Seorang laki-laki muda yang mengenakan jas laboratorium putih melebihi lipatan lututnya itu memindai sekeliling was-was. Bibir tipisnya dilipat penuh tekad, berharap dapat menyelesaikan misi pribadinya dengan sempurna.
Matanya tajamnya yang serupa rubah memicing, memperhatikan lorong sepi berdinding putih bersih dengan ubin mengkilap yang memberikan kesan steril dan hampa.
Ia menaikkan maskernya, bersiap membuka sebuah pintu yang berada hampir di ujung lorong -bersama dengan pintu-pintu lainnya- lantai empat laboratorium tempatnya bekerja.
Target utamanya disana, yang menyebabkan dirinya bersembunyi seperti penguntit di balik belokan keberlanjutan penuh jejak kekejaman yang sengaja ditutup rapat-rapat dan dirahasiakan dari dunia luar.
"Renjun? Sedang apa?"
Sapaan ramah barusan membuat laki-laki yang ternyata bernama Renjun itu berjengit kaget.
"Oh, biasa~" ujar Renjun sok santai, ia menegakkan punggung, sok-sok menepis debu di jas laboratoriumnya. "Pemeriksaan harian."
"Gugup sedikit, Doyoung-ssi."
Sesama peneliti yang menyapa Renjun itu tertawa kecil. Tangannya yang dimasukkan ke kantong jas laboratorium menampakkan personalitynya yang santai dan penuh kelakar. Surai hitam halus yang menutupi dahi Doyoung bergoyang pelan, mengikuti ritme tawa merdu yang ia keluarkan.
"Hahaha~ kau ini seperti anak baru saja. Cepat lakukan! Tahu sendiri tabiat Professor Lee bagaimana."
Renjun meniru gestur Doyoung. "Hahaha~ habisnya setiap hari ada saja yang baru. Bagaimana aku terbiasa, Doyoung-ssi?"
Doyoung hanya membalas candaan setengah serius Renjun dengan senyum tipis namun pedih. Mengerti dengan apa yang Renjun rasakan, berusaha mematikan nurani demi menuntaskan rasa penasaran.
Ia menepuk bahu Renjun lembut seolah menguatkan pemuda itu bertahan di tempat terpencil penuh pengorbanan dimana mereka sekarang terjebak.
Tanpa berkata apa-apa lagi Doyoung pergi, meninggalkan Renjun sendirian mengamati target utamanya hari ini.
Setelah tak lagi terdengar langkah kaki Doyoung yang bergema, memantul di antara lorong, Renjun melemaskan tubuhnya. Mensugesti dirinya sendiri agar tidak gemetar dan percaya diri dengan rencana matang yang sudah disusunnya sejak beberapa bulan lalu.
"Persetan, aku harus berhasil hari ini!"
.
"Humph!"
Keluhan kecil itu terdengar kencang di tengah-tengah ruang serba putih dan kedap suara yang menyelimutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMBO || JAEMJEN ✔️
FanficMembawa lari sesosok Hybrid dari laboratorium dan menitipkannya pada seorang pembunuh bayaran, mau tak mau Renjun lakukan. Apa yang mendorongnya melakukan aksi nekat itu? Lalu bagaimana kelanjutannya, apakah akan ada akhir bahagia bagi mereka yang t...