Happy Reading!
*****
Clara hanya bisa terdiam saat melihat apa yang terjadi sekarang.
Biasanya, Gayatri akan berbicara bersama Gladis mengenai semua hal yang berkaitan dengan Giovanni. Karena Gayatri adalah adik kandung Giovanni, maka Gladis pun menganggapnya sebagai seorang adik. Mereka juga melihat anak itu sebagai anak yang baik dan manis. Tidak ada yang membenci Gayatri karena ia memiliki hubungan dengan teman sekaligus pilar mereka, Giovanni.
Gladis akan memedulikan Gayatri sebagai sosok yang penting. Hal itu ia lakukan demi menarik simpati dan perhatian dari Giovanni. Namun, tingkah tersebut bahkan tidak menyentuh hati sang kakak sama sekali. Dia tidak mengacuhkan bagaimana tingkah teman-temannya terhadap Gayatri. Asalkan ia diperlakukan dengan baik, Giovanni pasti tidak perlu peduli.
Namun, untuk saat ini, jangankan menyapa, Gladis saja tidak terlihat di mana-mana.
Selama tiga hari berturut-turut, Clara sudah menghubungi Gladis dan tidak ada balasan. Annisa berinisiatif untuk datang ke rumahnya pada akhir pekan, tapi ia pulang dalam keadaan hampa. Teman mereka tidak pulang ke rumah sejak hari Jumat. Bahkan hari ini tidak masuk sekolah tanpa pemberitahuan.
Ini sebenarnya ada apa?
Meski pikiran jatuh pada Gladis, tetapi pandangan tak lepas dari Reza. Lelaki itu terlihat biasa-biasa saja, seolah tidak menyembunyikan sesuatu yang mengejutkan. Dia bertingkah seperti teman, meski semua orang tahu hubungan macam apa yang ia miliki bersama teman masa kecilnya.
Reza memang pandai menyembunyikan banyak hal. Clara mulai penasaran rahasia lain yang mungkin akan terkuak di masa depan. Apa ia juga menyembunyikan pelacur di rumahnya?
Gadis itu menghela napas dengan pemikirannya yang jahat. Perasaan yang patah membuat dirinya berpikir yang tidak-tidak. Dia sudah bersumpah untuk tidak menciptakan dendam dan membiarkan semua berlalu begitu saja.
Dia harus melanjutkan hidup atau tidak sama sekali.
Clara menoleh saat Annisa kembali menyentuh tangannya. "Kok pucat? Sakit?"
"Nggak kok, cuma capek aja. Pusing gue soal minggu depan. Kenapa hari pertama try out malah Matematika?"
Annisa hanya bisa tertawa. "Salahkan dinas pendidikan. Kadang tingkahnya suka macem-macem sih."
Clara mendengus. "Bener juga."
"Kapan-kapan mau belajar bareng?"
Senyum Clara tampak merekah. Itu ide yang sangat brilian! "Boleh! Di rumah gue aja, bebas mau jam berapa."
Di sisi lain, Gayatri masih sibuk menganalisis Reza. Diperhatikan laki-laki itu dari bawah ke atas, atas ke bawah, bawah ke atas. Selalu begitu, berulang-ulang. Kedua mata menajam, mencari celah akan kekurangan. Namun, selama waktu bergerak, ia tidak melihat ketegangan atau kecemasan tergurat dari wajah sosok di depannya.
Reza terlihat tenang dan sama sekali tidak takut.
Dilihat dari mana pun, Reza adalah lelaki yang mampu membuat Giovanni jatuh hati. Selama ini, ia yakin seratus persen bahwa kakaknya itu membenci manusia berisik. Oleh sebab itu, ia menyimpulkan tipe Giovanni adalah sosok yang tenang dan pasif.
Tanpa berpikir dua kali, Gayatri akhirnya tahu siapa lelaki yang berhasil membuat Giovanni belok dari jalan yang suci.
"Gayatri belum pernah ketemu sama Kak Reza. Temenennya baru-baru ini ya? Adik kelas atau gimana?"
Giovanni merengut mendengar pertanyaan Gayatri yang tiba-tiba. Apa maksudnya itu?
"Kami satu angkatan. Tapi karena suatu alasan, kami tiba-tiba dekat." Reza berujar seadanya. Tidak ada kebohongan. Tidak berlebihan. Apa yang ia katakan adalah kebenaran. Ada alasan di balik hubungan mereka yang terkesan tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG SAMA [BL]
Teen Fiction[CERITA HOMO] [ 🔞 DI BAB TERTENTU] [DRAMA, TIDAK ADA HUMOR] [DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika diperhatikan, Reza Samuel Ivander adalah wujud dari manusia yang sulit ditebak. Dikenal karena kecerdasan dan gaya bicara yang formal, ia memutu...