12 ⟩ :¨·.·¨:

117 22 0
                                    

ㅤㅤ Raichi terus mengeluh karena menurutnya percaya pada kemampuan Isagi adalah kesalahan, karena itu dia ingin menjadi penyerang di pertandingan selanjutnya.

Naruhaya pun mengajukan diri dengan mengatakan bahwa Isagi adalah striker yang payah. Igaguri pun mengeluh dan ingin posisinya dipindahkan.

Sedangkan Retsu sibuk, sibuk menatap badan sang papa alias Kunigami yang tidak memakai atasan.

Raichi, Naruhaya dan Gagamaru merebutkan posisi penyerang yang kemudian di tegur oleh Kuon. Pemuda itu mengatakan bahwa ini bukan saatnya untuk berkelahi karena tim mereka nyaris gugur. Igaguri dan Iemon pun tampak tidak paham dengan apa yang dikatakan Kuon.

Kuon menjelaskan bahwa 5 tim bermain dalam sistem round robin dan bisa diasumsikan jika semua tim akan mendapatkan 2 kemenangan dan 1 kekalahan, poin maksimal mereka hanya 6 karena itu tim Z tidak boleh mengincar 6 poin melainkan 7 poin karena kemungkinan lolos mereka akan semakin besar.

Hal itu juga berlaku bagi semua tim, jika mereka kalah untuk ke dua kalinya mereka mungkin tak akan langsung dikatakan gugur, tetapi mereka berada di zona mati dan tim Z pun regang di ambang eliminasi dan jika mereka kalah sekali lagi maka bagi mereka sudah selesai. Sekarang bukan saatnya memikirkan diri sendiri dan jika mereka tak fokus mengincar kemenangan, maka bagi mereka sudah jelas lock off.

Igaguri pun bertanya apakah Kuon sudah memikirkan rencana dan ternyata pemuda itu belum memikirkan rencananya. Kunigami pun menyetujui hal itu baginya, jika bukan karena Bachira dan Isagi dia tidak bisa meraih gol itu, baginya gol itu adalah petunjuk bagi mereka untuk meraih kemenangan. Raichi pun mengeluh dan mengomeli Kunigami, ia berpikir Kunigami berkata seperti itu karena telah di oper oleh Isagi.

"Raichi─chan, apa dia patah hati karena tidak diberi operan oleh Isagi?" Bisik Retsu bertanya, bermonolog dengan iseng, entah kepada siapa.

Tiba-tiba Bachira datang dengan keadaan telanjang bulat. 'ah mataku ternodai' batin Retsu langsung mengalihkan pandangannya, memilih untuk menghadap ke Chigiri mengabaikan si rambut kappa itu.

Bagi Bachira gol itu memang hebat dan baginya itu adalah gol terbaik di pertandingan melawan tim X, dan dia berpikir jika terus seperti itu mereka akan menang. Isagi pun menatap canggung ke arah Bachira. Naruhaya mengatai Bachira dengan sebutan bodoh karena tendangan sekeras itu tak bisa dilakukan berulang kali.

"Woy... menurut kalian ada pesan tersembunyi seperti saat bermain oni saat itu? Jadi apa yang dimaksud latihan egois oleh Ego—san?" Tanya Retsu yang mulai mengikuti pembicaraan, masih menghindar untuk menatap Bachira

"Aku ragu.... Kita seharusnya tak menerima Langsung semua yang dikatakannya." Ucap Chigiri sambil mengambil 2 botol minum dan memberikan satu kepada Retsu.

"Sankyuu Hyo─chan" kata Retsu menerima botol itu.

'Ah, aku baru sadar Hyo─chan juga tidak memakai atasan...' batin sang gadis mematung, terpesona.

"Maksudku, semua ini dilakukan agar bisa bersaing di Piala Dunia.... dan meskipun dia menyebut striker kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo, Messi, Cantona.... tidak ada satupun dari mereka yang pernah menjuarai Piala Dunia', bukan?" Ucap Chigiri sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Retsu

"Dengan begitu, omongannya tentang bermain dari dasar untuk memperbaiki pondasi kita.... Itu mungkin petunjuk" Ucapnya lagi, sekarang posisinya beralih menjadi tertidur di paha sang gadis, mengabaikan tatapan anggota timnya yang canggung dengan perlakuan dua orang itu.

Mereka ini... Ah, tidak.. Chigiri menyukai Torayami, ya, homo gitu? Setidaknya itu yang ada di dalam pikiran mereka.

Isagi pun mengatakan bahwa dia tidak tahu cara mereka untuk mencapai kemenangan, akan tetapi dia mungkin tahu apa yang Ego maksud.

Raichi tampak tidak peduli dan menganggap Isagi hanya bisa bicara saja. Isagi menjelaskan saat di awal pertandingan semua pemain di lapangan hanya memikirkan cara untuk mencetak gol waktu itu seperti bermain free style, bagi Isagi. Dia berpikir permainan free style adalah maksud dari Ego tentang sepak bola dari dasar tanpa strategi sama sekali. Anggota tim Z pun menyetujuinya, dan Isagi kembali menjelaskan.

Semua kekacauan berhenti setelah Barou mencetak gol, Mereka pun terinspirasi olehnya dan memilih terus mengoper pada Barou, karena Barou bisa mencetak gol itu dan itulah yang menjadikan mereka sebagai sebuah tim.

Gol pertama milik Barou mengentikan kekacauan, tetapi jauh di benak Isagi dia masih heran siapa yang mencetak gol selain Kunigami, tetapi dia tetap menjelaskan bahwa Barou adalah fondasi bagi tim nya dan 10 pemain lainnya meningkatkan permainan mereka dengan mengikuti Barou.

Dan itulah yang mereka butuhkan saat ini talenta yang luar biasa untuk meraih kemenangan.

"Ah... Begitu ya... Kita memerlukan seseorang untuk memimpin kita agar bisa membangkitkan bek dan gelandang di tim ini" ucap Retsu yang melihat ke arah Chigiri, memainkan surai pink kawannya yang terawat.

" Bermain dengan normal, kau mungkin tak akan berpikiran akan hal ini... Tepat" ucap Kuon sembari berpikir

"Jadi Ego sengaja membuat sistem dimana kita bisa mengerti.... Jika top score tim tidak hanya dinilai dari rankingnya saja?!!" Ucap Naruhaya.

Isagi membenarkan hal itu, dia berpikir Ego membuat peraturan untuk mengatakan sesuatu pada mereka.

Ego memaksa mereka melupakan ide akan taktik dan positioning untuk mencetak gol dengan kemampuan sendiri. Dan pondasi tim mereka akan muncul setelah pertarungan mereka dengan egoisme mereka sendiri. Sepakbola dan tim didalamnya yang terlahir dari sekumpulan striker hebat, itulah pesan Jinpachi menurut Isagi.

"Yah. Bukankah kalian berada di jalan yang benar." Layar di ruangan itu hidup, menampilkan Ego seperti biasanya.

"Dengarlah kalian pedang tumpul. Pertandingan kedua dari stratum lima selesai beberapa menit yang lalu... Dan tim V menghabisi tim Y dengan skor 8-0"

Retsu yang mendengar itu terbelalak, delapan dan kosong, bukankah itu jarak yang tak wajar? Gadis itu bahkan mengorek telinganya karena tak ingin salah dengar dengan informasi tersebut.

Ego mulai berpidato lagi, Retsu hanya diam mendengarkan dengan Chigiri yang masih asik tidur di pahanya. Hingga penjelasan sang pria mencapai klimaksnya.

"Pikirkanlah lagi! Pertimbangkan lagi! Apa yang bisa tubuh dan otakmu lakukan?! Itulah senjatamu satu-satunya, dan kamu bisa melakukan revolusi!"

"Dan hanya saat itu kau akan menemukan kemenangan..."

Retsu menatap Ego dengan serius, "senjataku, ya...?"

chitraka [] blue LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang