Ren Double Up! ❤
.
."Lo cewe ya? Kok lo netein bocil?"
Buggh!
"gw lakik!! Lo mau liat titid gw?! Tapi gw ga mao!"
Rio meringis kesakitan memegangi pangkal hidungnya yg sakit akibat pukulan dari Sean
"iya iya!! lo cowo! Sakit anjir jangan maen pukul juga kali!" protes Rio tak terima di pukul
"ga biasanya lo dateng, kenapa?" tanya Sean
"mom~" Daniel terbangun karena pertengkaran keduanya tadi, merangkak ke pangkuan Sean dan kembali tidur. Sean menepuk-nepuk bokong Daniel
"mom?" Rio menatap bingung Sean. Sean hanya tersenyum paksa
Sean memberikan kode untuk Darren dan langsung di pahami
"ayo kebawah" Rio paham ia mengikuti Darren dari belakang
.
.Beberapa menit setelah keluar tadi, Darren dan Rio bersitatap dengan sengit di ruang tamu
"om, kan saya sudah bilang mau bawa pulang Sean" Rio tersenyum namun di selimuti rasa kekesalan, pasalnya sedari tadi Darren tak ingin mengalah soal Sean
"Sean tidak akan pulang"
"Sean masih sekolah lo om, ga baik buat dia"
"apa urusanmu?"
"Taik kucing!!"
"Sean adik saya"
"tanyakan saja, apa dia ingin pulang atau tidak"
"heh Sean bakal pulang sama gw!" batinnya sombong
Sean baru saja keluar, ia menghampiri kedua pemuda yg duduk sambil bersitatap dengan sengit ia duduk di samping Rio
Rio menatap Darren dengan remeh "liat ni"
"Sean ayo pulang, nanti lo di ew*" Rio berbisik di kalimat terakhirnya
Sean nampak bingung, kenapa otak kakaknya ini sangat kotor
"ga bakal, dia ga berani" Sean ikut berbisik
"tapi lo harus pulang" Rio kembali bersuara, Sean mengusap-ngusap tenguknya
"keknya gw ga bisa, Daniel nanti nangis kalo gw ga ada bisa berabe urusannya, jadi.. Gw tidur di sini"
Rio menganga tak percaya. Memalukan ia tadi sangat sombong Rio melirik ke arah Darren. Sialnya pria itu bersmirk kearahnya seperti mengatakan..
"i win.."
"k-kalo gitu gw balik, jangan sampe lo di ew*" Sean memberikan jempol mantap ke arah Rio
.
.Setelah kepergian Rio, Sean kembali masuk ke dalam kamar Daniel. Berbaring dengan sangat hati hati, rasa kantuknya datang membuat dirinya memasuki alam mimpi yg indah dengan cepat
Di saat yg sama Darren berjalan ke lantai 2 dengan segelas kopi di tangannya, ingin mengecek keadaan Daniel, Sean juga..
Tangan Darren perlahan menarik gagang pintu kamar Daniel, ia berjalan masuk. Duduk di samping ranjang Sean, tak lupa menaruh gelas kopinya di atas nakas
Darren menatap dengan sangat lekat wajah tidur Sean, sangat cantik.. tangannya secara refleks mengusap pipi Sean dengan lembut. Bermain dengan bibir Sean menggunakan ibu jarinya
Sangat lembut dan menggoda(?)
"nghh.." Darren tanpa sadar telah memasukan ibu jarinya ke dalam mulut Sean. Mendengar desahan pelan itu membuatnya segera melepaskan tangannya
Darren menelan ludahnya kasar, ia memalingkan wajahnya sebentar kemudian mengangkat tubuh Sean, membawanya ke kamar miliknya
Sesampainya di kamar Darren perlahan menurunkan tubuh Sean, tak lupa untuk menyelimuti lelaki manis itu, tapi..
"kenapa aku membawanya kekamarku?" Darren bertanya tanya, apa itu insting?
Tak ingin banyak berpikir Darren ikut berbaring di samping Sean, sedikit memanfaatkan ia memeluk pinggang Sean dari belakang dan menyusul Sean untuk tidur
.
.4 : 00 Am
Daniel terbangun menggosok matanya sebelum menyadari Sean tak ada di kamarnya
"hikss! Mom huwee!! Hikss-mom.." Daniel turun dari ranjangnya. Berjalan keluar dengan tangisnya menuju kamar sang Daddy
Ia berjinjit untuk meraih gagang pintu, karna tak sampai ia mencoba untuk melompat pelan dan pintu pun terbuka
Daniel masuk kedalam, matanya menangkap sosok Sean yg sedang di peluk oleh sang Daddy
"hikss! Mom.." Daniel naik ke atas ranjang menyelipkan tubuh kecil nya ke tengah², ia dengan sengaja melepaskan tangan Darren dari tubuh Sean dan di gantikan oleh dirinya yg memeluk Sean
Daniel nampak senang ia akhirnya bisa tidur bersama Daddy dan mommy nya..
.
.Ren Double Up Heheh! ❤
Lop yu ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Baby Boy [HIATUS]
Fantasy"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."