Sudah sebulan kedekatan chika dan shani, tak jarang mereka menghabiskan waktu bersama. Sifat shani yang dikenal cuek seantero SMA Galaksi, berubah menjadi sangat hangat dan posesif saat bersama chika.
Seperti saat ini, tanpa memberi kabar kepada chika terlebih dahulu. Shani langsung saja datang ke apartement chika.
Memang, untuk memasuki unit apartement yang dihuni oleh chika membutuhkan akses. Tetapi itu tidak menjadi masalah besar bagi shani. Karna apartement mewah itu milik papa nya.
Shani masuk ke apartement chika dengan membawa tiga kantong plastik besar yang berisikan bahan masak dan beberapa cemilan yang ia letakan di dapur. Sebelum ia memulai acara masak memasaknya, shani terlebih dahulu mengecek kamar chika.
Senyum shani merekah kala melihat sang adik yang masih tertidur pulas dengan memeluk boneka minion yang besarnya hampir sama dengan chika. Shani mendekat ke arah chika dan duduk di ujung ranjang. Shani mengelus puncak kepala chika dan mencium kening adiknya itu. Tidak berniat mengganggu tidur sang adik, shani kembali beranjak ke arah dapur dan memulai acara masak memasaknya.
-
Setelah beberapa saat shani berkutat di dapur. Kini sarapan yang ia buat untuk dirinya dan chika sudah tersaji di atas meja makan.
Kini jam sudah menunjukan pukul 7.45 WIB. Shani langsung saja beranjak ke kamar chika untuk membangunkannya. "Adek, bangun yok. Cici udah bikinin kamu sarapan" ucap shani lembut sambil mengusap wajah chika.
"Egh.. gue masih ngantuk del. Mabar nya nanti aja" gigau chika dengan suara beratnya. "Adek.. ini cici, bukan adel" ucap shani.
Karna chika juga tak kunjung membuka matanya, shani memiliki ide jahil. Ia menjepit hidung chika dan membuat adiknya itu kesulitan bernafas lalu membuka matanya. "Nah bangun juga kan" shani terkekeh melihat ekspresi chika yang kesal. "Argh ci shani.. aku masih ngantuk.." rengek chika yang masih setengah sadar.
"Hah ci shani? Kok bisa disini?" Chika terkejut dan langsung duduk. Shani menjentil pelan kening chika sembari tersenyum.
"Ya bisalah, udah ah. Sekarang kamu cuci muka, cici tunggu di meja makan" ucap shani langsung beranjak dari ranjang chika.
-
"Enak banget ci.. kalo tiap hari kaya gini, aku pasti rajin sarapan nya" ucap chika antusias saat menyicipi masakan shani. "Iyalah enak, kan cici masaknya pakai hati" goda shani menaik turunkan satu alisnya. "Iya deh iya, sipaling pakai hati" ucap chika malas.
"Eh cici dari jam berapa disini? Dan kenapa bisa masuk?" Tanya chika. "Dari jam setengah 7 cici udah sampai sini dan langsung masak. Kalo kamu nanya kenapa cici bisa masuk, ya karna ini kan apartement punya papa kita. Gimana sih kamu dek" jawab shani santai.
"Papa kita? Maksud cici?" Bingung chika membuat shani gelagapan. "A-ah i-itu, maksudnya kan cici udah anggap kamu adek cici, jadi papa cici ya papa kamu juga. Gitu loh maksud cici dek" jawab shani berusaha santai, sedangkan chika hanya ber oh ria.
"Kamu hari ini ada kegiatan gak dek?" Tanya shani kepada chika yang masih asik mengunyah.
Tring.. Tring..
Handphone chika yang terletak di samping nya itu berbunyi menandakan ada yang menelfon nya. Disana tertera nama "ngab zee👎🏻".
Sebelum mengangkat telfon itu, chika menatap ke arah shani. "Nah ini ci" ucap chika yang mengetahui zee akan mengajak nya keluar bersama dua jamet olla dan adel.
"Woi met, ntar malem ada balapan. Hadianya gede, lu mau ikutan ga?"
Ucap zee dengan suara tinggi yang membuat chika menjauhkan handphone nya dari telinga.
"Jangan teriak - teriak njing" ucap chika spontan yang mendapatkan tatapan tajam dari ci shani. "Jangan teriak - teriak ya azizi imut" dengan takut, chika mengubah cara bicaranya kepada zee. Dari pada di amuk ci shani ya kan?
"Ih sarap lo, tiba - tiba lembut. Mau ikut kagak?" sebenarnya chika kesal dengan sahabatnya ini, tetapi karna ada ci shani jadi ia harus menahan kata - kata kasarnya. "Iya iya.. gue ikut, ntar sharelok ya" jawab chika. "Mantep wir, gue mau nyiapin motor yang mantep buat lo balap ntar malem" ucap zee antusias. "Iya iya.. dah gue mau lanjut makan. BYE" tanpa menunggu balasan zee, chika langsung mematikan telfonya.
Shani menatap chika dengan tatapan kecurigaan. Chika yang ditatap seperti itu pun seketika gugup. "K-kenapa ci shani natap aku kaya gitu?" Gugup chika. "Kamu mau kemana?" Tanya shani.
"A-ah itu, zee ngajak aku nongkrong ntar malem. Ada olla sama adel juga ci" ucap chika berusaha tetap tenang.
"Cici ikut" ucap shani tiba - tiba yang membuat chika panik. "Hah? Ngapain cici ikut? Kan aku bareng temen - temen aku" balas chika.
"Emang nya kenapa kalo bareng temen - temen kamu? Kan mereka kenal sama cici" jawab shani. Chika yang kehabisan akal pun akhirnya merengek.
"Aaa ci shani.. plis yaa bolehin chika nongkrong sama temen - temen, tapi cici jangan ikut" rengek chika menampilkan puppy eyes nya. Shani pun tidak tega melihat adiknya seperti itu. "Iya iya cici izinin, tapi kamu janji dulu sama cici. Jangan ngelakuin hal yang aneh - aneh" jawab shani sedikit tegas.
Seketika mata chika berbinar setelah mendengarkan ucapan shani yang mengizinkannya untuk keluar nanti malam tanpa harus membawa shani. Chika bukan tidak mau atau tidak nyaman jika shani ikut, tapi nanti malam chika akan balapan. Mana mungkin shani mengizinkan nya, yang ada chika akan di amuk habis - habisan oleh cici nya itu.
"Yeyeyeye.. kalo gini kan enak. Gue bakalan bawa pulang tuh hadiah besar" batin chika sangat gembira.
Tbc.
Next?
Maap ya baru update jam segini, soalnya gua banyak acara di kampus😎Vote dulu dong, sapa tauu double up🤙🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
EVER LOST - END
Fiksi RemajaEVER LOST by Bxxvaxuthx_ [Cerita pertama di akun ini] Dear pembaca, jangan berharap ini cerita romance. Kakak adik lebih baik🤙🏻 - Ketika suatu saat chika mengetahui fakta bahwa saudara yang selama ini ia cari ternyata sering kali berada di dekatn...