🌼22 (21+)

224K 3.8K 124
                                    

Happy Reading!

"Namanya Ayyara, nyonya. Gadis itu dibayar oleh nyonya Karin untuk mengandung seorang anak." beritahu Wahyu, orang kepercayaan Juwita.

"Lalu?"

"Sesuatu terjadi dan gadis itu mengalami keguguran."

"Dan sesuatu itu adalah?" tanya Juwita meminta penjelasan lebih.

"Jatuh dari tangga." ucap Wahyu membuat Juwita terkekeh. Orang bodoh juga tidak akan percaya dengan kebohongan itu. Pasti terjadi sesuatu dan itu pasti berhubungan dengan putranya.

"Lanjutkan!"

Wahyu mengangguk lalu menceritakan semua yang ia tahu. Tentang siapa Ayyara dan tuan Arvind yang membayar dokter untuk tidak melakukan inseminasi buatan. Serta mengajak wanita bernama Ayyara itu pergi ke pesta hingga membuat nyonya Karin marah.

"Jadi Karin tidak tahu bahwa wanita yang diajak putraku itu adalah wanita yang ia bayar?" tanya Juwita memastikan.

"Benar, nyonya. Sepertinya nyonya Karin mendapat foto yang tidak jelas. Kemungkinan besar tuan Arvind yang mengirim foto itu secara sengaja." jelas Wahyu membuat Juwita mengangguk mengerti lalu meminta orang kepercayaannya itu untuk pergi.

Juwita menghela napas lalu terkekeh pelan. Sepertinya memiliki seorang menantu dari desa tidaklah buruk. Dari pada menantu seperti Karin yang menyebalkan serta pembangkang. Kali ini ia ingin seorang menantu yang baik dan penurut.

Disisi lain, Arvind yang baru saja pulang ke rumah segera melangkah menuju kamar di dekat dapur.

Ceklek

Bukk

"Arghh tuan." Jerit Ayyara lalu segera melangkah mundur. Ia baru saja mandi dan hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya. Tadinya ia berniat memakai BH, namun belum apa-apa tuan Arvind sudah masuk dan membuat BH yang tadi ia pegang jatuh ke lantai.

Arvind terkekeh lalu menutup pintu serta menguncinya kemudian melangkah mengambil BH yang jatuh di lantai.

"Tu_tuann" Panggil Ayyara pelan lalu menunduk malu.

"Tidak perlu malu, lagipula saya sudah sering melihatnya." sahut Arvind lalu memasukkan BH yang ada di tangannya ke dalam lemari.

Ayyara melotot. Ia ingin menegur namun takut.

"Tidur menggunakan BH akan menimbulkan penyakit." beritahu Arvind lalu melangkah menaiki tempat tidur.

Ayyara segera membuka lemari lalu mengambil salah satu dasternya kemudian melangkah menuju kamar mandi. Setelah memakai daster, Ayyara segera keluar dan berdiri di dekat tempat tidur.

"Apa yang kau lakukan? Cepat tidur!" tegur Arvind yang sudah mengambil posisi di tengah-tengah kasur kecil yang biasa Ayyara tempati.

"Aa_saya akan tidur di bawah." ucap Ayyara lalu melangkah mengambil bantal, dan_

"Arghhh" Arvind segera menarik lalu menggulingkan tubuh Ayyara kemudian memeluknya erat.

"Hmmmppp"Arvind menyembunyikan wajahnya dileher Ayyara dan menyesap wangi sabun yang menempel di tubuh wanitanya.

"Tuan." cicit Ayyara pelan. Pasalnya saat ini ia sudah seperti guling kecil tuan Arvind.

"Hn?"

"Lepas, tuan!"

Arvind membuka matanya lalu bergerak menatap wajah Ayyara. "Bisakah kau diam? Saya sangat lelah, Ayyara." ucap Arvind lembut.

Ayyara terhenyak. Wajah tuan Arvind terlihat benar-benar tidak baik, sepertinya kurang tidur dan juga lelah yang menumpuk.

Mengandung Anak Tuan ArvindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang