lima

45.5K 3K 24
                                    

.
.

Di dalam sebuah ruangan yg bertuliskan CEO Room, seorang pria dengan setelan jas lengkap tengah duduk di kursi kebesarannya ia di sibukan oleh berkas berkas yg bertumpuk sangat banyak di atas meja

Darren Carl Marquez adalah nama dari pria tersebut, ia memegang pangkal hidungnya memijitnya sedikit bersandar pada kursi dan menatap langit kantornya

Drrtt! Drrtt!

Ponselnya berdering ia mengangkat nya tanpa melihat siapa yg menelpon, karena di jam seperti ini pasti sang pengasuh dari anaknya yg menelpon

"m-maafkan kami t-tuan Carl, tuan muda Daniel kabur lagi dan kami tidak bisa menemukannya di sekitar taman bermain.." ucap wanita pengasuh dari seberang

Darren memegang jidatnya, hari ini saja sangat melelahkan dengan berkas² tapi malah di tambah dengan kelakuan anaknya yg selalu saja kabur jika di bawa keluar untuk bermain ini sudah ke lima kalinya

"hm, saya akan mencarinya"

Tut!

Sambungan telpon itu di matikan terlebih dahulu oleh Darren, ia berdiri dan keluar dari ruangan tersebut menuju mobilnya

Sesampainya di sana, ada Robert sang sopir yg senantiasa membukakan pintu mobil tersebut

"apakah seperti bisanya tuan Carl?" tanya Robert tersebut dan hanya mendapatkan deheman dari sang tuan
Ia menganguk menjalankan mobilnya ke tempat anak dari tuannya biasanya kabur

Skip..

Sesampainya di tempat tersebut Darren turun dari mobilnya memasuki sebuah bangunan dengan begitu banyak mainan untuk anak-anak dan juga beberapa souvenir adventures yang menggantung di setiap jendela nya, namun bangunannya masih berdempetan dengan bangunan lain, dan tenpatnya bisa di bilang kecil

Darren menatap sang anak yg tengah duduk di lantai yg hanya di lapisi sebuah tikar bersama anak-anak lainnya

"wushh~ pecawat aniel telbang~ ngeng.." karena sangat asik bermain hingga tak sadar jika Darren terus menatap dirinya

"Daniel.." suara mengintimidasi itu mampu membuat anak-anak yg bermain tadi menjadi diam dan menatap Darren takut..

"D-Daddy thenapa kecini?"

"pulang" ucap Darren tanpa menjawab pertanyaan dari sang anak, air mata Daniel tidak bisa di bendung lagi dan pada akhirnya ia menangis

"huwaa! Aniel tidak mawu puyang hikss! Daddy jahat!" Daniel yg ingin lari tersebut langsung di cegah Darren dengan memegang tangannya, ia menarik paksa Daniel

Sedangkan pemilik 'panti' tersebut tak bisa berbuat apa-apa, karena konsekuensi nya pasti sangat berat? Siapa yg tidak mengenal Darren di daerah sini, hanya orang bodoh yg tidak mengenal dirinya

Darren menarik tangan Daniel untuk masuk ke dalam mobil nya tapi Daniel sangat menolak keras untuk masuk

"Daniel jangan buat Daddy marah.." ucap Darren hingga itu membuat Daniel terdiam, tapi tak lama Daniel kembali menangis bahkan kali ini lebih keras

"Huwaa hiks! Tidak mawuu hikss!

"Dan—"

"BANGSATT!!"

Bugh!

"tuan!"

Darren tersungkur ke jalan trotoar pakaian nya menjadi kotor, pukulan tadi sangat keras dan untung saja rahangnya tak patah

Ia bangun sembari memegang rahangnya yg sakit, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar

Ia melihat orang tadi yg ternyata telah membawa Daniel pergi di dalam gendongannya

"t-tuan anda tak apa? Hah!? T-tuan muda D-Daniel di culik, polisi! Polisi biar ku telpon polisi tuan" Darren menahan tangan Robert

Darren berdiri tegap, membersihkan debu di pakaiannya dengan cara menepuk-nepuk

"biar saja" ucap Darren Robert menjadi bingung

Darren masuk ke dalam mobil, Robert yg masih bingung tersebut di kejutkan oleh suara dari Darren yg membuatnya sadar kembali, dengan cepat ia masuk ke dalam mobil

"apa tuan ingin ke rumah sakit dulu?" tanya-nya

"ke mansion" Robert menganguk, menjalankan mobil dan pergi ke mansion

.
.

Darren membersihkan tubuhnya sesampainya tadi, ia keluar dengan hanya menggunakan bathrobe

Duduk di kasur sambil bersandar, mengambil laptop di atas nakas membukannya berniat melanjutkan pekerjaannya yg tertunda

Ia menatap sekelilingnya yg terasa aneh,sangat sepi

"Daniel" gumamnya ia hampir lupa jika anaknya itu di culik di hadapannya sendiri, mengambil ponselnya menekan nomor di kontaknya

"ada apa menelponku?" tanya Gio selaku temannya dari Darren

"tolong periksa cctv di jalan xxx"

"untuk apa? sangat jarang kau meminta seperti ini?"

"Daniel di culik dan aku ingin orang itu hidup hidup"

"HAH!! Daniel di culik!! Dasar or—"

*PIP

Darren mematikan sambungan telponnya ia tidak ingin mendengar celoteh tidak jelas dari temannya itu

Ia melanjutkan pekerjaannya tadi

Darren terus menekan Keyboard laptop nya hingga tak sadar jika malam telah berlalu dan kini sudah jam 03 : 04 dini hari

Menutup laptopnya dan beranjak dari tempat tidur menuju dapur di lantai bawah

Sesampainya di sana Darren mengambil gelas dan membuat kopi, ia meminumnya dengan perlahan entah datang dari mana terlintas di pemikirannya tentang perjodohan itu

"apa harus menikah lagi?" gumamnya seraya menatap keadaan rumahnya yg begitu sepi, tak ada maid ataupun seseorang di sana, bukan karena apa tapi ia tidak suka jika orang lain berkeliaran sembarangan dan juga ia butuh ketenangan

"apa Daniel butuh Mommy?" gumamnya lagi, ia menaruh gelas kopinya yg sudah habis ke dalam wastafel tanpa di cuci dan kembali ke kamar melanjutkan kerjanya tanpa tidur

Baginya tidur hanya membuang waktu saja dan lebih baik di gunakan untuk waktu kerja

.
.

                                               

Dikit dulu nanti baru Ren kasih panjang

.
.
.
.
.

Haechan imut banget! Ga kuatt>_<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan imut banget! Ga kuatt>_<

.
.
.

Jangan lupa Vomment dan follow yaa
Supaya Ren makin semangat buatnya

Transmigrasi Baby Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang