Ren up! ❤
.
.Mobil yg di tumpangi Sean berhenti di area rumah yg sangat besar dan megah
"bjirr, besar banget dari rumah gw"
[itu bukan rumah mu tapi rumah 'Sean'..]
"bacot lu James!! Ganggu banget!!"
Ervan turun terlebih dahulu kemudian membuka pintu untuk Darren keluar, Sean ikut di belakangnya tak lupa Daniel yg di gendongan Sean
"tulun mom.." pinta Daniel, Sean dengan senang hati menurunkan Daniel, rasa lega ia rasakan pada area lengannya
Daniel memegang jari Sean dan menuntunnya untuk berjalan lebih cepat dari sang Daddy
"pelan² Daniel.."
"DADDY CTOP IT!" Daniel tiba² berteriak Darren dan Ervan menoleh
Daniel melepaskan tangan Sean dan berlari menghadang Darren
"aniel yg akan buka pintu.." ucap Daniel, Darren mengangkat satu alisnya, sedangkan Ervan menahan gemas nya
Daniel berjinjit bahkan melompat-lompat mencoba meraih gagang pintu itu, namun tetap saja tak sampai, Daniel akhirnya menyerah. Wajahnya terlihat kesal bibirnya mengerucut
Darren hanya menggeleng, memberi gestur untuk Ervan, Ervan yg mengerti pun langsung membuka pintu itu
Sean masuk, ia celingak celinguk mengamati setiap sudut rumah itu
Setelah tersadar jika dia saat ini seperti 'kampungan' Sean terbatuk ringan ia mengikuti Darren naik ke lantai atas Daniel juga ikut naik dan Sean senantiasa menggandeng bocah kecil itu
"mom! Mom! Aniel akan tunjukan kamal Aniel!" ucap Daniel dengan sangat antusias
Sean mengangguk "boleh, tapi setelah g-mom ngobatin daddy kamu oke?" wajah Daniel menjadi masam
"tapi, tapi Daddy udah becal bica obatin dili cendili, mom main cama aniel aja.." bujuk Daniel
"ekhem! Kamu masuk dulu, saya akan mengambil obatnya" Darren membuka pintu, Sean mengangguk dan masuk ke dalam sebuah ruangan, bisa di pastikan jika itu adalah kamar dari Darren
"kamal nya Daddy celam kan mom.." ucap Daniel, bagaimana tidak ruangan itu dipenuhi oleh warna gelap dan hanya di terangi oleh lampu tidur saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Baby Boy [HIATUS]
Fantasi"kenapa foto kelulusanku menjadi foto terakhirku.."