Hari ini genap seminggu chika di rawat di rumah sakit. Terbilang lama, karna kondisi chika yang lumayan parah. Tetapi waktu terasa berjalan begitu cepat dan tidak membosankan bagi chika, karna shani dan jopana geng selalu menyempatkan waktu untuk merawat dan menjaga chika.
Di sela - sela kesibukan OSIS nya, tidak membuat shani meninggalkan kewajiban untuk menjaga sang adik.
Hari ini sangat berbeda, padahal ini hari kepulangan chika tetapi ia sama sekali tidak melihat shani. Dimana wanita yang sudah ia anggap sebagai kakak kandung nya itu? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dipikiran chika saat ini.
"Chika, apa kita sudah bisa berangkat sekarang?" Ucap dheo yang sudah membawa barang - barang chika.
"Sebenernya gue lagi nunggu ci shani, menurut lo ci shani bakalan dateng gak?" Chika balik bertanya kepada dheo.
"Mungkin dia sedang ada urusan penting dan lupa memberi kabar sama kamu chik"
Jawaban dheo membuat chika sedikit tenang. Mungkin saja shani memang benar - benar sedang ada urusan penting, pikirnya.
——
Setelah menempuh 15 menit perjalanan, akhirnya chika bisa merebahkan diri di spring bed empuk yang berada di unit apartement nya. Saat ini chika hanya menatap dalam langit - langit kamar nya. Seakan pikirannya kosong.
Beberapa saat kemudian, ada yang mengetok pintu kamar chika. Pikirnya mungkin dheo, karna tadi hanya pria itu yang berada di unit nya sedang membereskan barang - barang.
"Hallo" sapa gadis yang memiliki senyum semanis coklat dari ambang pintu sambil melambaikan tangannya.
"CI SHANI!!" Antusias chika berlari ke arah shani dan berhambur kedalam pelukannya.
"Aduh aduh.. adek cici kayanya udah sehat banget ini" ucap shani sedikit terhuyung kebelakang karna pelukan chika yang mendadak.
"Cici kemana sih? Aku nungguin cici dari tadi, iiihh" chika memanyunkan bibir bawahnya. Ekspresi chika membuat shani gemas dan mencubit pipinya. "Adek lucu banget sih kalo ngambek gini"
"Aduuh.. pipi aku sakit cici.."
"Eh iya iya, abis nya kamu gemes banget sih" shani melepaskan cubitan dipipi chika dan beralih mengelus puncak kepala sang adik.
Mendapat perlakuan seperti itu, chika seketika lupa menanyakan alasan shani tidak menjemputnya ke rumah sakit tadi.
"Kamu pasti belum makan sama minum obat kan?"
"Belum, hehehe" chika menunjukan gummy smile nya. "Cici bawa makanan, kita makan bareng ya" shani menarik pelan tangan chika menuju meja makan.
Chika makan dengan nikmat karna di suapi shani. Sebelumnya chika menolak menghabiskan makanan nya jika tidak di suapi shani, dengan senang hati shani menerima permintaan chika.
"Huh kenyang banget perut aku ci" chika mengelus perut nya. "Yang katanya gamau ngabisin makannya, sekarang malah kekenyangan" cibir shani.
"Kayanya di tangan cici ada aura - aura yang membuat aku lahap makan deh" celetuk chika. "Dasar bocil, bisa aja kamu" shani menyapu wajah chika dengan tangan lembut nya.
"Ci, aku besok mulai sekolah ya?"
"Jangan dulu dek, kondisi kamu belum terlalu fit. Mending istirahat dulu"
"Aaa.. pliisss.. aku bosen disini sendiri ci, aku pengen main sama tiga jamet itu" mohon chika. "Pulang sekolah kan mereka bisa main kesini dek" jawab shani.
"Pulang sekolah kan lama ci.. plis bolehin aku sekolah besok ya cii.." chika menunjukan puppy eyes nya.
Setelah shani pertimbangkan, mungkin membiarkan chika besok mulai sekolah tidak buruk. Karna shani sudah menanyakan kondisi chika kepada dokter yang menanganinya. Hanya saja wajah chika masih di penuhi lebam dan goresan.
"Yaudah, besok kamu boleh masuk sekolah. Tapi ingat! Jangan macam - macam!" Shani menekankan kalimatnya. "Yeesss.. besok sekolah.. besok sekolah.. makasih cici" girang chika langsung memeluk shani.
Nyaman, itulah yang dirasakan dua insan ini. Apalagi chika, gadis yang sudah beberapa tahun belakangan ini tidak mendapatkan kasih sayang dari sang bunda.
——
Kini jam sudah menunjukan pukul 9 malam, shani dan chika merebahkan tubuhnya di atas kasur king size milik chika. Dengan posisi chika memeluk pinggang shani.
"Ci, aku sayang banget sama cici. Aku bersyukur tuhan menghadirkan cici di hidup aku" ucap chika yang sedang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher shani.
"Cici juga sayang kamu dek. Jangan bikin cici khawatir kaya kemarin lagi ya" shani sedih jika harus mengingat malam dimana chika berjuang agar dirinya tidak di pisahkan dengan shani. Chika mengangguk paham.
"Cici tidur disini kan?" Shani membalasnya dengan gelengan. "Cici gabisa tidur disini dek, cici ada janji sama papa malam ini" Chika menatap shani sendu.
"Yaudah gapapa, tapi cici pulang nya sama siapa?" Chika sedikit khawatir karna kejadian beberapa waktu lalu.
"Cici di jemput supir dek, dijamin aman" jawab shani seakan - akan mengerti apa yang ada dipikiran chika.
"Buat malam ini sebelum cici pulang, boleh gak peluk aku sampai tidur? Aku kangen bunda" ucap chika sendu.
Shani mengerti perasaan chika saat ini, seakan shani melupakan janji nya kepada papa morgan untuk menjaga jarak dengan chika. Shani tidak bisa jika harus berjauhan dengan adik kecilnya itu. Langsung saja shani memeluk chika dan mengelus puncak kepalanya dengan sangat lembut.
"Tidur yang nyenyak ya dek, untuk sementara waktu kita jaga jarak dulu ya" shani tersenyum kecut memperhatikan wajah adiknya yang sudah tertidur pulas. Perlahan air matanya mengalir kala mengingat begitu banyak rintangan yang harus mereka hadapi agar bisa bersama - sama layaknya saudara kandung lainnya.
——
Tbc.
Next?
Maap ya kalo kependekan dan jarang up, tapi gua selalu usahain kok.
Biar jamet jamet kek kalian gak ngamok teruuuss🫢😗Tapi maaapp banget kalo cerita nya gak nyambuk, kalian bosen gak? 🥲

KAMU SEDANG MEMBACA
EVER LOST - END
Novela JuvenilEVER LOST by Bxxvaxuthx_ [Cerita pertama di akun ini] Dear pembaca, jangan berharap ini cerita romance. Kakak adik lebih baik🤙🏻 - Ketika suatu saat chika mengetahui fakta bahwa saudara yang selama ini ia cari ternyata sering kali berada di dekatn...