#24 Ketika Keduanya Saling Merindukan

706 80 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah hampir dua minggu Chenle menghabiskan waktu liburan musim dinginnya di negara kelahirannya Shanghai. Sore ini Chenle tengah berjalan-jalan sendirian seraya menggendong seekor anjing bewarna putih milik saudaranya. Menyusuri jalanan kota Shanghai, ia berniat untuk mampir ke sebuah minimarket seorang diri.

Begitu sampai minimarket, Chenle mengambil sebuah keranjang dorong, manik kecokelatannya menelisik ke arah sekeliling mencari sebuah rak yang berisikan makanan ringan keinginannya. "Nah ini dia, Shin kau ingin camilan juga?" Chenle bertanya pada anjing di dalam gendongannya. Dan anjing itu mengenggong sekali seolah paham dengan ucapan Chenle.

Chenle tersenyum, "Baiklah, ayo kita mencari makananmu Shin." Chenle kembali melangkahkan kakinya, ia juga mengambil beberapa camilan lainnya dan jangan lupakan sebuah minuman yang selalu ia beli.

"Rasanya sudah lama aku tidak meminum ini," minuman yang biasa Chenle beli ketika dirinya tinggal di Shanghai dulu. Chenle bahkan pernah berebut minuman itu dengan Guanlin ketika Guanlin ikut dirinya pergi ke Shanghai, untuk menemani Chenle agar tidak bosan juga.

Ketika tangan kanannya hendak merain sebuah snak anjing yang ada di atas rak, tangannya bersentuhan dengan sebuah tangan lainnya. Sontak Chenle menoleh dan menarik tangannya, "Loh? Chenle? Wah ... apakah ini sebuah takdir?"

Chenle tentu saja terkejut dengan kehadiran Sungchan di sini. Ia bahkan sampai menatap tak berkedip, membuat pemuda jangkung itu terkekeh lalu mencubit kedua pipi Chenle, dan anjing di gendongannya kembali bersuara membuat Chenle sadar. "Ka-kau? Kenapa bisa ada di sini?"

"Ah, aku sedang mengunjungi paman dan bibi. Kau sendiri?" tanya Sungchan. Seraya mengambil snack yang hendak Chenle ambil dan ia masukkan ke dalam keranjang milik Chenle.

"Aku tengah berlibur sampai tahun baru nanti."

"Wah sudah lama berarti kau di sini. Apa Shanghai kampung halamanmu?" Chenle mengangguk. Keduanya melanjutkan perbincangan mereka sembari menyelesaikan belanjaanya. Begitu mereka keluar dari minimarket, kantung belanjaan milik Chenle dibawakan oleh Sungchan, padahal ia sudah menolah tetapi Sungchan tetap bersikeras. Katanya ia ingin mengantar Chenle karena pasti Chenle akan kesulitan membawa banyak belanjaan dengan satu tangan, karena tangan lainnya tengah menggendong Shin.

"Anjingmu sangat menggemaskan, hampir sama sepertimu." Chenle langsung menoleh, kedua matanya menyipit menatap Sungchan, dan jangan lupakan bibirnya yang maju seperti anak bebek.

"Kau menyamakanku dengan seekor anjing?"

"Kenapa tidak? Anjing kan menggemaskan, kalau kau jauh lebih menggemaskan sih." Selanjutnya Sungchan mendapatkan serangan cubitan dari pemuda manis bermarga Zhong itu. Ia hanya terkekeh melihat Chenle yang kesal sangat menggemaskan untuknya.

"Kau tak apa mengantarkanku ke rumah?"

"Tak apa, aku juga sekalian ingin tahu saja rumah kakekmu." Chenle menaikkan sebelah alisnya menatap heran. Kenapa juga Sungchan ingin tahu? Apa ia berniat untuk lebih dekat dengan kakeknya?

Waiting For Your Love (JiChen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang