela nafas lelah Sebenarnya Jake sangat malas sekali melihat wajah Sunghoon saja membuat Emosinya tersunut.

Disinilah mereka di taman belakang sekolah Sunghoon yang duduk di kursi taman dan Jake yang enggan menuruti permintaan sahabatnya itu yang sejak tadi menyuruhnya duduk.

"Duduk dulu" ucap Sunghoon

"Kalau gak ada, gue mau balik, muak gue liat muka lo" Jake berdecak

Sunghoon tidak terkejut mendengar Jake ia tau sepertinya Jake masih emosi.

"Bunda apa kabar?" Tanya Sunghoon pelan larut dengan pikiran masing-masing.

"Baik" jake hanya menjawab seadanya.

Sunghoon menganggukkan kepalanya serta membasahi bibir pucat yang mengering.

"Gue kangen bunda" ujar Sunghoon pelan

Jake yang mendengar itu hanya diam dia mendudukkan tubuhnya di kursi samping Sunghoon kalau boleh jujur Jake tidak benar-benar membenci Sunghoon mungkin hanya sedikit kesal pandangannya tidak sengaja melihat punggung tangan Sunghoon yang terluka sepertinya luka baru
Ada apa lagi dengan anak ini? Salah satu alasannya Jake kesal dengan Sunghoon dia tidak pernah peduli dengan dirinya sendiri.

"Gue minta maaf" Ujar Sunghoon setelah lama terdiam pandangannya masih kosong ke depan.

"Pasti gue udah nyusahin lo banget ya selama ini?" Tanyanya pelan.

"Iya, lo nyusahin banget " balas Jake serkas ada emosi dari nada bicaranya.

"Lo mau maafin gue kan? Makasih udah mau temenan sama orang kaya gue, dan maaf selalu nyusahin lo" ujar Sunghoon lagi tapi tetap saja tidak mendapatkan jawaban.

Sementara itu Jake tidak berniat untuk menjawab dia berdiri berlalu pergi dari sana ia perlu menjernihkan pikirannya

"Titip salam sama bunda ya, gue rasa gue gak akan pernah ketemu bunda lagi"

Jake terdiam Apa maksudnya?
Memangnya Sunghoon mau pergi ke mana? Tapi kenapa hatinya terasa kalau ini seperti sebuah salam perpisahan Jake lantas membuang jauh-jauh pikiran itu dan berlalu pergi meninggalkan sahabatnya itu di taman belakang sekolah.





Tbc.








DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang