6. The Task

6.5K 719 30
                                    

Tak terasa dua hari telah berlalu. Tidak ada kejadian apapun yang membuat Jaemin ingin membunuh dirinya sendiri karena frustasi. Paling hanya menjambak rambutnya tak tahan dengan kepolosan sang hybrid.

Hari ini Jaemin mendapatkan tugas baru. Biodata calon korbannya telah dikirimkan lewat surel rahasia. Jaemin telah menghafal wajah bajingan itu dan apa kelakuan brengseknya.

Dari pagi buta ia telah bersiap. Mandi, mengecek senjata, dan mensugesti dirinya sendiri. Jujur saja, Jaemin merasa lega karena korbannya kali ini adalah seseorang yang jahat.

Bila seorang tak berdosa yang harus ia tutup usianya, maka semakin sedikit keinginannya untuk hidup sehat dan lama.

Jaemin memakai kaus hitam polos selagi berjalan ke dapur. Ia berjongkok, mengambil dua buah cup nasi instan untuk dihangatkan di dalam air yang sebelumnya telah ia didihkan.

PLUNG

Tutup panci besar itu ia letakkan kembali untuk mempercepat pemanasan nasinya.

Berjongkok lagi, Jaemin mengeluarkan dua buah telur, sekotak nori, wadah garam, dan sebungkus kecil kimchi.

Di penyangga sebelah kiri, Jaemin letakkan teflon agak kecil yang telah gosong untuk menggoreng telur. Dengan satu tangan, dua buah telur kecil itu dipecahkan lalu ditaburi garam.

Sebelah sudut bibir Jaemin terangkat puas berhasil membuat telur mata sapi yang sempurna.

Ia menggosok rambutnya kasar sambil menahan perih minyak yang sedikit memercik.

"1J!" panggil Jaemin.

Tidak mendapat respon, Jaemin memanggil lagi. Kali ini lebih keras dan penuh urgensi.

"1J bangun!"

"Eung~?" Rengek sang hybrid sedikit terganggu. Ia mengucek matanya malas sambil menguap lebar.

Matanya masih menyipit dan sesekali tertutup. Ia hanya merasa semakin mengantuk merasakan hangat dari dapur dan aroma khas Jaemin yang baru mandi.

"Keluar!" titah Jaemin mampu menggerakkan kakinya secara otomatis. 1J keluar dari kandangnya tanpa melihat, sudah hafal di luar kepala jarak dirinya dengan jeruji pendek itu.

Ia masuk ke celah yang memang Jaemin perbolehkan: di antara meja dan sofa.

Teflon berisi telur yang masih mendesis sudah ada di meja. Kuning telur yang bulat di tengah-tengah bentuk putih bak awan menyapanya hangat.

1J mengedutkan telinganya senang melihat telur yang cantik itu. Di sekelilingnya juga sudah ada kimchi dan nori yang ditaruh sekalian di dalam teflon.

Jaemin kembali dengan memegang ujung cup nasi instan yang masih sangat panas. Titik-titik air yang jatuh dari rambut Jaemin mengenai kepala sang hybrid saat yang lebih besar menunduk.

1J mendongak sambil tersenyum kecil pada Jaemin, suka dengan kesegaran yang menguar dari tubuhnya selepas mandi. Ia perhatikan laki-laki yang memakai celana pendek itu kembali ke dapur mengambil alat makan.

"Cepat makan. Aku harus pergi," ujar Jaemin terburu-buru, setengah berlari menghampiri ruang tamu. Hampir membanting dua sendok besarnya ke meja.

"Pergi kemana?" Tanya 1J. Ia mengambil dan menggigit sendoknya lucu, bersabar menunggu Jaemin memutari meja untuk duduk di sebelahnya.

"Tidak usah tanya."

Sang hybrid cemberut namun menurut. Keduanya makan dalam diam, sesekali suara kecil 1J mengudara, memuji kenikmatan santapan sederhananya.

"Ingat, jangan masuk ke kamarku dan jangan sentuh apapun disini," ucap Jaemin sambil mengunyah. "Jangan bukakan pintu untuk siapapun dan jangan berisik. Aku akan pulang secepatnya."

LIMBO || JAEMJEN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang