Jumat, 10 Maret 2023.
"Beraninya kamu menjebak Yukinohara-san!"
Yang berkata begitu adalah seorang murid yang tidak pernah kulihat bersama dengan Nozomi-san. Beberapa temannya mencoba menahannya dari memukulku. Kalau tidak salah namanya Tachibana Miharu.
Nozomi-san sudah pulang dulu untuk melihat tubuh ayah dan ibunya. Karena ada beberapa anak yang kebetulan mendengar kejadian tadi setelah anak Pak Kepala Sekolah masuk dan membiarkan pintu terbuka, keributan tadi tersebar dengan cepat ke seisi sekolah. Begitu aku kembali ke kelas, semua murid menyalahkanku. Aku sudah tahu itu.
Aku datang hanya untuk mengambil tas, dan pulang. Bukannya tidak tahan berada di sana, akan tetapi aku tidak tahan dengan diriku sendiri telah membuat semua ini terjadi.
Aku pergi ke rumah sakit yang tadi dibilang oleh Pak Kepala Sekolah kepada Nozomi-san. Meski agak takut, aku menanyakan apakah barusan ada anak kecil seusiaku dari keluarga korban datang. Resepsionis menanyakan hubunganku dengannya, aku hanya bisa menjawab bahwa kami satu sekolah.
Aku pun berjalan menuju ke tempat di mana Nozomi-san berada. Di sana, Nozomi-san melihat dari jauh tubuh orang tuanya, dibawa ke kamar mayat. Aku bersembunyi di balik tembok, melihatnya... memukul dadanya sendiri sambil berkata "Pembela Keadilan harus tersenyum...! Tidak boleh menunjukkan sisi lemah sembarangan, apalagi di depan orang yang butuh pertolongan...!"
... betapa bodohnya diriku.
Kenapa aku menyusulnya ke sini, padahal aku yang telah membuat kemalangan menimpanya?
... Karena tidak kuat melihat ekspresi Nozomi-san, aku pun pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, entah kenapa Nii-sama juga sudah pulang. Padahal seharusnya ini masih jam sekolah. Okaa-sama juga, padahal seharusnya ini jam kerja.
Yang aku ingat selanjutnya adalah mereka menyiksaku karena telah gagal, dan mengurungku di kamarku yang kosong tanpa barang pribadiku. Hanya ada makanan instan untuk aku makan selama aku dilarang untuk pergi ke sekolah. Walau sebenarnya tanpa mereka suruh pun, aku juga tidak punya keberanian untuk pergi ke sekolah.
Aku tidak punya keberanian untuk menghadap Nozomi-san...
...
... Kapan terakhir kali aku makan?
Beberapa hari ini, makananku sudah habis. Tidak ada yang datang untuk membersihkan kamarku, atau membawakan yang baru. Nii-sama dan Okaa-sama juga tidak tahan baunya, membiarkan kamarku tidak dibersihkan, dan berhenti mengunjungi kamarku untuk menyiksaku secara fisik.
Sekitar satu bulan telah berlalu. Semester berakhir, libur selesai, dan semester baru datang. Aku masih belum dibolehkan, maupun berniat pergi ke sekolah. Akan tetapi saat Nii-sama pulang, dia menyemprot depan pintu kamarku dengan pengharum dan berkata... "Barusan aku dengar kabar bagus di hari pertama setelah kenaikan kelas, si menyebalkan itu katanya menghilang, lho!"
... Nozomi-san... menghilang...?
"Jangan-jangan dia menyusul orang tuanya, ahahaha!" tambah Okaa-sama, yang sepertinya juga ada di balik pintu.
Mendengar itu, aku berniat keluar. Akan tetapi, aku masih dikunci di kamar.
"Berisik. Semuanya karena kau menjebaknya, kan. Kami tidak pernah memaksamu, kami hanya memberi pilihan," tambah Nii-sama.
Salahku... ini semua salahku... Nozomi-san telah...
"Kenapa kamu dan ibumu yang mengganggu ketertiban rumah tangga kami, tidak menyusul mereka saja?" lanjut Okaa-sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/344929428-288-k634645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At the Boundary [Tamat] + Extra
Fantasy境界線にて (Kyoukaisen nite) / Di Perbatasan Kehilangan orang tuanya dan semangat hidup, Nozomi terbangun di sebuah tempat misterius. Di sana ternyata adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang kehilangan semangat hidup, 'Perbatasan'. Meski dengan aturan...