Di pagi yang cerah ini terlihat banyak siswa/i berseragam putih abu - abu memenuhi pekarangan SMA Galaksi. Suara bel yang menandakan jam pelajaran akan segera di mulai membuat sebagian siswa/i yang masih berada di luar gerbang panik. Sama hal nya dengan jopana geng, kini mereka terkunci di luar gerbang.
"Buka dong pak ajiz, kita kan cuma telat 5 menit" mohon zee kepada satpam yang bertugas. "Iya saya tau cuma lima menit, tapi kamu telat nya setiap hari azizi.." jawab pak ajiz.
"Kita bertiga janji ini terakhir kalinya kita telat pak" timpal olla. "Halah.. gaakan lagi saya tertipu dengan rayuan maut kalian" sinis pak ajiz.
"Nanti kita beliin batagor yang biasa mangkal disini deh pak" chika mencoba merayu, tetapi tetap saja pak ajiz menjawab dengan gelengan.
"Buka aja gerbang nya pak, biar mereka ikut saya" jopana geng dan pak ajiz beralih pandang ke arah suara perempuan yang sangat mereka kenal.
Pak ajiz mengangguk dan membuka gerbang. Jopana geng bergegas masuk dan menghampiri sang ketua osis, siapa lagi kalau bukan shani.
Shani menatap keempat jamet itu dengan ekspresi datar yang membuat mereka meneguk ludah kasar, bibir pucat dan keringat dingin. Walaupun begitu, mereka tetap mengekori shani yang berjalan ke arah lapangan.
"Kalian hormat bendera selama 1 jam" tegas shani. "Aku akan ngawasin kalian, jadi jangan coba - coba kabur" sambung nya.
Jopana geng mengambil posisi hormat dan mendongakan kepala ke arah bendera merah putih yang berkibar karna hembusan angin.
Cuaca yang cukup terik membuat wajah jopana geng dipenuhi keringat dan wajah yang sudah memerah.
"Ci shani tega banget hukum kita begini" rengek zee dengan suara pelan.
"Tau tuh, cantik - cantik garang cici lo chik" timpal adel kepada chika. "Gibahin ci shani lagi, gue colok mata lo satu - satu" kesal chika.
"Jangan ngobrol woi, liat tuh ci shani tatapan nya setajam silet ke arah kita" ucap olla memperhatikan shani yang duduk di bawah pohon rindang menatap ke arah jopana geng.
Sebenarnya shani hanya memastikan kondisi chika, karna gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit. Wajah yang masih dipenuhi lebam itu menambah kekhawatiran shani kepada sang adik.
Satu jam beralalu, shani menghampiri jopana geng yang masih hormat bendera.
"Kalian udah boleh bubar. Tapi ingat, langsung masuk kelas!"Tegas shani dengan ekspresi datar. "Kecuali chika, kamu ikut aku" shani menarik pelan lengan chika dan membawa nya keluar lapangan.
Sedangkan tiga jamet sahabat chika merasa sangat lega saat ini, tetapi juga sangat lelah dan kepanasan.
"Akhirnya.. kita terbebas dari azab dunia.." olla meregangkan otot - otot nya.
"Jangan senang dulu, abis ini kita belajar MTK sama buk gaby" timpal zee membuat raut wajah olla berubah drastis.
"Kalo seneng tuh jangan berlebihan, siapa tau cuma sebentar" celetuk zee menirukan sound tiktok. Adel tertawa melihat wajah masam olla.
"Eh btw, si chika mau dibawa kemana ya sama ci shani?" Tanya adel. "Yo ndk tau, nanya wok nanya saya" olla menatap sinis mendengar jawaban zee.
-
Shani dan chika kini berada di ruangan tempat pengurus osis biasa mengadakan rapat. Tetapi kali ini hanya ada mereka berdua, karna seluruh siswa/i sedang mengikuti jam pelajaran.
"Kenapa bisa telat?" Tanya shani sedikit tegas, sebenarnya ia tak tega melihat chika yang sudah sangat lelah dan berkeringat.
"Aku minta maaf ya ci, sebenernya aku datangnya pagi. Tapi aku nungguin olla, zee sama adel di warung depan sekolah. Makanya telat" jelas chika menunduk takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
EVER LOST - END
Fiksi RemajaEVER LOST by Bxxvaxuthx_ [Cerita pertama di akun ini] Dear pembaca, jangan berharap ini cerita romance. Kakak adik lebih baik🤙🏻 - Ketika suatu saat chika mengetahui fakta bahwa saudara yang selama ini ia cari ternyata sering kali berada di dekatn...