EVER LOST - 8

1.7K 255 17
                                    


Kini jam sudah menunjukan pukul 18.30, dimana shani masih setia menemani chika di apartement. Padahal sebentar lagi chika harus pergi ke arena balap liar, tetapi shani belum saja mau untuk pulang.

Chika berpikir sangat mudah baginya untuk membohongi shani bahwa malam ini ia pergi balapan bukan pergi nongkrong biasa bersama jopana geng.

"Ci shani.. chika udah mau nongkrong sama jamet - jamet itu, cici gak pulang?" Tanya chika.

"Nanti kalo kamu pergi, cici juga pulang. Kita barengan ke bawahnya" ucap shani yang membuat chika lega.

Kini chika sudah bersiap - siap dengan jaket kulit hitam dan celana jeans robek - robeknya. Terlihat sangat keren tetapi dimata shani style chika seperti anak brandalan.

"Udah malam loh dek, gak dingin kamu pakai celana bekas gigitan tikus itu?" Ucapan shani membuat chika menatap tajam ke arahnya.

"Enak aja cici kalo ngomong, ini tuh keren tau ci. Apalagi kalo yang pakai itu aku😎" chika mendongakan kepalanya angkuh, membuat shani geleng - geleng kepala dan tersenyum melihat tingkah laku sang adik.

"Iya iya, sipaling keren deh" ucap shani lalu mengelus puncak kepala chika.

Chika sangat - sangat bahagia diperlakukan seperti ini oleh shani. Setelah kehadiran shani, chika sampai melupakan misi untuk mencari kakaknya yang sudah ia bicarakan pada dheo beberapa saat lalu.

Saat itu handphone shani berdering, menandakan ada yang menelfon nya.

"Hallo?"

...

"Oh iya gapapa, saya bisa pulang sendiri kok"

...

Shani mengakhiri panggilan tersebut lalu menoleh ke arah chika yang sedang menatap dirinya.

"Kenapa dek?" Tanya shani lembut.

"Siapa yang nelfon cici?" Bukannya menjawab, chika malah balik bertanya.

"Oh itu, bodyguard cici gabisa nemenin cici pulang. Jadi cici pulang sendiri" jawab shani.

"Gaada pulang pulang sendiri. Chika bakal nganterin cici" ucap chika tegas.

"Gausah dek, cici bisa kok pulang sendiri. Kamu pergi aja sama temen - temen kamu" jawab shani.

"Gamau, pokoknya harus sama chika. Ayok.." tanpa menunggu jawaban shani, chika langsung menarik tangan shani agar ikut dengan nya.

-

Kini shani dan chika sudah berada di mobil sport milik shani dengan chika yang mengendarai. Mengapa mereka saru mobil? Karna nanti kata chika, kalo ia sudah berada di rumah shani, ia akan minta tolong kepada zee untuk menjemputnya.

Selama diperjalanan hanya ada suara air hujan yang turun ke jalanan dan atap mobil mereka. Chika hanya fokus menyetir dan shani yang sesekali menoleh k arah chika.

"Kamu masih mau nongkrong dek? Hujan nya deres loh. Nginep di rumah cici aja ya?" Tanya shani dengan sangat lembut kepada chika.

"Bentar lagi juga reda hujannya ci, lagian nanti aku dijemput nya pakai mobil sama zee" jawab chika dengan senyuman dan dibalas anggukan oleh shani.

Ciiittt...

Chika menginjak rem mendadak saat ada dua orang bertopeng menghadang mobil mereka. Hal itu membuat shani tehuyung ke depan dan kepalanya membentur dashbord. Chika yang melihat itu pun khawatir dan melihat kondisi shani.

"Maafin aku ci, aku ga sengaja" panik chika sembari melihat kondisi kening shani.

"Gapapa dek, kebenturnya gak keras kok" ucap shani berusaha tersenyum walaupun kepala nya sedikit pusing.

EVER LOST - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang