Prolog

193 21 11
                                    


"Aku tak bisa membuktikan bahwa aku baik-baik saja tanpamu, kamu pergi meninggalkanku di tengah jalan. kamu tidak menepati janjimu menjadi lagu pesta untukku, jika kamu tidak mampu katakan.... kamu boleh kok jadi ambulanku. karna saat ini aku sedang sakit."
-

Reya Prianca Mehra


000

Happy Reading..
.
.

"Oktober.... kenapa bisa begini? Apa salahku hingga kau tega menghancurkan kepercayaan ini? Kau adalah bulan yang kupercayai setelah kenal dengannya. Kenapa kau membiarkan tuhan mengambilnya?  Kenapa? Kenapa Okteber?" tangisku tergugu saat kata demi kata yang telah tersimpan di dalam hati ini ingin meloncat minta dikeluarkan.

Aku.... Ingin juga hidup ini berakhir agar semua jelas. Bukan aku saja yang ditinggalkan, tapi aku juga ingin meninggalkan dunia ini. Pergi bersamanya dan memeluknya lagi.

Bulan oktober, bulan yang dulu aku benci karena hujan yang berkepanjangan, ditambah aku yang membenci rintik air yang mengganggu aktivitasku. Rintik air yang bukan hanya memekakkan telinga tapi juga menciptakan gemuruh yang kadang menusuk di dada. Namun setelah aku mengenalnya, aku menikmati hidupku di sampingnya belajar menerima bahwa bulan Oktober adalah bulan kebahagiaan. Bulan yang mempertemukan aku dengannya, bulan yang selalu hujan namun kadang melukis pelangi yang indah.

Namun, ternyata Oktober juga bulan yang menciptakan luka yang sangat besar dan dalam. Luka yang mungkin diri ini tidak akan mendapat kebahagiaan lagi.

Entah aku harus membencinya kembali atau menerima kenyataan bahwa takdir ini lah yang terbaik. Namun aku kembali bertanya, apakah aku bisa menerima takdir ini dengan ikhlas tanpa membenci Oktober?

000

Oktober ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang