Setelah tiga hari menginap di rumah mertuanya tubuh gabriel rasanya remuk, ia tidak biasa tidur di kasur lantai yang tipis. Hari ini ia dan luna pulang kerumahnya sungguh ia sangat senang karena luna mencintainya. Ia tidak lagi takut luna akan meninggalkan dirinya.
Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya mereka sampai di rumah, sedangkan luna tidur pulas di mobil. Gabriel membopongnya keluar mobil, menatap wajah luna yang damai. Membawanya masuk kedalam kamar.
Setelah memastikan luna nyaman dengan tidurnya ia langsung mengganti baju, karena hari ini ia harus datang ke pernikahan rekan kerjanya. Menatap luna yang sudah bangun dari tidurnya.
"Sayang. Tidur lagi aja" ucao gabriel menghampiri istrinya.
Luna menatap pakaian gabriel yang rapi. "Mau kemana rapi amat?" Tanya luna menatap gabriel daru atas sampai bawah.
"Ke penrikaakan rekan kerja, kamu di sini saja" ucap gabriel.
Luna menggeleng. "Aku mau ikut" pinta luna tersenyum manis.
Gabriel menggeleng. "Jangan. Acara dilaksanakan di klub aku tidak mau kamu kenapa-kenapa" tolak gabriel.
Luna cemberut, mengelus perut bucinnya. "Bayi, papah kamu jahat banget masa dia mau ninggalin kita berdua sih. Mana udah malam gini, sepertinya papah kamu tidak sayang sama kita berdua, buktinya saja dia mau meninggalkan kita tengah malam gini. Bagaimana kalau kita di culik" ucap luna mengajak bicara janinnya.
Gabriel mendengus kesal. "Kamu jangan ngadu yang enggak benar, saya sayang sama kalian berdua" ucap gabriel.
"Kalau sayang aku ikut" ucap luna.
"Jangan---"
"Tuh kamu denger sendiri, papah kamu pelit, mamah tau papah kamu pasti mau bertemu perempuan lain, terus dia mesum di sana. Kamu jangan sedih ya, nanti kita cari papah baru aja yang lebih perhatian dan sayang sama kita ber----"
"Jaga ucapan kamu. Aku tidak suka kamu berkata seperti itu" kesal gabriel.
"Emang bener kenyataan, kamu tidak cinta sama ak---"
"Fine. Kamu boleh ikut, sekarang kamu siap-siap" putus gabriel kesal dituduh yang tidak-tidak.
Luna tersenyum lebar, ia langsung beranjak dari kasur. "Aku pakai baju in---"
"Jangan, kau mau dikatain jalang menggunakan baju itu" potong ganriel ia langsung memilih baju untuk luna kenakan. "Ini saja, ini cocok untuk bumil" ucap gabriel menyodorkan dress bunga-bunga ala Korea.
Luna mengangguk ia langsung masuk kamar mandi, dan langsung duduk di tempat rias baru menyentuh lipstik dan hendak mengoleskannya di bibirnya, seketika lipstik itu melayang jatuh kelantai. "Eh" kaget luna.
Gabriel menatap dingin luna. "Enggak usah genit. Saya tidak suka bibir kamu dikasih benda itu" ucap gabriel menunjuk lipstik dilantai.
"Ish. Bibir aku pucat kalau tidak---"
Gabriel mengoleskan lip blam ke bibir luna. "Ini saja, ini cocok di bibir kamu" ucap gabriel.
Luna mengangguk pasrah, ia menggunakan lip blam yang disuruh suaminya, sedikit mengeluarkan warna pink. Cocok di bibirnya yang sudah pink alami. "Tidak terlalu buruk" gumam luna menatap dirinya. Ia langsung menggelung rambutnya.
Gabriel yang melihat luna semakin cantik ia jadi tidak ikhlas membawa luna keluar rumah. Menatap leher jenjang luna yang putih. "Enggak rela lihatnya" cicit gabriel.
Luna berdiri menatap gabriel. "Bagaimana penampilan aku?" Tanya luna meminta pendapat.
Gabriel menatap luna dari atas sampai bawah. Menarik luna sampai membentur tubuhnya mencium leher luna sampai meninggalkan beberapa tanda merah di sana. "Supaya semua orang tau kamu sudah memiliki pasangan" ucap gabriel.
"Argh, aku malu nanti pasti ban---"
"Kita berangkat, nanti kemalaman" potong gabriel menarik luna keluar kamar.
Diperjalanan luna hanya diam, ia kesal dengan gabriel bisa-bisanya melakukan itu sekarang. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di klub, ini pertama kalinya luna datang ketempat seperti ini.
Gabriel keluar ia menarik luna, sungguh ia takut luna kenapa-kenapa. "Jangan jauh-jauh sama aku" bisik gabriel sambil berjalan masuk kedalam.
"Nanti kamu jangan mabuk, jangan minum alkohol" ucap luna.
"Hm" gumam gabriel.
Mereka masuk kedalam yang langsung di sambut teman-teman gabriel dan rekan kerjanya. Gabriel berpelukan ala cowok, tangannya tidak lepas menganggam tangan luna yang terus menatap sekeliling yang sangat ramai.
"Wow, neng luna ikut" ucap faiz menatap luna.
"Sekarang dia sudah memiliki istri kemanapun dia pergi pasti istrinya ikut" ucap teman gabriel bernama Bima.
"Asal kalian tau, Gabriel si sangar ini bisa bucin juga" ucap Bambang.
"Namanya juga pengantin baru".ucap agung.
"Heh goblok! Dia sudah lama menikah bahkan luna sedang hamil" ucap faiz.
"Oh, ya, lupa gue" ucap agung.
Sedangkan gabriel ia hanya diam menatap datar teman-temannya. "Di sini ada minuman yang non alkohol, tidak?" Tanya gabriel pada pelayan yang lewat.
"Ada. Biar saya ambilkan" ucap pelayan.
"Tumben enggak minum alkohol, biasanya minum. Bahkan makan aja lo minum alkohol" heran vino.
Gabriel menatap tajam vino. "Mulut lo ember" kesal gabriel. Takut istrinya marah.
Luna menatap gabriel. "Awas minum alkohol, aku tidak mau disentuh kamu, dan kamu tidak boleh tidur di kamar" bisik luna.
Gabriel menoleh menatap istrinya. "Tidak." Ucap gabriel malas.
"sayang, omg! Kemana saja kamu sekarang" tanya perempuan seksi berambut pirang memeluk lengan gabriel.
Sontak semua orang menoleh menatap perempuan yang merangkul lengan gabriel, begitupun luna yang melotot kaget melihat suaminya di peluk perempuan lain.
Gabriel menepis tangan perempuan itu dengan kasar. "Lo apa-apaan sih peluk-peluk gue" marah gabriel menatap tajam perempuan berambut pirang.
"Ko kamu kasar sih sama aku, sayang. Biasanya kamu manja-manja sama aku. Biasanya kamu main ke apartemen aku tapi sekarang kamu tidak lagi datang semenjak kamu menikah" tanya permepuan itu sedih.
DEG
Jantung luna berdegup kencang mendengar ucapan permepuan itu m menatap gabriel yang semakin menatap tajam perempuan itu. "Ini yang dinamakan tidak pernah main dengan perempuan?" Tanya luna sinis. Entah kenapa ia kesal dan marah.
Gabriel menoleh menggeleng cepat. "Sayang, dia bohong. Mana mungkin aku seperti itu. Dia lagi mabuk jadi dia berkata asal" ucap gabriel panik.
"Yang dikatakan gabriel benar. Dia tidak pernah main perempuan, wanita ini sedang mabuk. Kita saja tidak kenal dengan perempuan ini" kata faiz membela gabriel.
"Tuh, faiz saja berkata seperti itu" ucap gabriel.
Wanita tadi menatap semua orang yang menatapnya aneh. "M-maaf. Gue salah orang, bukan dia orangnya" ucap perempuan itu menatap gabriel yang terus menatapnya tajam.
"Hah! Maksudnya?" Tanya luna.
Perempuan tadi menatap luna. "Maaf mbak, saya salah orang saya kira pria ini mantan pacar saya yang meninggalkan saya, sekali lagi saya minta maaf" sesal permepuan itu.
"Lain kali jangan main pegang-pegang, gue bunuh baru tau rasa lo" marah gabriel.
"Maaf" ucapnya langsung pergi.
Gabriel menoleh menatap luna. "Ciye cemburu" goda gabriel.
Luna menggeleng cepat. "Tidak. Siapa juga yang cemburu, biasa saja tuh. Kalaupun benar juga enggak papa" sahut luna memalingkan wajahnya malu.
"Oh, ya. Yaudah aku mau samperin dia" ucap gabriel.
Luna menarik gabriel. "Ish, jangan lah. Oke aku ngaku kalau aku cemburu, puas?" kesal luna.
"Hahah. Gitu dong ngaku" gemes gabriel mencium singkat bibir luna.
"NYOSOR TERUS" teriak mereka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Gabriel [TAMAT]
Teen FictionGabriel Ettore pria yang tampan dan kejam, siapa sih yang tidak kenal gabriel pria yang tidak tersentuh dengan perempuan lain kecuali, Luna, wanita yang sangat cantik dimatanya. ia memiliki sisi gelap yang membuat siapapun bergidik ngeri Langsung ba...