#18 Salju Pertama

699 92 20
                                    

Haloo aku update lagi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo aku update lagi~

***

Musim dingin adalah salah satu musim yang Chenle sukai, menurut ramalan cuaca yang baru saja ia lihat di acara berita saluran televisi bahwa salju pertama akan turun hari ini. Chenle merasa begitu senang, karena ia bisa melihat salju pertama turun, dan ia ingin mengajak Jisung untuk menantikannya.

Setelah festival kembang api kala itu berlangsung, Chenle dan Jisung semakin dekat, hubungan mereka juga banyak dibicarakan oleh murid-murid lain. Bahkan ada yang mengira jika Chenle dan Jisung itu sudah berkencan, namun Chenle beberapa kali menyangkalnya karena kenyataanya meskipun hubungan mereka berdua dekat, tetapi Chenle dan Jisung memang belum berkencan sama sekali.

Ntahlah, Chenle belum ada niatan lagi untuk menyatakan perasaanya pada Jisung. Toh, Jisung juga memang sudah tahu jika Chenle memang menyukainya. Sedangkan Jisung? Chenle bahkan takt ahu bagaimana perasaan Jisung terhadapnya.

Jisung dekat dengan Chenle, apakah ia memiliki perasaan yang sama juga terhadapnya kah? Atau malah Jisung hanya menganggap Chenle sebagai teman dekatnya? Chenle juga tidak tahu, ia tidak mau terlalu banyak memikirkan hal itu, sekarang ... ia cukup menikmati waktu-waktu yang ia habiskan bersama dengan Jisung.

Sangat menyenangkan tentunya jika Chenle bisa lebih sering menghabiskan waktu dengan seseorang yang disukainya.

Chenle berlarian kecil, gawat, ia bahkan sudah hampir terlambat karena semalam Guanlin dan juga Haechan mengajaknya untuk bermain game hingga lupa waktu. Jika ibunya tahu Chenle bergadang karena main game lagi pasti ia akan diomeli sepanjang waktu. Jadi Chenle beralasan jika semalam ia mengerjakan tugas hingga larut malam.

"Haishhh semoga saja bus masih ada," Chenle berlari, langkahnya terhenti ketika melihat lampu lalu lintas belum berubah warna. Ketika warna lampu merah sudah menyala, ia kembali berlari untuk sampai pada halte bus di sebrang sana.

"Tunggu! Pak!" Chenle berlari untuk mengejar bus, namun bus sudah melaju cukup jauh. Chenle kelelahan, napasnya terengah, ia duduk di kursi halte bus untuk menetralkan kembali napasnya.

"Bagaimana sekarang ini?" Chenle merogoh saku celana untuk mengambil ponsel dan menghubungi Guanlin. Siapa tahu jika pemuda itu sama-sama terlambat dan masih belum berangkat bukan? Setidaknya Guanlin pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda, ya karena murid kelas 2 kan memang belum boleh membawa kendaraan seperti motor atau mobil.

"Duh, kenapa Guanlin tidak mengangkatnya? Ahhh, aku bingung sekarang, kalau berlari pun tidak akan sampai tepat waktu." Chenle mengacak surainya frustasi.

Mungkin hari ini ia harus meratapi nasibnya terlambat masuk kelas dan berakhir dihukum, pada akhirnya Chenle memutuskan untuk berjalan sambil mencari halte lain, berharap masih ada bus yang menunggu.

***

Ketika bel istirahat berbunyi, Chenle keluar dari dalam perpustakaan. Ya, ia dihukum karena terlambat datang ke sekolah dan ia harus membantu menyusun buku-buku di rak perpustakaan. Chenle begitu kelelahan, belum lagi ia berjalan dari rumah hingga ke sekolahnya, bagaimana ia tidak dimarahi dan dihukum? Chenle saja datang 30 menit setelah bel masuk berdenting.

Waiting For Your Love (JiChen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang