#23 Musim Dingin Terasa Hampa

689 96 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di dalam sebuah kamar milik seorang pemuda bermarga Zhong itu, terdengar sebuah geraman dari seseorang karena berhasil dikalahkan kembali oleh temannya. "Arghhh kenapa kau pandai sekali bermain ini Lee Haechan? Tidak bisakah kau mengalah padaku?" Haechan menggeleng dengan sebuah tawa yang keluar dari mulutnya. Mentertawai pemuda Huang yang sedari tadi selalu kalah saat mereka tengah memainkan game balap mobil melalu playstation milik Chenle.

"Sayang sekali musim dingin kali ini tidak bisa bersamamu Le," ujar Haechan menatap ke arah adik tingkatnya yang tengah mengemasi barang bawaanya di dalam koper.

"Aku sudah mengatakan pada appa dan eomma akan ikut pulang ke Shanghai. Lagi pula hyung kan akan menghabiskan musim dingin dengan keluarga hyung juga."

"Benar itu, kalau Chenle di sini juga percuma. Aku dan Guanlin akan pergi ke Jilin untuk satu minggu, dan kau sendiri akan menghabiskan waktu bersama adik-adikmu." Haechan mengangguk, benar juga, ia bahkan sudah janji kepada kedua adiknya untuk menghabiskan liburan musim dingin bersama keduanya.

"Guanlin kenapa ikut hyung juga?"

"Ya biarin." Tidak, itu bukan Renjun yang menjawab melainkan pemuda jangkung bernama Guanlin yang tengah duduk di samping Renjun sambil memeluknya. Guanlin itu memang clingy sekali terhadap kekasihnya.

"Ntahlah dia selalu ingin mengikutiku ke mana-mana. Bahkan setelah kalian lulus, ia ingin satu kampus denganku."

"Alay sekali kekasihmu itu," ujar Haechan yang mendapatkan juluran lidah dari Guanlin. Ia kembali membenamkan wajahnya pada bahu sempit sang kekasih. Renjun hanya diam saja sedari tadi ditempeli Guanlin secara terus menerus.

"Lalu bagaimana denganmu dan Jisung?" Haechan kembali bertanya, membuat Chenle terdiam sejenak dan memilih untuk duduk di atas ranjangnya. Haechan hampiri adik kelasnya, lalu tangannya terulur untuk menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Chenle dan sesekali mengelus surai kehitamannya.

"Hyung, kurasa sampai kapanpun itu Jisung tidak akan pernah mencintaiku. Apa aku harus menyerah? Lagipula Jisung kan sudah memiliki calonnya sendiri." Chenle terlihat murung membuat Haechan dan Renjun menatapnya dengan sendu.

"Kau yakin jika Jihye itu memang calonnya? Sudahkah kau bertanya pada Jisung? Bagaimana jika Jisung tidak pernah menyetujui perjodohan itu?"

"Uhhh ... aku tidak tahu hyung, aku sedih sekali rasanya. Hatiku sakit saat kemarin melihatnya. Padahal kami baru saja banyak menghabiskan waktu bersama." Chenle menyandarkan kepalanya pada dada milik pemuda Lee itu, yang membuat Haechan merengkuhnya.

"Le, kurasa sedari awal kau bisa melihatnya bukan? Jika Jihye lah yang lebih sering mendekati Jisung." Renjun mengangguk menyetujui ucapan kekasihnya. "Benar, Jisung juga hanya menanggapi Jihye seperlunya saja. Sudahlah jangan terus-terusan bersedih, apa perlu hyung bertanya langsung pada Jisung?"

Waiting For Your Love (JiChen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang