Happy reading...
.
.Larutnya malam tidak menghalangi dua sahabat yang telah terpisah lama bertemu. Menatap ribuan bintang di atas balkon tidaklah buruk. Ditemani dinginnya angin malam dan sebatang rokok, Erick tengah berperang dengan pikirannya. Tidak ada hal lain yang ia pikirkan, hanya satu saja, yaitu Reya. Perempuan yang telah menciptakan warna di hidupnya satu tahun ini, perempuan dengan sejuta penderitaan dalam hidupnya.
Hubungan yang terhalang restu, itulah yang tengah Erick pikirkan. Setahun menjalin hubungan, Erick merasa menjadi orang yang bodoh di depan dunia. Ia yang tidak bisa memberikan kebahagian untuk Reya, orang tuanya tidak menerima orang yang dicintainya. Erick harus apa? Jika ia paksakan maka Reya lah yang akan menangung semuanya.
"Bian, jika nanti hubungan gue dilarang keras sama nyokap-bokap gue. Lo mau nggak, gantiin gue sebagai pelindungnya dia?"
Laki-laki bernama Bian itu, yang tadinya menutup mata menikmati gemelisir angin malam, terpaksa membuka matanya, menatap ke arah sahabatnya yang sudah tiga hari ini bersamanya.
Mengela nafas, Bian menjawab, "Dia manusia, Rick, bukan barang yang bisa kamu titipkan buat dijaga."
Erick yang mendengar itu diam, ia tau ia salah, tapi boleh kah ia egois? Memperjuangkan orang yang dicintai tidaklah salah, bukan?
"Gue tau, tapi gue ngerasa cuman lo orang yang bisa gue percayain. Jika nyokap sama bokap gue tahu, mereka bakal jahuin gue dari Reya, dan jika hal itu terjadi, gue udah nggak takut lagi karena ada lo yang gue percaya ada di samping dia." Erick mematikan rokoknya yang sudah habis, lalu menoleh ke arah Bian. Ia ingin tahu apa jawaban dari sahabatnya ini.
"Aku nggak bisa janji, Rick. Jika saat itu telah datang, aku bakal berfikir lagi. Tapi sebelum itu, aku mau kamu tanya pendapat dia dulu!"
Erick tertawa kecil lalu menghembuskan nafas kasar. "Tentu saja dia bakal nolak, tapi gue bakal yakinin dia jika saat itu datang."
Tidak semudah itu meyakinkan Reya yang keras kepala, dia adalah perempuan yang dari kecil kurang mendapatkan kasih sayang lelaki. Kecelakaan orang tuanya telah merengguk cinta pertama dan malaikat tak bersayap miliknya. Ya ibu dan ayah gadis itu meninggal karena kecelakaan. Tidak banyak yang tahu, karena memang Reya tidak ingin orang tahu. Jika saat itu terjadi, Erick yakin, itu tidaklah mudah untuk Reya.
Bian hanya diam, ini masalah antara Erick dan kekasihnya. Walaupun Erick melibatkan ia dalam hubungan ini, tetap saja ia tidak dapat bicara.
"Gue boleh nanya, nggak?" ucap Bian hanya direspon Erick dengan deheman.
"Salah nggak, suka dengan orang yang kita nggak tahu latar belakang bahkan nama orangnya?" Pertanyaan dari Bian berhasil membuat Erick yang tadinya menatap hamparan bintang menoleh ke arahnya.
"Jadi maksud lo sekarang lo lagi jatuh cinta sama orang yang lo nggak tahu siapa dia?" kini gantian Bian yang merespon Erick dengan deheman.
"Jatuh cinta itu nggak salah, itu hal yang wajar bagi orang normal. Asal lo jatuh cintanya sama cewek," ucap Erick, diakhiri dengan kekehan darinya.
Bian yang mendengar itu ikut terkekeh. Ia masih normal jadi jangan khawatir saat dirinya jatuh cinta. "Menurutmu bagaimana kalau kita jatuh cinta?" kembali bertanya, Bian menutup matanya menunggu jawaban dari Erick.
"Ya dikejarlah, diperjuangin. Kalau lo nunggu yang datang adanya nyamuk." Erick kembali tertawa dengan ucapannya sendiri.
"Kenapa di sini nggak ada nyamuk? Padahal kan terbuka." Bian mengalihkan topik, malas membahas yang terdahulu karena jawaban Erick yang ngawur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oktober ✔
General FictionSilakan Folow Dulu Sebelum membaca!! Sesuatu telah terjadi hingga merenggut kebahagiaan lima tahun yang telah Reya rajut bersama sang kekasih. bermimpi akan hidup bahagia dengan keluarga kecil bersama pria pilihannya ternyata tidak terwujud. Membua...