Chapter 29 (END)

119 1 0
                                    

~Selamat Membaca~

"Hah..hah.."

Rayna meraba dirinya sendiri, mimpi buruk itu terlihat sangat nyata. Ia melihat kedua tangannya yang dipenuhi dengan darah yang sudah mengering.

Ah....dia ingat. Setelah mengakhiri perang kemarin, ia memutuskan untuk merayakannya dengan minum alkohol. Ia sudah terlalu lama untuk tidur, bahkan ini menjadi tidur terlamanya.

Rayn kembali mengingat mimpi buruknya, ia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ruangan bawah tanah yang memang benar adanya. Tapi, ia belum pernah membuka sekalipun. Karena....ia takut.

Mimpi itu membuatnya ingin membuktikannya bahwasanya semua yang terjadi di mimpi buruk itu tidak lah benar. Dan keinginan dari nenek nya a.k.a yang membuat Golden Rose itu tidak pernah ada.

Rayn menatap kotak di depannya dengan ragu-ragu. Sejujurnya ia masih takut untuk membukanya, apalagi ia memimpikan hal buruk itu tentang kotak ini. Kotak yang berisi tentang kematiannya.

"Huft...." Rayn menghela napasnya sejenak, lalu ia membuka kotak itu.

Sama seperti di mimpinya, di dalam kotak itu terdapat secarik kertas. Ia mengambilnya dan membacanya.

"Sama."

'Death' atau jika dibalik akan menjadi 'HTAED'. Itu adalah kata kunci untuk membuka brangkas kayu yang terdapat di pintu lain di ruangan ini.

Rayn menatap gelisah pada pintu yang bertuliskan Golden Rose itu. Jika memang semua mimpi itu benar, apakah ia harus mengorbankan dirinya sendiri untuk Golden Rose?

Jika penerus ketiga Golden Rose mati, siapakah yang menjadi penerus selanjutnya? Apakah Golden Rose akan tetap berjalan meskipun Rayn mati?

Pertanyaan-pertanyaan itu terlintas selalu di pikiran Rayna.

Ceklek

Rayn membuka pintu itu dan melihat sekeliling ruangan itu. Sangat mirip dengan apa yang ia mimpikan. Matanya terfokus kepada foto nenek dan ibunya.

Kenapa semuanya sama dengan apa yang terjadi pada mimpinya?

"Foto ini...sangat sama."

Ruangan ini memang penuh dengan misteri. Rayn berjalan perlahan dan mendekati brangkas kayu yang berada di pojok ruangan itu. Entahlah....ia juga bingung dengan mimpinya. Kenapa semuanya sangat sama? Padahal ia belum pernah ke ruangan ini sekalipun.

Tangannya terulur untuk memasukkan lima digit huruf yang ia dapat tadi.

Klik

Dengan tangan gemetar, Rayn membuka brangkas kayu itu dan mengambil foto neneknya. Ia sudah tidak terkejut lagi dengan kesamaan yang ia liat sekali dengan apa yang terjadi di mimpinya. Rayn menyadarinya, ternyata semuanya sama.

Ia membalikkan foto itu dan menghembuskan napasnya pelan setelah melihat apa yang dibalik foto itu.

"Semuanya cuma mimpi."

Tidak ada satu kalimat pun di balik foto itu. Setidaknya semua yang terjadi di mimpinya tidak terjadi pada kehidupan aslinya. Tapi.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Third GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang