~Selamat Membaca~
Di ruangan yang gelap, terdapat seorang wanita yang sudah berumur tengah terduduk termenung di kursi kayu yang berada di tengah-tengah ruangan itu.
Ia hanya menatap kosong ke depan, tidak ada cahaya sedikitpun disini. Sudah satu jam, ia duduk disini dan hanya diam tanpa melakukan apapun.
"Jangan lakukan itu pada saya!!"
Entah apa yang dipikirkan, sehingga ia berteriak seperti itu. Wanita itu menangis histeris di tengah kegelapan tanpa ada seorangpun disana yang bisa menenangkannya.
"Haa....lo jahat, Calisha!"
"Gue bersyukur lo udah mati!"
Wanita itu beranjak dan mengambil kursi yang ia duduki dan melemparkannya ke sembarang arah. Ia mengambil belati kecil yang ia bawa dan menyayat tangannya serta kakinya.
"Bunda!! Jangan!"
Wanita itu memberontak, ia berusaha melepaskan pelukan dari anaknya tapi nihil. Wanita itu hanya bisa menangis di pelukan anaknya.
"Bunuh semua yang menyangkut Calisha!"
"Ayah kamu...dia jadi gila karena Calisha!"
"Arion.... kamu harus bantu bunda." Arion mengangguk, ia membawa bundanya ke dalam pelukannya lagi agar ibunya merasa sedikit lebih tenang.
----
Seorang gadis dengan balutan baju bewarna hitam dan di belakangnya terdapat logo Golden Rose tengah terbangun di ruangan yang gelap. Gadis itu membuka matanya dan mengernyit heran.
"Dimana ini?"
Ia melihat kedua tangannya yang terikat tali, gadis itu mencoba melepaskannya namun nihil.
"Azac?" Gadis itu melihat logo Azac yang tertera di pintu.
Ceklek
"Ikut saya!!"
Gadis itu menatap tajam dua orang lelaki yang memakai topeng dengan logo Azac. Mereka menarik gadis itu dengan kasar dan membawanya ke hadapan ketua Azac.
"Selamat datang pemimpin Golden Rose!" Gadis itu membalasnya hanya dengan senyuman tipisnya.
"Golden Rose akan hancur karena saya akan membunuh kamu!"
Lagi dan lagi gadis itu hanya diam dan menatap tajam sosok ketua Azac yang menyebalkan.
"JAWAB!!"
Hening, tidak ada satu kata pun yang dikeluarkan oleh gadis itu.
Bugh
Gadis itu tersungkur karena hantaman tiba-tiba dari pengawal ketua Azac yang berada di belakangnya.
"Lemah!"
Gadis itu berdiri dan berjalan mendekati kepada ketua Azac.
"Satya Dirgantara adalah ayah dari ketua Azac yang sekarang, ia juga merupakan seorang ketua Azac sebelum Arva Dirgantara. Satya Dirgantara diangkat oleh Princess of Golden Rose yang tak lain tak bukan adalah Calisha Rayana Danendra, pemimpin Golden Rose dulu. Bukankah seperti itu tuan Arva Dirgantara?"
Arva menatap kaget gadis di depannya, bagaimana gadis ini tau semuanya? Tidak ada seorangpun yang mengetahui jika dirinya adalah anak Satya Dirgantara.
"Kamu tidak lupa kan? Kamu sekarang sedang berhadapan dengan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Third Generation
Mystery / Thriller-SEQUEL OF CALISHA- Aku adalah keduanya, baik malaikat maupun iblis. Kegelapan tidak membuatku ketakutan, begitupun cahaya tidak membuatku tenang. Bahkan malam yang mencekam pun tidak membuatku ketakutan, karena apa? Sejatinya diriku memanglah kegel...