Happy Reading!
Arvind melangkah keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah.
"Di mana Ayyara?" tanya Arvind pada pelayan yang sedang membersihkan ruang tamu.
"Ada di kamarnya, tuan."
Arvind mengangguk lalu menatap sekeliling. Sepertinya orang tuanya tidak ada di rumah.
"Tuan dan nyonya bilang akan menginap di luar malam ini, sepertinya ada acara." ucap pelayan tadi dengan sopan membuat Arvind menyeringai.
"Ada berapa pelayan di rumah ini?" tanya Arvind membuat pelayan tadi terdiam. Untuk apa tuan Arvind menanyakan jumlah pelayan? Apa akan ada naik gaji.
"Anu tuan.. "
"Aku ingin kalian semua pergi malam ini." potong Arvind lalu mengeluarkan uang dari dompetnya.
"Ha tuan.. Ini untuk apa?" tanya pelayan tadi kaget saat diberi uang segepok.
Arvind mengisyaratkan agar pelayan tadi diam. "Kecuali satpam dan bagian keamanan lain, aku ingin kalian semua pergi keluar malam ini. Gunakan uang itu dan beli apa saja yang kalian inginkan." ucap Arvind pelan membuat pelayan tadi mengangguk. Sepertinya ia mengerti.
"Baik tuan. Terima kasih."
Arvind mengangguk lalu melangkah menuju kamarnya. Lebih baik ia menemui Ayyara nanti malam saja saat semua pelayan pergi. Jujur saja, Arvind sangat merindukan wanitanya itu dan mungkin malam ini mereka akan bicara banyak hal.
Tepat jam delapan malam, Ayyara yang baru saja bangun tidur segera masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci wajahnya.
"Sepertinya ada yang berbeda." gumam Ayyara. Rumah terasa sangat senyap dari biasanya. Dan tidak ada pelayan yang datang memanggilnya untuk malam malam.
Ayyara menyentuh perut besarnya lalu menghembuskan napas pelan. Sekarang ia merasa sangat lapar. Dan entah mengapa ia begitu ingin makan mie instan.
"Mama dan papa kan tidak di rumah, itu berarti aku bisa makan mie instan." gumam Ayyara pelan lalu tersenyum lebar. Ini adalah kesempatan yang sangat langka. Karena semenjak hamil hingga sekarang ia tidak diijinkan memakan mie instan. Padahal kan kalau sesekali tidak masalah.
Ayyara bergegas keluar dari kamar dan melangkah menuju dapur sembari bersenandung riang. Entahlah, seperti ada sesuatu yang sangat membahagiakan.
Mungkin karena ia akan makan mie instan setelah sekian lama atau_
Langkah kaki Ayyara terhenti setelah melihat seseorang sedang memasak di dapur. Seorang pria bertubuh tinggi dan besar.
"Tu.. tuan." panggil Ayyara kaget. Ia tidak mungkin salah lihat. Itu tuan Arvind.
Sedang Arvind yang merasa dipanggil namanya hanya bisa diam membeku. Ia berniat memasak lalu membangunkan wanita itu tapi ternyata Ayyara bangun lebih cepat dari perkiraannya.
"Tuan sudah pulang?" tanya Ayyara mendekat. Merasa sedih karena tuan Arvind hanya diam dan bukannya berbalik menatap dirinya.
Arvind berusaha mengendalikan detak jantungnya lalu berbalik.
"Aku pulang." ucap Arvind dengan senyum manis membuat Ayyara sukses menitikkan air matanya.
Melihat Ayyara yang menangis membuat Arvind segera mematikan kompor kemudian melangkah mendekati wanita itu.
"Hiks"
"Jangan menangis, aku tidak pulang untuk melihatmu menangis." ucap Arvind lalu menghapus air mata Ayyara dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengandung Anak Tuan Arvind
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Ayyara, gadis berusia dua puluh tahun yang berasal dari keluarga miskin. Bukan hanya miskin, keluarganya juga memiliki setumpuk hutang. Untuk membayarnya, Ayyara terpaksa menerima tawaran dari wanita kaya untuk melahirka...