Happy Reading!
*****
Gayatri terduduk di depan cermin, merapikan rambutnya dengan sepenuh hati.
Mendapatkan libur satu minggu terkait dengan persiapan ujian nasional untuk anak kelas tiga adalah keuntungan yang ia gunakan sebaik-baiknya sebagai siswa kelas dua. Tinggal di asrama selama dua tahun terakhir membuatnya rindu akan rumah.
Gayatri Elliora Evana, si anak kedua sekaligus putri satu-satunya dari Keluarga Evan. Gadis itu dikenal sebagai sosok yang baik dan patuh terhadap semua perintah yang diberikan oleh Ayahnya. Sebagai putri dari seorang donatur, menjaga sikap adalah nomor satu. Tidak ada alasan untuk tidak mempermalukan nama keluarganya kecuali sengaja ingin terlibat dalam masalah.
Persiapan sudah selesai. Koper berwarna putih telah berdiri di depan pintu, tinggal ditarik dan dibawa bersama mobil yang telah menunggu. Perempuan itu terlihat cantik dengan riasan tipis yang anggun. Setelah selesai, ia berdiri dan mengambil tas kecil berwarna biru.
"Mbak, Kak Gio ada di rumah?"
"Dari semalam Tuan belum pulang, Non."
"Terus hari ini nggak sekolah?"
Mei Fa, seorang bodyguard wanita yang bertugas melindunginya dari awal hingga saat ini, tersenyum. "Tuan nggak mungkin bolos. Kemungkinan beliau langsung berangkat sekolah tadi pagi."
Gayatri percaya-percaya saja.
Berbeda dengan Gayatri, Giovanni benci diawasi. Pria itu bersikeras untuk menjaga dirinya sendiri tanpa ditemani oleh orang lain. Tidak ada yang menyangka bahwa kata-katanya berhasil dipegang sampai saat ini. Giovanni menjalani hidupnya tanpa melakukan hal negatif yang bisa mencoreng nama baik.
Jika ia macam-macam, mungkin Ayah mereka bisa pulang saat itu juga.
Gayatri tidak ingin mencari gara-gara, cari aman terkesan lebih baik dari pada memancing emosi Ayahnya.
Disusul oleh Mei Fa, Gayatri turun ke bawah dan menyapa penjaga asrama. Setelah mengobrol sebentar dan mengucapkan selamat tinggal untuk seminggu ke depan, gadis itu keluar dari gedung dengan penuh suka cita.
Gayatri menoleh pada adik kelas yang kebetulan sedang berkumpul di depan gerbang, mencuri-curi pandang. Sebagai kakak kelas yang baik, ia menghampiri mereka dan menyapa. "Kalian nggak pulang?"
Ketiga adik kelas itu terlihat gelisah, seperti malu-malu untuk bicara. Tidak ada yang berani membalas sapaan tersebut selain gadis mungil dengan rambut dikuncir dua. "Kakak mau pulang?"
"Iya, nih. Soalnya temen-temenku udah duluan. Kalian gimana?"
"Iya, Kak. Karena satu kampung, kami mutusin buat berangkat bareng. Biar hemat biaya."
Gayatri mengangguk-angguk. "Emang pulangnya kapan?"
"Lusa, Kak."
Gayatri memiringkan kepala, mengulas senyuman. "Kalau begitu, hati-hati di asrama ya. Soalnya udah mulai sepi, apalagi di lantai dua. Kayaknya tinggal kalian deh anak kelas satu yang masih stay di sini."
Kali ini, si adik kelas dengan rambut dikepang membalas. "Iya, kami bakal hati-hati. K-Kakak juga ya."
"Iya dong, pasti," Gayatri tertawa manis sambil mengibarkan ujung rambut. Keempat orang itu tiba-tiba mendengar klakson berbunyi, Mei Fa sudah memanggil. "Oke deh, kayaknya aku udah ditunggu."
Namun, si gadis kecil dengan rambut pendek yang dari tadi diam tiba-tiba maju selangkah. Dia malu, terlihat dari kedua pipinya yang merah. "Kak Gayatri, kalau mau, i-ini ada hadiah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG SAMA [BL]
Teen Fiction[CERITA HOMO] [ 🔞 DI BAB TERTENTU] [DRAMA, TIDAK ADA HUMOR] [DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika diperhatikan, Reza Samuel Ivander adalah wujud dari manusia yang sulit ditebak. Dikenal karena kecerdasan dan gaya bicara yang formal, ia memutu...