Chapter 4

180 7 0
                                    

~Selamat Membaca~

"Kamu udah suka sama Rayn nggak?"

Cashel hanya menatap datar Rayn tanpa berbicara sedikitpun. Meskipun balasannya seperti itu, Rayn tetap dengan senyuman manisnya yang selalu ia tujukan pada siapapun terutama Cashel.

"Kok dicuekin sih?"

Lagi-lagi Cashel hanya diam dan menatap Rayn begitu lama. Rayn yang ditatap seperti itu pun salah tingkah.

Gadis itu menatap balik Cashel dengan tatapan lucunya. "Cashel nggak kesurupan kan?"

Cashel mengedipkan matanya berkali-kali, apa yang terjadi padanya sehingga membuatnya terpaku pada wajah Rayn?

"Cashel lucu banget sih, pengen Rayn karungin terus bawa pulang."

"Pergi!"

Rayn menundukkan kepalanya dan pergi dari hadapan Cashel.

Ihh tuh setan ngeselin banget, pengen aku cabik-cabik rasanya, batin Rayn.

"RAYNA!!"

Rayn menoleh ke belakang dan melebarkan matanya. Ia berlari menuju seseorang yang memanggil namanya.

"Shenna!!!"

"Aaaa...aku kangen banget sama Shenna."

Zeela Shenna Abimana, seorang gadis blasteran Amerika-Indonesia. Iris matanya berwarna biru dan kulitnya yang berwarna sawo matang sangat mencerminkan Indonesia. Selain itu, senyuman manis yang selalu ada membuat siapa saja tertarik dengannya.

"Masih ngejar Cashel?" Ujarnya sambil menunjuk dengan matanya pada sosok Cashel yang sedang berjalan di koridor.

"Shenna tau nggak? Cashel tuh orangnya ngeselin banget, banget, bangett. Pengen banget aku jambak gitu rambutnya biar tau rasa. Masa cewe cantik kayak Rayn dianggurin."

"Haha...secantik apapun ceweknya kalo nggak buat dia nyaman, jangan harap bisa dapetin tuh cowo! Lo harus cari cara biar Cashel nyaman sama lo."

"Caranya?" Tanya Rayn dengan antusias.

"Eumm apa ya? Lo harus se-frekuensi sama dia."

Rayn mengedipkan matanya berkali-kali mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Shenna.

"Ahh...aku harus dingin gitu kayak dia?"

Shenna menggelengkan kepalanya, menjelaskan kepada Rayn itu sangat mustahil. Otak Rayn itu sangat dangkal, sangat-sangat dangkal.

"Gini aja, coba lo deketin keluarganya pasti dia bakal tertarik sama lo."

Mata Rayn berbinar mendengarnya, ia memeluk Shenna dengan erat dan mengucapkan terima kasih. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Shenna yang terdiam sambil menganga.

---

Jam pulang sudah tiba, Rayn yang selalu pulang bersama Berlin"Berlin, tadi Shenna kasih saran loh sama Rayn."

"Apa?" Tanya Berlina pada Rayn yang sibuk dengan handphonenya.

"Rayn harus deketin ayah Rayn sama ibu setan itu."

Third GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang