Luna merebahkan tubuhnya di lantai, hari ini benar-benar mengantuk semalaman ia tidak bisa tidur gara-gara teman-teman suaminya yang terus mengobrol dan bercanda sampai-sampai luna kesal sendiri.
Siti menoleh menatap teman sebangkunya yang tidur di keramik kelas, padahal sudah banyak mahasiswa-mahasiswi yang sudah duduk di kursinya masing-masing. siti tidak kaget ataupun heran karena temannya memang sering tidur dikelas.
Dikelas mereka yang sering tidur, luna dan didi, mereka sering tidur di keramik luna sering menjadikan paha didi sebagai bantalan. seperti sekarang ini ia menjadikan paha didi bantalannya.
"Selamat Siang" sapa seorang dosen tampan berpakaian rapih tidak lupa menenteng tas ransel laptop dan satu buku tebal.
Semua orang menoleh kaget, melihat pemandangan yang sangat indah di mata mereka, perempuan berteriak histeris melihat dosen baru yang sangat sempurna dimata perempuan.
Sedangkan laki-laki mendegus kesal iri melihat dosen muda dan tampan seperti dihadapannya sekarang ini, mereka mempunyai saingan baru dan tentunya lebih berat.
"OMG! GANTENG BANGET" teriak perempuan histeris.
"Perkenalkan nama saya gabriel ettore, saya disini dosen baru, lebih tepatnya dosen lama yang baru kembali ngajar di kampus ini, semoga kalian bisa belajar lebih baik lagi" kata gabriel dengan wajah datarnya namun terkesan sangat tampan Dimata perempuan.
"Pak, sudah punya pacar?" Tanya perempuan berambut pirang.
Gabriel melirik ia mengangguk. "Sudah" gabriel menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
"Huhh, sedih, pak, saya" lirihnya sedih.
Siti menoleh menatap temannya yang masih tidur sambil memeluk pinggang didi, yang juga sedang tidur. "Lun, didi, bangun ada dosen" kata siti pelan supaya tidak ketahuan dosen yang sedang ditanya-tanya siswi.
"Ngantuk." Lirih mereka.
Gabriel menatap kebelakang mengerutkan keningnya. "Yang dibelakang lagi apa?" Tanya gabriel.
Siti langsung menatap gabriel. "T-tidak pak, sa---"
"Hay kalian berdua, kenapa kalian tidur di kelas?" Tanya gabriel berjalan menghampiri luna dan didi yang masih tidur pulas. "Pakaiannya kaya kenal" batin gabriel.
Semakin dekat semakin jelas. rahang gabriel mengeras melihat pemandangan yang sangat ia benci, melihat istrinya berpelukan dengan pria lain secara terang-terangan. "Bangun, ini kelas bukan rumah" kata gabriel dingin dan tajam.
"Berisik, kita ngantuk" kesal luna menepis tangan gabriel yang menyentuh pundaknya, tanpa menatap.
Gabriel semakin kesal ia menarik luna sampai duduk. "Kau, berani sekali tidur dengan pria lain" bisik gabriel tajam.
"Kaya kenal suaranya" cicit luna setengah sadar.
Gabriel menatap tajam didi yang sudah bangun. "Kenapa kau berpelukan dengan dia?" Tanya gabriel marah.
Didi menoleh menatap didi. "Kami hanya tidur, pak, kami tidak memiliki hubungan apa-apa, saya sama luna sering tidur di kelas kalau tidak percaya tanya mereka" kata didi sudah sadar sepenuhnya.
"Ya, pak, yang dikatakan didi memang benar, luna sama didi sering tidur di kelas jadi kami tidak heran lagi melihat sikap mereka yang kadang bikin kesal kami karena sering di hukum gara-gara mereka yang sering tidur di kelas" jawab mereka.
Luna melotot sempurna melihat suaminya ada dihadapannya menatapnya tajam. "K-kak gabriel" kaget luna menatap gabriel yang tersenyum miring menatapnya.
"Kak gabriel ngapain di sini?" Tanya luna masih syok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Gabriel [TAMAT]
Teen FictionGabriel Ettore pria yang tampan dan kejam, siapa sih yang tidak kenal gabriel pria yang tidak tersentuh dengan perempuan lain kecuali, Luna, wanita yang sangat cantik dimatanya. ia memiliki sisi gelap yang membuat siapapun bergidik ngeri Langsung ba...