Chapter 24

126 7 0
                                    

~Selamat Membaca~

"Kak Dito!!"

Dito merentangkan kedua tangannya menyambut Rayn yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Rayn berlari menuju Dito dengan senyum sumringahnya.

"Kak Dito nakal!" Ujarnya sambil mencubit lengan Kak Dito.

Lelaki dengan usia berkepala dua itu terkekeh kecil sambil mengacak pucuk kepala Rayn dengan gemas.

"Kenapa hm?"

"Nggak pulang-pulang, Rayn kan kangen." Ujar Rayn dengan manja sambil memeluk Dito.

"Berlina mana?"

"Dia lagi pms, jadi males buat keluar." Dito mengangguk mengerti.

"Pulang?"

----

Indonesia, 01.00 a.m.

"Bagaimana dengan permainanku, hm?" Ujarnya pada seorang lelaki yang kini sedang di rantai.

"Tidak akan ada yang bisa mengalahkan Alexander Hubert, anakku."

"Dad, kita harus bergerak cepat sebelum Rayn mengetahui semuanya!" Alexander terkekeh pelan pada anaknya. Ia melangkahkan kakinya lebih dekat dengan anaknya yang sedang di borgol.

"Kita memiliki semuanya, Steve. Daddy bangga sama kamu."

Steve tersenyum puas sambil melihat monitor yang menampilkan Rayn sedang bersenang-senang dengan Dito dan Berlina.

"Anak itu sungguh bodoh, dia bilang dia mengetahui semuanya. Dia bukan Tuhan, dia hanya gadis yang lemah." Steve dan semua anggota Fire Phoenix hanya terkekeh kecil mendengar celotehan Alexander yang menurutnya benar.

"Calisha Rayana Danendra, aku berterima kasih padamu karena menjadikan anakku Ace Of Darkness. Steve Maven Hubert, dia adalah orang terkuat di dunia hahaha!!"

"Bisakah daddy melepaskan borgolku dulu?" Pintanya pada Alexander. Sudah sepuluh menit lamanya ia diborgol seperti ini padahal semuanya masih di rencanakan.

Alexander menggeleng, "Tidak, sekarang kamu hanya perlu bersandiwara, karena perang akan dimulai."

"Pukul dia!!"

----

Bugh

"Akhh!!"

Bugh

"Tolong hentikan!! Akhss!"

Bugh

Bugh

Beberapa pukulan menghantam Steve dengan cukup keras. Iya, ini adalah rencana ayahnya. Steve telah berhasil merebut hati Rayn dan sekarang Rayn harus jatuh pada Alexander.

"Rayna....Rayna...anak yang malang."

"Kamu membunuh putri kecilku demi kebencianmu, Rayna. Setiap malam saya selalu menderita ketika mengingat putriku. Apakah kamu tau bagaimana rasanya hah?!!"

"Kamu masih belum mengetahuinya?! Jessica Ravela dia adalah putriku, dia memang bukan putri kandungku tapi dia sudah seperti darah dagingku sendiri. Tapi, kamu membunuhnya! Kamu membunuhnya!!" Sarkas Alexander dengan napas memburu.

"Jika kamu ingin anak ini selamat, temui saya di markas Golden Rose malam nanti!"

Rayn terkekeh kecil mendengar ucapan Alexander. Tapi, ada satu fakta yang membuatnya terkejut bahwa Jessica Ravela adalah putri Alexander Hubert. Memang sebelumnya ia sudah tau bahwa Jessica tidak dibesarkan oleh orang tua kandungnya. Tapi, ia tidak mengetahui jika Alexander Hubert lah yang membesarkannya.

Third GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang