part. 14

1.7K 167 14
                                    

"Eughh" Lenguhan kecil keluar dari celah bibir Sunghoon. Matanya terbuka perlahan. Dimana ia berada sekarang? Rumah Jake? Tidak ini bukan rumah Jake. Dirinya benar-benar tidak kenal ruangan ini. Apa ini rumah Sunoo?.
Matanya mengedar, setelah melihat banyaknya Poto Jay yang terpajang di dinding. Sunghoon yakin, ini rumahnya. Tepatnya kamar Jay.

"Agh..s-sakit" lirihnya tanpa suara. Sunghoon meneguk salivanya susah payah

Uhuk!

Uhuk!

Ia kembali memejamkan mata hanya sebentar, guna menetralkan rasa sakit. Sungguh, kalau Sunghoon boleh jujur, sekujur tubuhnya sakit semua.
Tubuhnya perlahan bangkit dari tempat tidurnya.

Sret!!

"Ahh!"

Sunghoon mengibas tangannya, setelah nekat melepas infusannya secara paksa. Dia mulai bangkit dari duduknya, melangkah perlahan berpegangan pada tembok untuk segera pergi dari kamar itu.

***

Sunghoon membuka gerbang rumahnya memutar pandangannya ke arah garasi yang terbuka. Dia tidak melihat mobil kakaknya terparkir di Sana. Pasalnya jam masih menunjukkan pukul satu siang. Atau mungkin kakaknya sibuk dengan kegiatan basketnya. Mungkin saja.

Sunghoon baru saja pulang dari rumah sakit siang ini. Tepatnya dari rumah Jay. Dia juga tidak tau kenapa bisa ada di sana. siapa yang membawanya? Sunghoon keluar dari rumah mewah bernuansa black itu  seperti seorang maling yang melarikan diri.

Oh iya soal Jake temannya itu sama sekali tidak ada menghubunginya. Sepertinya Sunghoon harus sekolah besok.

"Dari mana lo?"

Sunghoon menutup pintu perlahan mengerahkan pandangannya ke arah tangga. Terlihat Jungwon sedang menuruni tangga dan menatap Sunghoon tidak suka.

Tidak menjawab pertanyaan si penanya, Sunghoon lebih memilih Jungwon yang berjalan ke arahnya. Bukannya dia sakit paska kecelakaan itu? Bukannya kemarin dia masih berbaring di rumah sakit? Sungguh aktor yang handal.

"Masih Bernai pulang ke rumah?" Tanyanya lagi dengan pandangan sinis ke arah Sunghoon. Berlagak seperti orang yang paling berkuasa di rumah ini.

Sunghoon hanya diam. Tidak berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jungwon barusan. Lebih tepatnya tidak tahu harus menjawab apa. Berusaha pun tidak ada artinya.

"Gak bisa ya Lo berhenti nyusahin kak Heeseung?" Masih setia dengan nada sinisnya.

"Kak Heeseung di marahin Oma semalam. Masih sama, alasannya karena lo!" Ujarnya lagi tanpa mengetahui perasaan lawan bicaranya.

Seketika perasan bersalah kembali hinggap di hati Sunghoon. Dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Kenapa selalu saja perasaan orang lain yang harus jadi prioritasnya. Bahkan dirinya sekali pun.

"Maaf" Sunghoon akhirnya buka suara

Jungwon terkekeh "minta maaf? Sama gue?" Tanyanya sinis "minta maaf tuh sama orang-orang yang lo susahin terus!" Seloroh Jungwon

"Tapi tunggu, emang dengan kata maaf lo bisa balikin kebahagiaan keluarga ini?"

Sunghoon menundukkan kepalanya dalam dan lebih memilih menatap lantai. Berusaha menahan luapan emosi di depan Jungwon. Selalu saja apa yang dikatakan Jungwon telak mengenai hatinya. Tidak bisa membiarkan Sunghoon membela diri sedikit saja.

Sementara itu Jungwon masih menatap sinis ke arah Sunghoon. Entah kenapa perasaan tidak sukanya kepada Sunghoon semakin hari makin bertambah. Apalagi melihat kakaknya yang seperti sudah mulai peduli pada Sunghoon.

DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang