29⟩ :¨·.·¨:

96 16 0
                                    

ㅤㅤ Di kamarnya, Ryusei memikirkan Retsu dan Ellard. Mereka semakin dekat tiga tahun belakangan sehingga membuat dirinya semakin cemas dan ketakutan. "BAGAIMANA JIKA RETSU MENINGGALKANKU? BAGAIMANA JIKA DIA PERGI DARI KU?" Teriakan keras terdengar dan diiringi suara kekacauan di sana. Nyonya Shidou segera berlari ke kamar anaknya dan melihat anaknya yang sedang mengamuk sambil menyebut satu nama yang sangat familiar bagi nya.

"Hentikan, Ryusei! Kau bisa membuat Retsu bangun!" Bentaknya berkacak pinggang.

Ryusei menengok, ia menatap ibunya yang berdiri tepat di ambang pintu "Hahaha... Aku harus bagaimana ibu... Retsu bisa meninggalkanku.. tapi itu tidak mungkin bukan?" Ucapnya dengan senyuman yang sangat mengerikan.

"Kau hanya akan membuatnya takut jika terus seperti ini, tenanglah..."

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Retsu akan segera di rengut oleh seseorang.." Ryusei masih tetap tersenyum seperti orang kesetanan. Nyoya Shidou hanya menatap anaknya yang sedang diambang kewarasan lalu menghela nafas lelah.

"Hah... Kau mulai gila ternyata.." sang ibu tidak habis pikir dengan anaknya sendiri.

Sedangkan saat disekolah, Ryusei dapat melihat dengan jelas interaksi Ellard dan Retsu dari jendela kelasnya. Mereka menjadi sangat dekat disetiap harinya. Sebuah ide jahat secara tiba-tiba terbesit di kepalanya. "Ah... Benar juga...." Ryusei menyeringai sangat lebar sembari memikirkan skenario yang akan dia mainkan.

Tak berselang lama, bell berbunyi, Ryusei berjalan ke kelas adiknya. Ia kembali melihat interaksi mereka berdua yang membuat dirinya sangat kesal.

"Retsu! Ayo pulang" ajak Ryusei menyembunyikan rasa kesalnya.

"Iya! Aku pulang dulu ya Ellard. Sampai jumpa di lapangan nanti" ucap Retsu sambil berjalan pergi ke arah Ryusei.

Ellard yang mendengar itu lantas tersenyum manis, "Dadah Restu, sampai jumpa nanti."

Seperti biasanya, Ryusei membawakan tas Retsu dan mengandeng tangan kecil Retsu. Mereka berjalan ke arah gerbang sekolah. "Retsu, bagaimana kalau satu hari ini kau tidak bermain bola dulu?" Bujuk Ryusei dengan hati-hati.

"Kakak!" Retsu berteriak protes pada kakaknya.

"Dengar, bukan aku saja yang akan menjalani ujian. Belajarlah sungguh sungguh, satu hari ini saja" bujuk Ryusei. Retsu tampak berpikir lalu menyetujuinya.

"Ah, aku akan memberi tahu Ellard dulu" saat Retsu hendak berjalan tangannya langsung ditahan oleh Ryusei. "Tidak perlu," ungkapnya

"eh? Tapi..." Retsu tampak kebingungan dengan kelakuan Ryusei yang tidak biasa.

"Aku ingin melawannya, siapa tau aku dapat meledak nanti..." ucap Ryusei dengan niat terselubung.

Retsu menatap kearah kakaknya dengan tatapan berbinar, Retsu semakin memohon agar bisa melihat mereka. "Kau harus belajar dulu sayang"

"Tapi aku ingin melihatnya, boleh ya. Aku mohon..."

"Ayolah schwester. Satu hari saja, ya" Wajah Retsu berubah masam yang membuat Ryusei memutar otak liciknya. Dia mendapatkan ide yang sangat cemerlang.

"Buku skill yang ditulis Snuffy belum kau baca kan? Anggap saja ini liburan sekalian kau membacanya.." Ah, Ryusei benar-benar iblis yang sangat suka memanipulasi adiknya. Meskipun sedikit kesal, Retsu menyetujuinya dan segera berjalan ke mobil. Ryusei menatap adiknya yang sangat penurut dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, dan mengacak-acak rambut adiknya dengan gemas.

Di lapangan, Ellard menunggu Retsu dengan timnya. Namun mereka terkejut karena yang datang adalah Ryusei yang termasuk striker terbaik di sekolah mereka.

"Retsu sedang belajar saat ini. Aku menggantikannya" ucap Ryusei dengan dinginnya, menatap Ellard layaknya ingin memangsa sang pemuda manis itu.

"A, ah.... Begitu ya... Berbeda dengan yang Retsu katakan." Ellard menatap kagum kearah Ryusei dan dan mengajak kakak temannya itu untuk bermain bersama mereka. Ryusei menyetujui hal itu sambil menyeringai.

Pertandingan dimulai, tim di bagi menjadi dua, tim Ryusei dan Ellard. Salah satu anggota tim Ellard mengoper pada sang pemuda yang merupakan striker tim mereka namun dengan cepat Ryusei mengambil operan itu dan mencetak gol dari posisi yang tidak masuk akal. Ellard semakin kagum pada skill Ryusei. Gelandang timnya kembali mengoper pada Ellard dan karena operannya terlalu tinggi, Ellard terpaksa untuk mencetak gol. Ryusei ikut melompat untuk menghentikan Ellard mencetak gol.

'ini dia' batin Ryusei sambil menyeringai

Niat sebenarnya Ryusei bukan itu, dengan liciknya dia mendorong Ellard hingga membuat sang lawan terjatuh dalam keadaan terduduk dengan keras. Ryusei dengan manipulatif menanyakan keadaannya dan membantu Ellard berdiri.

"Danke (terimakasih), Kau lebih baik daripada penampilan mu ya" ucap ellard sambil menerima uluran tangan Ryusei.

Pertandingan kembali dimulai, Ellard berlari mempertahankan bola lalu dia dihadang oleh dua bek sekaligus dan membuatnya kembali terjatuh tanpa sengaja. Ryusei tersenyum karena ternyata hal itu lebih baik daripada skenario yang dia buat.

Pertandingan dimenangkan dengan mudah oleh tim Ryusei dengan skor 1 ─ 3. Ellard tak henti-henti menatap kagum ke arah kakak sahabatnya. Dikarenakan hari mulai gelap mereka segera pulang kerumah masing masing.

"Sampai jumpa Ryusei! Ayo kita bertanding lagi" ucap Ellard sambil mengambil bola dan melambaikan tangannya pada Ryusei.

"Ya, semoga kita bisa bertanding lagi" Ellard tampak kebingungan dengan ucapan Ryusei.

"Aku sudah kelas 6, aku harus bersiap untuk ujian dan belum lagi pertandingan bola" ucap Ryusei. Ellard pun merasa malu karena hal itu.

"A─ah... Aku lupa. Padahal Retsu pernah mengatakannya. Kalau begitu, bye - bye, kak Ryusei."

Punggung Ellard mulai menjauh, ryusei tersenyum sangat lebar dan tertawa seperti orang gila. "Semoga kau suka hadiah dariku, Ellard─chan" ujar Ryusei berbisik, membiarkan ucapannya tertelan angin.

chitraka [] blue LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang