Jeno asyik memakan jeruknya sambil menonton sebuah animasi bertokoh utama seekor pinguin berwarna biru dengan kacamata bundar oranye yang tengah dilempari bola salju.
Di belakangnya, berbaring santai di sofa dan menumpu kepalanya menghadap televisi juga, Jaemin menggerakkan satu tangannya malas. Berusaha menangkap ekor putih tebal yang bergoyang kesana kemari itu, melengkung pada punggung sang hybrid seperti kue yang tak ia ingat namanya.
"1J," panggil Jaemin bosan. Tidak ada tugas lagi sukses menjadikannya pengangguran.
"Hmmn~?" Telinga besar 1J berkedut kecil sebelum menolehkan kepalanya pada Jaemin.
"Kau mau kesitu tidak?" Tawar Jaemin, ia mengambil kulit jeruk yang sang hybrid emut kemudian menunjuk televisi, merujuk pada tempat para hewan-hewan berwarna-warni itu bermain.
Yang lebih kecil memperhatikan serial kartunnya serius, tidak mengerti akan maksud Jaemin. Ia tatap bolak-balik benda pipih dan sang pemuda yang merotasikan bola matanya malas.
"Lihat salju. Mau tidak?"
Jaemin menahan senyumnya, puas dengan mata seindah obsidian yang langsung berbinar-binar cemerlang itu. Ia menutup telinganya, sudah tau yang lebih kecil akan bersorak heboh dan meneriakkan:
"MAUUU EMINN! MAU MAU MAUU!!"
Tubuhnya seketika memberat, ditindih 1J yang tak bisa menyembunyikan keantusiasannya. Ia peluk pinggang sang hybrid sembari menangkap ekornya yang memukul-mukul paha, satu tangan lagi menahan wajah menggemaskan yang mendekat ingin memberikan kecupan senang itu.
"Tapi kau harus berjanji dulu."
"Janji apa Emin?" 1J menelengkan kepalanya imut, menyerang Jaemin dengan tatapan polos dan penuh tanya.
"Harus menurut padaku."
Memang tidak spesifik, pokoknya Jaemin tidak mau sang hybrid nakal dan menimbulkan kehebohan yang justru membahayakan dirinya sendiri.
1J mengangguk kuat, tanpa pikir panjang menyanggupi syarat tersebut. "Iya, Emin. Iya!"
"Sana, aku mau ganti baju."
Sang hybrid sontak menyingkir dari perut yang lebih besar. Ia memperhatikan Jaemin yang masuk ke dalam kamar sembari menunggu di samping sofa, menjejak-jejak kakinya bersemangat sesekali melirik televisi.
Ia memang tidak menyukai warna putih, tapi jalan-jalan berdua dengan Jaemin dan saling berperang bola salju seperti yang para karakter itu lakukan tampaknya sangat mengasyikkan.
"Sini, kenapa disitu?!" Seru Jaemin tak sabar. Ia kira sang hybrid sudah ada di dekatnya.
Cepat-cepat 1J berlari kecil menghampiri sosok yang ia sukai itu.
"Angkat tanganmu."
Suruhan Jaemin ia lakukan tanpa penolakan sama sekali. Ia ditelanjangi begitu saja, membuat surai tebalnya acak-acakan. Masih mengangkat tangannya, sebuah fabrik berbahan wol tebal lolos melewati kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMBO || JAEMJEN ✔️
FanficMembawa lari sesosok Hybrid dari laboratorium dan menitipkannya pada seorang pembunuh bayaran, mau tak mau Renjun lakukan. Apa yang mendorongnya melakukan aksi nekat itu? Lalu bagaimana kelanjutannya, apakah akan ada akhir bahagia bagi mereka yang t...