***
Chenle kembali menguap, ntah sudah keberapa kalinya pemuda manis itu menguap hingga membuat Guanlin yang duduk di sampingnya ikut menguap bahkan sampai kedua matanya berair. "Berhentilah menguap Chenle, karena kau aku jadi tertular."
"Habis aku mengantuk sekali Guanlin, ku kira di awal semester ini aku bisa lebih focus untuk belajar, tetapi hasilnya sama saja." Chenle menopang dagunya dengan sebelah tangan, memperhatikan guru matematika mereka yang tengah menerangkan latihan soal yang sudah dikerjakan murid di kelas.
Sampai akhirnya sebuah dentingan bel sekolah membuat Chenle tersenyum, "Woah akhirnya selesai juga pelajaran ini," begitu ssaem berpamitan untuk keluar dari kelas setelah memberikan beberapa tugas untuk dikumpulkan minggu depan. Tenang saja, tugasnya masih minggu depan, mungkin akan Chenle kerjakan satu hari sebelum tugas itu dikumpulkan, sudah menjadi kebiasaan jeleknya memang.
"Ayo istirahat," ajak Guanlin. Chenle mengangguk dengan antusias. Ia beranjak dari bangkunya, hendak menghampiri Guanlin namun lengan kanannya ditahan oleh Jisung yang membuat Chenle menoleh kepada si pemuda jangkung itu dengan sebelah alis yang tertarik ke atas.
"Wae Jisung-ah?" Guanlin juga ikut terdiam, memperhatikan Jisung. "Keberatan jika Chenle beristirahat bersamaku?" tanya Jisung pada Guanlin. Guanlin tersenyum, "Baiklah, bawa saja anak kucing ini pergi, asal kau kembalikan lagi."
"Yak!" Chenle protes tentu saja. Guanlin hanya terkekeh, ia mengajak surai kehitaman Chenle sebelum pergi ke kantin bersama kedua temannya yang lain.
"Memang aku terlihat seperti anak kucing?" Chenle bertanya pada Jisung yang masih setia mengenggam tangannya. Jisung tampak terdiam sejenak, ia tengah berpikir ... "Lebih terlihat seperti anak bebek," jawab Jisung.
"Ih Jisung!" Jisung hanya tersenyum melihat Chenle yang tengah mencebikkan bibirnya karena kesal. Keduanya pun lantas pergi menuju kantin, Jisung menyuruh Chenle untuk menunggunya di bangku sementara Jisung pergi untuk mengambil makanan untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian Jisung kembali membawa dua buah nampan yang berisikan makanan untuk mereka berdua, manik kecokelatan Chenle berbinar begitu melihat potongan daging sapi yang berada di atas piringnya, dan jangan lupakan beberapa potong kimbab dan juga buah melon. "Woahh, menu makan siang kali ini begitu lezat sekali." Jisung menegur Chenle dengan halus.
"Minumlah dulu, dan makan perlahan," ujar Jisung. Chenle tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya, ia sudah sangat lapar jadi Chenle pun langsung menegak lemon tea yang ada di atas meja dan mulai menyantap makanannya.
"Makan dengan perlahan Chenle-ya," Jisung kembali berucap setelah melihat sisa nasi yang tertinggal disudut bibir si manis. "Uhh aku terlalu lapar tadi Ji, bahkan belum sempat sarapan. Karena Guanlin sih tidak membangunkanku."
"Jika kau lupa aku sudah menghubungimu tiga kali."
"Ah benar juga ya, hehehe kan tidak terdengar tahu Ji." Jisung menyeka sisa nasi yang tersisa disudut bibirnya hingga membuat Chenle terkesiap. Jujur saja ia masih belum terbiasa dengan perlakuan manis Jisung kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Your Love (JiChen)
FanficMenunggu Jisung membalas perasaanya membuat Chenle harus bersabar menunggu, pada akhirnya apakah cinta pertamanya akan berakhir indah? Atau Chenle yang harus menyerah dengan perasaanya karena sikap Jisung? Warn! Boy x boy Jisung dom Chenle sub Publi...