~Selamat Membaca~
"Shenna, tunggu dulu."
Shenna berbalik, ia mengerutkan keningnya bingung. Tumben sekali si cabe-cabean memanggilnya?
"Nih, dari kakak gue." Shenna menerima kotak itu, ia mengangguk kecil.
"Makasih."
Saat hendak pergi, Dara mencekal pergelangan tangannya. Mau tak mau, Shenna berbalik lagi dan mengangkat satu alisnya bertanya.
"Boleh ngobrol sebentar?"
Shenna mengangguk, "Ada apa?"
"Maaf kalo harus bahas ini lagi, kenapa lo kayak biasa aja ketika tau Rayn adalah gangster?"
Shenna menghembuskan napasnya, ia sangat malas jika harus membahas tentang Rayna. "Emang masalah?"
"Nggak gitu."
"Gue dari awal udah males sama dia, keliatan banget Rayn itu orangnya sok baik." Dara tersenyum kecil di hatinya, ia sudah menduga dari awal ketika Shenna bertemu dengan Rayn. Gadis itu tampak tidak senang dengan keberadaan Rayn.
"Lo join aja sama gue dan Alisa."
Shenna tersenyum singkat lalu kembali ke raut datarnya, "Maaf, gue nggak sudi temenan sama lo."
Dara menggeram kesal, ia harus memisahkan Shenna dan Jessi dari Berlina. Berlina masih berpihak pada Rayn, Dara mengetahui itu. Meskipun setelah beberapa kebenaran buruk tentang Rayn terungkap, tapi Berlina masih setia padanya. Ia benci hal itu.
"Ngapain lo?" Dara menoleh ke samping, ia menggeleng kecil.
"Pagi-pagi udah cemberut aja." Arion kini banyak berubah, setelah kepergian Rayn dia semakin berbeda. Entahlah, apa yang membuatnya berubah?
Arion yang dulu itu cuek, tapi kali ini dia lebih peduli. Satu hal lagi, dia sekarang lebih terbuka.
"Ar, lo gapapa kan?"
"I'm fine, kenapa lo tanya gitu, hm?" Tanya Arion sambil mencubit hidung Dara gemas. Dara yang diperlakukan seperti itu hanya terkekeh kecil.
"Nggak tau, lo beda aja semenjak Rayn mati." Ujar Dara sambil mengedikkan bahunya.
"Bagus dong, gue jadi bisa deket sama lo lagi." Dara terkekeh, sebenarnya ia juga senang bisa dekat dengan Arion kembali.
"Kenapa lo jauhin gue?"
"Suatu saat lo bakal tau." Dara mengangguk-anggukkan kepalanya, inilah yang Dara tidak suka dari Arion. Lelaki itu penuh dengan misteri, sedikitpun ia tidak pernah diberi tau tentang dirinya. Padahal mereka selalu bersama waktu kecil.
----
"Dua hari lagi." Ujar seseorang pada Caily dengan senyuman miringnya.
"Rencana awal nggak gini, Rayna." Rayn menoleh kepada Caily, ia tersenyum tipis.
Tangannya terangkat untuk mengusap pipi Caily, "Rayn nggak mau buat Cail sakit hati."
Mata Caily seketika melebar mendengar ucapan Rayn, bagaimana Rayn tau? Batin Caily.
"Kok lo?"
"Aku nggak keberatan kamu punya hubungan sama Cashel. Kamu punya hak untuk menentukan siapa yang berhak kamu sayangi dan nggak. Tapi...apa Cail bisa janji untuk nggak berubah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Third Generation
Mystery / Thriller-SEQUEL OF CALISHA- Aku adalah keduanya, baik malaikat maupun iblis. Kegelapan tidak membuatku ketakutan, begitupun cahaya tidak membuatku tenang. Bahkan malam yang mencekam pun tidak membuatku ketakutan, karena apa? Sejatinya diriku memanglah kegel...