part. 19

1.5K 143 14
                                    

Terhitung sudah tiga hari dia tidak melihat kehadiran Sunghoon di sekolah maupun di rumah. Semenjak kejadian tidak terduga hari itu saat Sunghoon bertengkar dengan Jungwon. Malam itu Heeseung memperhatikannya dari balik pintu kamar. Ingin memisahkan mereka tapi dia bingung harus berpihak pada siapa? Sunghoon atau Jungwon?.

Heeseung tidak melihat batang hidung adiknya itu. Kemana dia? Sungguh dia sangat cemas saat ini.

Bohong kalau Heeseung tidak mengetahui perasaan Sunghoon saat ini. Adiknya tidak punya siapa-siapa untuk di jadikan tempat bersandar. Dia seorang diri. Kenapa dia baru menyadari itu sekarang? Kemana dia selama ini? Heeseung tidak tau kalau adiknya sudah lama tertekan oleh dirinya sampai berani mengonsumsi obat penenang. Bodoh sekali dia.

Di sini. Di depan pintu kamar Sunghoon. Dia sudah tidak bisa menahan kekhawatirannya lagi. Dia ingin melihat keadaan adiknya barang semenit saja.

Heeseung mendorong gagang pintu perlahan. Oh tidak di kunci. Setelah pintu terbuka lebar dia mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan saat tidak melihat sosok Sunghoon.

Kamar ini sedikit gelap. Apa adiknya terbiasa tidur tanpa menghidupkan lampu? Heeseung beralih menatap saklar di dekat pintu hingga kamar tersebut diisi oleh cahaya.

Heeseung berjalan ke arah kamar mandi berniat untuk menutup pintu yang sedikit terbuka. Tapi niatnya di urungkan saat mendapati seseorang yang tengah duduk bersandar pada tembok di belakangnya. Itu pasti adiknya. Heeseung melangkah kakinya ke arah Sunghoon dan sukses dibuat terkejut dengan keadaan adiknya saat ini.

"Sunghoon!" Paniknya saat mendapati Sunghoon dengan mata terpejam dan darah yang sudah mengering di area hidung bahkan mulutnya.

Heeseung memegangi kepala adiknya yang sudah terkulai lemah dan menepuk pelan pipi dingin itu.
"Hoon!  Sunghoon!" Panggilnya lagi

Sementara itu Sunghoon masih sibuk dengan rasa sakitnya. Kenapa Heeseung bisa ada di sini? Apa dia akan menerima luka baru lagi? Oh cukup. Sunghoon tidak menginginkan itu sekarang. Bisa jauhkan Heeseung dengannya untuk saat ini dia takut menerima luka dari keluarganya lagi jika sang kakak berada di dekatnya.

Heeseung total panik saat mendapati mata sang adik tertutup sempurna. Dia tidak ada pilihan lain. Rumah sakit.

Tanpa pikir panjang Heeseung menyelipkan tangan kanannya di lekuk kaki Sunghoon serta tangan kirinya berada di punggung Sunghoon. Dia menggendong adiknya.

***

Memandangi wajah pucat serta masker oksigen yang bertengger manis di hidung mancung itu. Hanya itu yang Heeseung lakukan sudah empat jam lamanya. Mata itu masih enggan terbuka. Bibir pucat itu menandakan kalau Sunghoon tidak baik-baik saja.

Heeseung memegangi dadanya perlahan ada perasaan yang tidak bisa di jelaskan menjalar di sana. Perasaan sedih. Tentu saja. Sangat. Ada apa dengan adiknya ini? Dokter bilang hanya kecapean. Tapi Heeseung tidak percaya sama sekali.

Tidak lama kemudian dering ponsel mengalihkan perhatian Heeseung. Tanpa pikir panjang Heeseung langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya tanpa melihat siapa yang menelponnya.

"Kak Lo di mana?" Tanya Jungwon di sebrang

"Gue di rumah sakit!" Jawabannya dingin

"Siapa yang sakit? Lo sakit? Lo gak papa kan?" Nadanya terlihat sangat khawatir.

"Gue gak papa"

"Terus ngapain lo di rumah sakit?" Tanya Jungwon

"Sunghoon dia--" belum sempat Heeseung menyelesaikan ucapannya perkataannya telah di potong terlebih dahulu oleh Jungwon.

"Pulang kak, mama mau ngomong penting" ujar Jungwon

"Gue gak bisa, Sunghoon sendirian. Besok gue pulang" tidak mungkin dia meninggalkan Sunghoon sendirian.

"Lo lebih milih adek sialan lo itu daripada mama?" Tanya Jungwon telak membuat emosi Heeseung seketika meledak.

Panggilan diputuskan secara sepihak oleh Heeseung. Dia mengusap wajahnya kasar. Lalu beralih menatap Sunghoon yang sudah sejak kapan menatapnya sendu.

Heeseung berjalan ke arahnya "Lo gak papa?" Tanyanya khawatir

"Pulang kak" Lirih Sunghoon pelan bahkan sekedar bersuara tenggorokannya sangat perih.

"Lo baru sadar" ujar Heeseung

"Pulang kak, gue ga papa" ujarnya lagi. Sunghoon tidak akan menahan Heeseung disini. Bukannya mau menguping Sunghoon tidak sengaja mendengar percakapan Kakaknya dengan Jungwon.

"Gue pulang besok" jawab Heeseung datar

"Mamah pasti nungguin lo" ujar Sunghoon lirih dia tidak mau mamanya kecewa.

Oh iya dia juga ingin menemui mamanya. Ingin menanyakan pertanyaan yang selalu membuat dia tidak bisa memejamkan mata saat malam menjelang. Tapi tidak usah saat ini. Dia tidak akan bertemu mamanya dengan keadaan seperti ini.

Heeseung hanya diam tidak membalas perkataan Sunghoon. Dia mendudukkan dirinya di kursi samping brangkar Sunghoon. Menatap datar Sunghoon.

"Kak, demi apapun gue gak papa" ujar Sunghoon terus membujuk kakaknya.

Heeseung berdecak kesal "gue bilang engga ya engga Sunghoon!" Bentaknya pada Sunghoon.

"Tapi-"

"Lo itu maunya apa sih? Gue udah bela belain lo, tapi lo nya gak mau!" Meledak sudah emosinya.

Heeseung lantas mengambil jaketnya dan kunci mobil di atas nakas lalu berlalu pergi meninggalkan Sunghoon sendirian di ruang rawat tersebut.

Sunghoon mencoba menguatkan dirinya sendiri. Tidak papa. Tidak masalah. Dia sudah sering diperlakukan seperti ini.






Tbc.

DIFFICULT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang